SIG

SIG Fokus Pemanfaatan Sampah sebagai Bahan Bakar Alternatif

Sampah di Indonesia masih terus menjadi permasalahan krusial yang membutuhkan peran dari berbagai pihak.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
foto: sig
Lokasi fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Refused Derived Fuel (TPS RDF) di Tritih Lor, Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah. 

SURABAYA, SURYA - Sampah di Indonesia masih terus menjadi permasalahan krusial yang membutuhkan peran dari berbagai pihak.

Tak hanya itu, pola penanganan yang simultan melalui program jangka panjang yang komprehensif dianggap sangat dibutuhkan untuk mengurai problematika yang cukup kompleks ini.

Beruntung, banyak pihak baik mulai sadar dan secara senyap maupun terang-terangan tergerak untuk ikut ambil tindakan.

Imbauan 3R (reduce, reuse and recycle), misalnya, sudah cukup familiar di masyarakat sebagai dampak dari kampanye positif yang digaungkan oleh sejumlah pihak.

Tak terkecuali juga inisiatif yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia Tbk (SIG) yang memilih untuk  fokus terkait masalah sustainability.

"Dengan didorong oleh visi perusahaan dan sustainability strategy yang kami miliki, maka fokus kami lebih pada circular economy business sebagai keunggulan kompetitif kami," kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama SIG, Rabu (6/1/2021).

Demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan, menurut Hendi, pihaknya berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi demi memaksimalkan kinerja perusahaan dan kemanfaatannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Salah satunya yaitu melalui upaya pemanfaatan energi alternatif untuk bahan bakar, sebagai bagian dari dukungan perusahaan terhadap langkah pemerintah dalam mengurangi penggunaan batu bara. 

"Kami ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan juga masyarakat luas,” tutur Hendi.

Dijelaskannya, semua pabrik SIG kini tanpa terkecuali telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar alternatif.

Di pabrik Solusi Bangun Andalas (Aceh), Semen Padang (Sumatera Barat) dan Semen Tonasa (Sulawesi Selatan), misalnya, bahan bakar alternatif yang dipakai berasal dari sekam padi dan serbuk gergaji. Sedangkan sejak 2008 lalu, seluruh operasional di Pabrik Tuban, Jawa Timur, juga telah menggunakan bahan bakar biomassa dari sekam padi, sabut kelapa, limbah tembakau, dan juga biji jagung.

“Semua limbah pertanian itu kami dapat dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur, antara lain Tuban, Lamongan, Bojonegoro, dan Banyuwangi. Tahun ini, setiap bulan Pabrik Tuban menerima kiriman sekam padi sebanyak 2.553 ton, cocopeat sebanyak 244 ton, limbah tembakau sebayak 244 ton, serta kertas reject sebanyak 90 ton, semuanya untuk sumber bahan bakar alternatif kami," ungkap Hendi.

Sedangkan untuk pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan salah satu anak usaha perusahaan, lanjut Hendi, pihaknya telah memanfaatkan sampah perkotaan (Municipal Solid Waste/MSW) sebagai bahan bakar alternatif dalam pembuatan semen lewat fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Refused Derived Fuel (TPS RDF) yang dibangun di daerah Tritih Lor, Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.

Fasilitas tersebut telah diresmikan pada Juli 2020 dan merupakan fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu pertama di Indonesia.

Fasilitas ini dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap (dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, DLH) yang berkerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta mendapat dukungan dari Kementerian LHK dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved