Berita Bondowoso

Pencarian Jejak Peradaban Majapahit di Bondowoso, Ditemukan Batu Bata Kuno pada Kedalaman 5 Meter

Pencarian jejak peradaban Majapahit di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso terus dilakukan.

Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Parmin
Foto: bpcb jatim
Tim BPCB tengah melakukan proses ekskavasi awal di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso. Hasilnya, mereka menemukan batu bata merah kuno di titik 2 samping sumur lama. 

 
SURYA.co.id, Bondosowo - Pencarian jejak peradaban Majapahit di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso terus dilakukan.

Sekitar dua pekan lalu Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Bondosowo melakukan ekskavasi awal atau penggalian.

Penggalian dilakukan di 3 titik, yakni di area lapangan sodor, samping sumur lama, dan kebun sengon. Ukuran galian sekitar 1x1 meter. Proses penggalian dengan menggunakan linggis tersebut memakan waktu selama 4 hari.

Sebab, struktur tanah atas merupakan lapisan batuan padas yang sangat keras. Walhasil, tim membutuhkan tenaga super ekstra untuk menggali tanah.

Kasi Sejarah Dan Kepurbakalaan Dindikbud Bondowoso, Heri Kusdaryanto mengatakan proses penggalian tanah membuahkan hasil manis.

Di hari terakhir pelaksanaan, pada ke dalaman sekitar 5 meter tim menemukan struktur batu bata merah kuno di dinding sisi utara.

"Struktur batu bata merah kuno ditemukan di titik penggalian samping sumur lama atau titik ke 2. Batu bata merah kuno yang ditemukan ada sekitar 9 lapis," katanya kepada Surya melalui sambungan telepon, Jumat (18/12).

Temuan batu bata merah di titik penggalian 2 serupa dengan batu bata merah kuno yang ditemukan di sumur baru dan lama.

Struktur batu bata merah kuno itu punya kemiripan ukuran panjang 30 cm lebar 17 cm dan ketebalan 5 cm. Selain itu, teknik pembuatannya juga sama yakni dengan cara gosok atau kosot.

Artinya, struktur batu bata merah yang ditemukan di sumur baru diduga membentang sampai sumur lama dan diduga membentuk sebuah dinding permukiman kuno.

"Panjang struktur dari sumur baru hingga sumur lama sekitar 20 meter," jelasnya.

Temuan batu bata saat proses penggalian, lanjut Heri, membuktikan bila hasil geolistrik tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menyebut terdapat struktur di sekitar sumur baru kemungkinan benar adanya.

Berdasar hasil geolistrik pula sebaran arkeologis di Desa Alas Sumur diperkirakan mempunyai luas 2,2 hektare.

"Kami baru menemukan batu bata merah kuno di satu titik saja. Untuk membuktikan perkiraan sebaran arkeologis serta panjang struktur batu bata merah kuno tersebut tentu perlu proses ekskavasi lebih lanjut," paparnya.

Namun, usai menemukan struktur batu bata di titik penggalian 2, tim memutuskan untuk menutup proses ekskavasi awal.

Penggalian di titik ke 3 kebun sengon tak dilanjutkan karena lapisan batu padas yang keras dan keterbatasan waktu.

Sedangkan di titik 1 lapangan sodor tak diizinkan oleh pemilik tanah untuk digali.

"Temuan ini sangat menarik. Kami akan melanjutkan penelusuran lewat proses ekskavasi pada 2021," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved