Langkah-langkah BNPT Menumpas Ali Kalora dan Para Anggota MIT, ini Kata Gus Miftah Soal Terorisme

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar membeberkan langkah-langkah menumpas Ali Kalora Cs. Gus Miftah ikut angkat bicara.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar membeberkan Langkah-langkah Menumpas Ali Kalora dan Para Anggota MIT. Selengkapnya ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar membeberkan langkah-langkah yang dilakukan untuk menumpas Ali Kalora Cs.

Seperti diketahui, kelompok teroris Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bertanggung jawab atas pembunuhan empat warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 27 November 2020.

Kelompok teroris Ali Kalora sudah lima tahun menjadi buron dan diyakini bersembunyi di pedalaman hutan Palolo, Sulawesi Tengah.

Baca juga: 4 Fakta Persembunyian Ali Kalora Cs Sehingga Sulit Ditangkap, Ada di 3 Kabupaten di Sulawesi Tengah

Baca juga: Aksi Keji KKB Papua Semakin Menjadi-jadi, Berfoto dengan Jasad Korbannya Lalu Disebar untuk Teror

Ali Kalora merupakan penerus kepemimpinan Santoso yang berhasil dibunuh dalam baku tembak pada 18 Juli 2016.

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menerangkan, wilayah Sulawesi Tengah menjadi wilayah yang masuk dalam program prioritas karena menjadi episentrum kejahatan terorisme.

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Komjen Pol Boy Rafli Titip Pesan ke Gus Miftah: Indonesia Masih Rawan Ancaman Aksi Terorisme'

Lantas, apa langkah-langkah yang dilakukan oleh BNPT?

“Yang dilakukan pertama adalah kontra radikalisasi. Kedua, deradikalisasi.

Di masa lalu Sulawesi Tengah seperti Palu dan Poso merupakan wilayah yang memiliki konflik sosial dan tentu upaya deradikalisasi telah dijalankan menjadi bagian program BNPT”, papar Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam acara bincang-bincang di salah satu televisi swasta.

Menurutnya, terorisme adalah kejahatan yg bersifat transnasional dan trans ideologi.

Terjadi proses radikalisasi, umumnya terjadi di kelompok jaringan teroris Al-Qaeda dan ISIS.

Terorisme di Indonesia, lanjut Boy Rafli, menjadi sebuah idiom dalam lingkup pengetahuan sosial yang sangat populer pada dekade 1990an dan awal tahun 2000 sebagai bentuk kekerasan agama. 

Kepala BNPT juga menekankan, pendefinisian terorisme tidak akan lepas dari bias politik dan ideologi.

Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan daring 16th APEC Counter Terrorism Working Group (CTWG) Meeting di Surabaya, Kamis (22/10/2020).
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan daring 16th APEC Counter Terrorism Working Group (CTWG) Meeting di Surabaya, Kamis (22/10/2020). (surya/fatimatuz Zahro)

Baca juga: Update BLT Karyawan Gelombang 2 Cair Lagi ke 12,4 Juta Rekening, Mengapa BRI dan BCA Masih Belum?

Instabilitas politik, keamanan, dan lemahnya pemahaman keagamaan serta menurunnya wawasan kebangsaan dapat menimbulkan keinginan disintegrasi bangsa sehingga memicu lahirnya terorisme.

Sementara itu, Gus Miftah yang juga hadir dalam acara bincang-bincang tersebut ikut angkat bicara tentang terorisme.

“Fenomena terorisme tidak terjadi karena suku dan agama atau ras tertentu saja, tetapi terorisme berpotensi ada di setiap individu tanpa melihat agamanya," ujarnya.

Menurut Gus Miftah, sebuah agama sepatutnya tidak lah menjadi perdebatan dan alasan mencari pembenaran atas tindak kekerasan berkedok jihad.

Selanjutnya Gus Miftah juga berpesan agar agama tidak untuk diperdebatkan tapi untuk diamalkan.

"Kalau diperdebatkan, semua orang akan mengatakan agamanya paling benar.

Tapi kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar, salah, yang benar adalah semua agama benar bagi penganutnya,” lanjut dia.

Fakta Persembunyian Ali Kalora Cs Sehingga Sulit Ditangkap

Terungkap sejumlah fakta tentang daerah persembunyian Ali Kalora Cs yang membuatnya sulit ditangkap.

Daerah persembunyian kelompok teroris Ali Kalora diduga berada di 3 kabupaten di Sulawesi Tengah.

Kondisi geografis ketiga kabupaten tersebut sangat mendukung persembunyian para anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Terlebih lagi mereka cukup menguasai medan.

Berikut rangkuman fakta tentang daerah persembunyian Ali Kalora Cs.

1. Medan gunung berlapis-lapis

Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan, salah satu faktor penyebab kelompok teroris Ali Kalora sulit ditumpas yakni kondisi geografis yang mayoritas hutan dan perbukitan.

Moeldoko menyebut kondisi medan gunung yang berlapis-lapis dan luas menjadikan Ali Kalora Cs sulit untuk dilacak.

"Intinya bahwa saya tahu persis medan di sana, medan gunungnya berlapis-lapis, itu sangat luas." kata Moeldoko, dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Moeldoko Ungkap Sulitnya Tumpas Kelompok Teroris MIT di Sulawesi Tengah'

2. Hutan lebat dan rumah warga berjauhan

Selain itu, Moeldoko juga menyebut hutan di daerah tersebut masih lebat dan rumah warga masih saling berjauhan.

"Hutannya masih cukup lebat dan masyarakat itu tinggal cukup berjauhan sehingga untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," kata Moeldoko.

3. Berada di ketinggian 2.500 mdpl

Menurut keterangan polisi, Ali Kalora cs selama ini bergerak di wilayah pegunungan dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut.

Bahkan, dari keterangan anggota kelompok MIT yang tertangkap, hutan yang lebat membuat mereka mudah bersembunyi dari kejaran Satgas Tinombala.

Maka dari itu, aparat harus menyusuri berbagai jalan tikus di hutan.

"Beberapa penuturan dari yang tertangkap menyampaikan, kadang-kadang Satgas Tinombala lewat, jarak 10 meter, 20 meter, mereka tiarap sudah enggak ketahuan karena memang hutan lebat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2020).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kadang-kadang Satgas Tinombala Lewat, Jarak 10 Meter, 20 Meter, Mereka Tiarap Enggak Ketahuan karena Hutan Lebat'

4. Ada di 3 kabupaten di Sulawesi Tengah

Daerah persembunyian kelompok teroris Ali Kalora diungkap oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono, Rabu (2/12/2020).

Menurut Awi, Ali Kalora dan kelompoknya diduga masih berada diantara tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong atau berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso.

"Dia naik turun gunung," ucap Awi, melansir dari Antara.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved