Berita Gresik
Cerita ABK KM Mitra Jaya VIII yang Karam di Perairan Bawean : Terombang-ambing Selama 6 Jam
KM Mitra Jaya VIII bermuatan minyak kelapa sawit yang dinahkodai Suntoro berangkat dari Pelabuhan Pulang Pisong Palangkaraya tujuan Pelabuhan Gresik
Penulis: Willy Abraham | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, GRESIK – Tiga Anak Buah Kapal (ABK) TB Mitra Jaya VIII yang tenggelam di perairan laut wilayah sekitar Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, Senin (7/12/2020), masih belum ditemukan hingga Kamis (10/12/2020).
Petugas meminta bantuan para nelayan apabila menemukan keiga ABK untuk segera melaporkannya.
“Kami informasikan kepada nelayan dan kapal yang lewat di situ kalau menemukan segera melapor ke perairan Tambak, Bawean,” ucap Bripka Sodiq, Kanit Satpolairud Pulau Bawean, Kamis (10/12/2020).
Cuaca buruk ditambah ketinggian gelombang mencapai 3 meter, membuat nelayan belum berani melaut.
Terhitung tiga hari belum ada tanda-tanda ketiga ABK kapal bernama Djumah Hariadi (54) warga Magetan, Paulus Sumpapai umur (37) warga Toraja Sulawesi dan Andi irwan (44) warga Makassar.
Diketahui, KM Mitra Jaya VIII bermuatan minyak kelapa sawit yang dinahkodai Suntoro berangkat dari Pelabuhan Pulang Pisong Palangkaraya tujuan Pelabuhan Gresik, Sabtu (5/12/2020).
Kemudian kapal dalam perjalanan laut 2 hari sekira Selasa (8/12/2020) pukul 22.15 wib kapal terbalik diakibatkan cuaca buruk diterjang angin dan gelombang tinggi sehingga kapal tersebut terbalik.
Lima orang ABK ditolong KM Rizky Mina Mulya dan tiga ABK lainnya.
Kemudian mereka dibawa ke tepi perairan Bawean tepatnya Pesisir Laut Desa Kepuh teluk Kecamatan Tambak, Gresik.
Kemudian semua ABK dibawa ke RS Umar Mas’ud untuk diberikan pertolongan pertama.
Sejumlah ABK dinyatakan sehat dan salah satu ABK atas nama Khoirul masih dirawat di rumah sakit.
Salah satu ABK selamat asal Desa Sukaoneng, Khairan mengaku saat itu dia sedang tidur, namun terbangun ketika kapal sudah miring karena dihantam ombak.
Dia pun langsung menuju ke dek kapal yang sudah dipenuhi air.
Dalam kondisi panik dia bersama lima orang lainnya menggunakan life craft.
Kemudian terombang-ambing di lautan selama enam jam lebih.
Beruntung mendapatkan pertolongan kapal motor pada subuh keesokan harinya.
“Kami berlima naik life craft selama enam jam di laut, sejak pukul 22.00 Wib sampai subuh baru ada pertolongan,” tuturnya.
Sementara tiga rekannya hingga kini belum ditemukan.