Penanganan Covid

Update Virus Corona di Surabaya, Rabu 2 Desember: Tambah 38 Kasus & Stok Plasma Konvalesen Kosong

Sebanyak 38 kasus baru COVID-19 terdeteksi di Surabaya hari ini, simak selengkapnya dalam Update Virus Corona di Surabaya, Rabu (2/12/2020).

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Kolase foto Surya.co.id/Infocovid-19.jatimprov.go.id
Update Virus Corona di Surabata 2 Desember 2020 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id, - Sebanyak 38 kasus baru COVID-19 terdeteksi di Surabaya hari ini, simak selengkapnya dalam Update Virus Corona di Surabaya, Rabu (2/12/2020).

Kota Surabaya masih mencatatkan tambahan COVID-19 pada rerata angka 20-30 kasus perhari,

Meski tambahan kasus sempat mengalami sedikit lonjakan, Surabaya masih mampu mempertahankan angka kasus aktif hingga awal Bulan Desember ini.

Dilansir dari data infocovid-19.jatimprov.go.id, tambahan kasus di Surabaya hari ini berjumlah 38 kasus.

Update Virus Corona di Surabata 2 Desember 2020
Update Virus Corona di Surabata 2 Desember 2020 (Kolase foto Surya.co.id/Infocovid-19.jatimprov.go.id)

Tambahan sebanyak 38 kasus ini membuat total kasus Virus Corona di Surabaya hingga saat ini berjumlah 16977  kasus.

Jumlah ini diimbangi dengan tambahan pasien sembuh yang tercatat berada pada angka 39 pasien.

Rincian dari total kasus ini adalah 74 pasien sedang menjalani masa perawatan, 15691 pasien telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, sedangkan 1212 pasien telah meninggal dunia.

Dalam indikator penyebaran kasus Virus Corona di Jatim, Surabaya tercatat sebagai daerah orange.

Ini menandakan bahwa Surabaya masih memiliki resiko sedang dalam penularan COVID-19.

Sedangkan dalam segi total kasus, Surabaya masih memiliki jumlah total kasus tertinggi di Jatim.

Berikut Update penanganan COVID-19 di Surabaya dan Jatim:

Stok Plasma Konvalesen Kosong, Deni Wicaksono Ajak Mantan Penderita Covid-19 Segera Donor

Stok plasma konvalesen di Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya mengalami kekosongan.

Padahal, plasma ini membantu penderita Covid-19 agar tidak semakin parah.

Kosongnya stok plasma tersebut diketahui setelah Anggota DPRD Jatim Deni Wicaksono mengecek stok plasma konvalesen di Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya.

Sejak Juli hingga November, PMI Surabaya mencatat sudah sekitar 1.500 kantong plasma konvalesen disalurkan.

Ini untuk membantu para penderita Covid-19 yang masih berjuang melawan virus tersebut. "

Kecukupan stok ini harus menjadi perhatian kita semua, apalagi kasus aktif dan kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur masih tinggi,” kata Deni di Surabaya, Rabu (2/2/2020).

Oleh karenanya, Deni mengajak para mantan penderita Covid-19 untuk melakukan donor plasma.

"Pemprov Jatim dan seluruh pemkab/pemkot harus hadir memberikan dukungan agar mantan penderita Covid-19 atau survivor Covid-19 secara sukarela mau mendonorkan plasma," kata Anggota Komisi E DPRD Jatim ini.

"Harus ada langkah dorongan dari pemerintah, termasuk dengan memberikan apresiasi. Sehingga, saudara-saudara kita mantan penderita Covid-19 bersedia mendonorkan plasmanya,” ujar Deni.

Seperti diketahui, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan secara resmi telah memulai penelitian Uji Klinik Terapi Plasma Konvalesen pada pasien COVID-19 pada September 2020.

Uji klinik ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/346/2020 tentang Tim Penelitian Uji Klinik Pemberian Plasma Konvalesen Sebagai Terapi Tambahan COVID-19.

Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kodisi kedaruratan dan dalam penelitian.

Manfaat terapi ini masih terus diuji efektivitasnya secara ilmiah.

RSUD dr Soetomo milik Pemprov Jatim termasuk salah satu RS yang memakai terapi plasma konvalesen untuk terapi pasien Covid-19.

Beberapa kasus membuktikan terapi plasma konvalesen membantu agar pasien tidak jatuh dalam kondisi berat.

"Penggunaan plasma darah dari penderita yang sudah sembuh untuk membantu pengobatan orang yang masih berjuang melawan virus sebenarnya bukanlah hal baru. Langkah serupa sudah pernah dilakukan saat pengobatan pada wabah penyakit flu babi pada tahun 2009, Ebola, SARS, dan MERS,” papar Deni.

Terapi ini dilakukan dengan memberikan plasma, yaitu bagian dari darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah sembuh dari COVID-19, kepada orang yang masih terinfeksi Covid-19.

”Kita semua masih menunggu vaksin, namun kita tidak bisa memastikan kapan waktunya. Segala upaya termasuk dukungan program terapi plasma konvalesen harus jelas dan jangan sampai terjadi kekosongan stok,” papar politisi PDI Perjuangan ini.

”Kita bisa jatuh karena Covid-19, namun kita harus bangkit bersama-sama secara gotong royong mengatasi pandemi ini. Pemerintah harus hadir bersama-sama kita galang solidaritas, mengajak mantan penderita Covid-19 untuk mendonorkan plasmanya,” pungkas Deni.

Pasien Baru Covid-19 Meningkat, RS Unair Surabaya Mengaku Kekurangan SDM

Peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 pekan ini, membuat ruangan untuk penanganan di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) milik Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya penuh.

Tim Satgas Corona RSUA Surabaya, dr Alfian Nur Rosyid SpP mengatakan, akibat penuhnya ruangan di RSKI, sejumlah pasien baru sementara terpaksa dirawat di buffer Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dormitory.

Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rosyid SpP.
Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rosyid SpP. (SURYA.co.id/Tony Hermawan)

"Ada penambahan pasien sebanyak 5 persen. Saat ini kami menangani 51 pasien Covid-19 dari jumlah 40 tempat tidur isolasi yang ada," ujar dr Alfian saat dikonfirmasi, Rabu (2/12/2020).

Meski ruangan untuk merawat pasien Covid-19 penuh, Alfian memastikan layanan bagi pasien Covid-19 akan tetap berjalan dan tidak ada rencana menutup.

"Alhamdulillah masih mencukupi. Sehingga kami tidak ada rencana untuk menutup layanan bagi pasien Covid-19," ujarnya.

Alfian memprediksi, pasien baru Covid-19 di RSUA Surabaya akan terus bertambah 10 hingga 15 persen seiring adanya pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 dan libur akhir tahun.

Mengantisipasi hal tersebut, pihak RSUA intensif mengedukasi masyarakat melalui webinar agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kami menyiapkan IGD RSKI sebagai ruang buffer untuk pasien baru Covid-19. Insya Allah ruangan tetap tersedia meski pasien baru Covid-19 meningkat," kata Alfian.

Dia mengaku tak terlalu mengkhawatirkan ketersediaan ruangan bagi pasien baru Covid-19.

Justru Alfian menghawatirkan jumlah sumber daya manusia (SDM) relawan Covid-19, karena sebelumnya sudah ditarik pemerintah.

"Untuk ruangan tersedia, yang kurang adalah SDM-nya karena bantuan relawan Covid sudah ditarik pemerintah. Harapannya, pemerintah membuka perekrutan lagi untuk relawan Covid-19," ujar dr Alfian.

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYA.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

(Sulvi Sofiana/Bobby Constantine/Abdullah Faqih/Surya.co.id).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved