Berita Surabaya
Jadi Bahan Obat Tumor dan Kanker, Ekspor Tokek Kering Asal Jatim ke Asia Timur Mencapai 33,913 Ton
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya menyebut, potensi ekspor tokek kering dari Jawa Timur sangat menjanjikan
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya menyebut, potensi ekspor tokek kering atau dalam bahasa Mandarin Bihu kering dari Jawa Timur sangat menjanjikan.
Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan, ekspor tokek kering melalui Karantina Pertanian Surabaya tercatat selama periode Januari - November 2020 sudah dilakukan sebanyak 10 kali, dengan tujuan ke Asia Timur, seperti Tiongkok, Taiwan dan Hongkong.
"Adapun berdasarkan data Otomasi Karantina Pertanian, tokek kering yang diekspor sepanjang Januari - November, dari beberapa perusahaan di Jawa Timur mencapai 33,913 ton," ujar Musyaffak saat dikonfirmasi, Selasa (1/12/20).
Musyaffak menambahkan, untuk yang terbaru sendiri pada 25 November 2020 kemarin, Kementan melalui Karantina Pertanian Surabaya telah sukses melakukan sertifikasi 2,9 ton tokek kering tujuan Tiongkok senilai Rp 117 juta.
Sebelum diekspor, kata Musyaffak, tokek kering tersebut diperiksa baik secara fisik maupun dokumen oleh Karantina Pertanian Surabaya melalui Wilayah Kerja (Wilker) Tanjung Perak.
Di lain pihak, dokter hewan yang melakukan pemeriksaan, yakni drh Oki mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa waktu lalu itu, tokek kering tersebut dokumennya lengkap dan memenuhi syarat, sehingga Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH 12) dapat diterbitkan.
Menurut Oki, tokek kering merupakan bahan baku obat tradisional di Tiongkok.
Ramuan tersebut dipercaya dapat mengusir masuk angin, mengobati asma dan penyakit kulit bahkan tumor serta kanker.
"Dengan beragam manfaat yang dimiliki itu, tidak heran apabila permintaan tokek kering dari Indonesia tidak pernah berhenti," kata Oki.