Profil Mujahidin Indonesia Timor (MIT) Ali Kalora yang Buat Panglima TNI Terjunkan Pasukan Khusus
Inilah profil kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang membuat Panglima TNi menerjunkan pasukan khusus untuk memburunya.
SURYA.co.id - Inilah profil kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang membuat Panglima TNi menerjunkan pasukan khusus untuk memburunya.
Nama kelompok Mujahidin Indoinesia (MIT) mencuat setelah insiden pembantaian empat warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).
Kasus ini terungkap setelah seorang anggota Polsek Palolo menerima informasi adanya kasus pembunuhan satu keluarga di Sigi.
Selain korban jiwa, di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) juga ditemukan tujuh rumah yang dibakar oleh orang tak dikenal (OTK).
Sekitar pukul 18.00-23.00 WITA, petugas melakukan olah TKP.
Baca juga: UPDATE Kelompok Ali Kalora, 4 Tahun Dikejar, Penggal 4 Kepala Warga & Kini Dikepung Satgas Tinombala
Baca juga: Daftar Kekejaman Ali Kalora dan Kelompok MIT Sejak 2011, Tewaskan Puluhan Polisi TNI dan Warga Sipil
Polsi juga mendapati keterangan dari lima saksi yang menyebut terduga pelaku kurang lebih sekitar 10 orang.
Dari jumlah itu, tiga di antaranya membawa senjata api laras panjang dan dua senjata api genggam.
Berdasarkan keterangan mereka, terduga pelaku adalah kelompok teroris, Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Hal itu diketahui setelah kelima saksi diperlihakan Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh petugas.
Panglima TNI terjunkan pasukan khusus

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menerjunkan pasukan khusus TNI untuk mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) pimpinan Ali Kalora.
Rencananya, pasukan khusus ini diberangkatkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/12/2020) pagi.
"Besok pagi, akan diberangkatkan pasukan khusus dari Halim menuju ke Palu dan ditugaskan di Poso untuk memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Poso," ujar Panglima TNI dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Panglima TNI menuturkan, pengerahan pasukan khusus ini bertujuan untuk memberikan dukungan penuh kepada Polri untuk mengejar kelompok MIT.
Ia memastikan bahwa TNI akan menindak pelaku pembunuhan tersebut. Untuk itu, pasukan khusus yang diterjunkan itu mempunyai tugas mengejar kelompok MIT hingga tertangkap.
"Sehingga, apa yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia bahwa kelompok MIT harus dikejar dan sampai dapat akan kami laksanakan," tegas Panglima TNI.
Hadi menambahkan, dukungan operasi yang diterjunkan TNI sudah dilakukan secara bertahap.
Melalui dukungan operasi ini, ia meyakini bahwa pelaku pembunuhan terhadap penduduk tak berdosa ini bisa segera tertangkap.
"Saya mohon doa agar operasi ini bisa berjalan dengan lancar," imbuh Panglima TNI.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, aparat keamanan langsung melakukan pengejaran terhadap MIT pimpinan Ali Kalora.
"Saat ini sudah ada back-up lebih kurang 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ucap Awi.
Mahfud MD Sebut Bukan Organisasi Keagamaan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) pimpinan Ali Kalora tak mencerminkan sebuah gerakan keagamaan.
Namun, ia menilai, tindakan itu sebagai sebuah gerakan kejahatan.
Sebab, diduga aksi mereka telah mengakibatkan satu keluarga di di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, meninggal dunia, pada Jumat (27/11/2020).
"Pemerintah menyesalkan dan mengutuk keras tindakan teror kekerasan dan kekejian yang dilakukan kelompok teroris MIT, dalam hal ini Pak Ali Kalora dari MIT. Itu bukan gerakan keagamaan, tapi gerakan kejahatan," ujar Mahfud dalam konferensi pers yang dikutip dari kanal Youtube Kemenko Polhukam, Senin (30/11/2020).
Setelah pembunuhan itu, kata Mahfud, pemerintah langsung memerintahkan Satuan Tugas (Satgas) Tinombala untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap kelompok MIT.
Selain itu, pemerintah juga meminta aparat keamanan untuk memperketat wilayah sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna memberikan keamanan warga.
"Pemerintah juga memerintahkan kepada aparat keamanan untuk memperkuat dan memperketat penjagaan, serta pengamanan terhadap warga dari ancaman terorisme dan pihak-pihak yang ingin mengacau keamanan dan ketertiban di wilayah itu," kata Mahfud.
Daftar Kekejaman MIT Ali Kalora
Kelompok MIT sendiri diketahui memang kerap melakukan aksi kriminal maupun teror di Poso dan sekitarnya.
Kelompok ini awalnya dipimpin oleh Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016.
Setelah itu, Ali Kalora menggantikan posisi Santoso memimpin kelompok MIT bersama dengan Basri.
Kapolri saat itu, Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menegaskan, Operasi Tinombala akan digelar hingga kelompok bersenjata Santoso dinyatakan habis atau tidak memiliki anggota jaringan lagi.
Operasi penumpasan dilakukan di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, dengan area pengepungan seluas 60 kilometer persegi.
Badrodin mengakui, Operasi Tinombala berjalan lambat karena kondisi medan yang sulit.
“Saya beberapa kali bertugas di sana, merasakan sendiri sulitnya kondisi medan,” kata Badrodin Haiti pada 27 April 2016.
Lalu setelah Basri tertangkap, Jenderal (Purn) Tito Karnavian, pengganti Kapolri Badrodin Haiti, menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala pada 2016.
Berikut daftar kekejaman kelompok MIT pimpinan Ali Kalora:
1. 25 Mei 2011, terlibat aksi penembakan terhadap polisi di Bank BCA, Jalan Eni Saenal. Dalam peristiwa ini dua polisi tewas dan 1 polisi luka berat.
2. 26 Agustus 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Noldy Ambulando di Desa Sepe, Poso, di mana korbannya tewas.
3. 29 September 2012, terlibat aksi peledakan bom Desa Korowou, Kabupaten Morowali.
4. 04 Oktober 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Hasman Sao.
5. 10 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Kelurahan Kawua, Kabupaten Poso.
6. 16 Oktober 2012, terlibat aksi pembunuhan dua anggota Polres Poso yaitu Briptu Andi Sappa dan Brigadir Sudirman di dusun Tamanjeka, Kabupaten Poso.
7. 22 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Pos Polisi Smaker. Korbannya dua polisi dan satu satpam terluka.
8. 15 November 2012, terlibat dalam penembakan ke rumah dinas Kapolsek Poso Pesisir Utara.
9. 20 Desember 2012, terlibat dalam aksi penembakan terhadap Brimob di di Desa Kalora, Kabupaten Poso. Penyerangan ini mengakibatkan 4 anggota Brimob meninggal dunia.
10. 3 Juni 2013, terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan bom bunuh Diri di Mako Polres Poso.
11. 25 Februari 2014, terlibat dalam peledakan bom di Desa Pantangolemba, Kabupaten Poso.
12. 2 Juni 2014, penembakan terhadap warga Desa Tamanjeka atas nama Muhammad Muhir yang mengakibatkan luka berat.
13. 9 Juni 2014, terlibat penyerangan Mapolsek Poso Pesisir Utara. Beruntung, tak ada korban.
14. 18 September 2014, terlibat pembunuhan warga bernama Fadly alias Nurhakim alias Papa Sri di Desa Padanglembara, Poso Pesisir Selatan.
15. 7 Oktober 2014, terlibat peledakan bom dan penghadangan mobil Bimob di Desa Dewua, Kabupaten Poso. Dalam peristiwa ini, penyerangan tak memakan korban.
16. 9 Desember 2014, terlibat aksi penculikan terhadap warga atas nama Obet Sabola dan pamannya Yunus Penini di Desa Sedoa, Kabupaten Poso.
17. 27 Desember 2014, terlibat penyanderaan dan pembunuhan dua warga Desa Tamandue, Kabupaten Poso.
18. 15 Januari 2015, terlibat penembakan dan mutilasi tiga warga desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan.
19. 13, 14, dan 15 September 2015, terlibat pembunuhan dan mutilasi 3 warga Kabupaten Parigi Moutong.
20. 3 Agustus 2017, melakukan pembunuhan dengan cara menembak warga Desa Parigimpu, Parigi di Pegunungan Pora. Korban bernama Simson alias Suju.
21. 30 Desember 2018, melakukan aksi pembunuhan dan mutilasi terhadap warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang.
22. 31 Desember 2018, melakukan penembakan terhadap dua polisi yang sedang mengevakuasi jasad warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang. Akibatnya, dua polisi mengalami luka tembak namun berhasil diselamatkan.
22. 13 Desember 2019, menembak menembak anggota Brimob seusai salat di di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong. Akibatnya, seorang anggota Brimob bernama Bharatu Mohammad Syaiful Modori gugur
23. 8 Agustus 2020 kelompok MIT pimpinan Ali Kalora membunuh warga sipil di Poso.
24. 15 April 2020 kelompok ini juga menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso.
25. 27 November 2020, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora membantai empat warga dalam satu keluarga di Sigi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud: MIT Bukan Gerakan Keagamaan, tapi Gerakan Kejahatan"