Pilwali Surabaya 2020
Survei Poltracking, Machfud Arifin-Mujiaman Kantongi Suara Pemilih Risma
Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman, unggul dalam survei yang dilakukan Lembaga Poltracking Indonesia.
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman, unggul dalam survei yang dilakukan Lembaga Poltracking Indonesia.
Hasil survei menunjukkan, elektabilitas pasangan yang mengusung tagline Maju Kotane, Makmur Wargane ini mencapai 51.7 persen, mengungguli pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang hanya 34.1 persen.
"Pemilih yang merahasiakan jawaban ada 5 persen dan yang belum menentukan pilihan atau undecided voters 9,2 persen," ujar Manajer Riset Poltracking Indonesia, Masduri di Surabaya.
Hasil survei tersebut menempatkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman berada di peringkat teratas dan memiliki peluang besar untuk memenangi kontestasi Pilwali Surabaya 2020, menjelang pelaksanaan 9 Desember mendatang.
"Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Surabaya sekitar satu bulan lagi, kemampuan kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih mungkin berubah (swing voters) menjadi kunci kemenangan," katanya.
Tidak hanya itu, di dalam golongan pendukung Machfud Arifin-Mujiaman ini, juga termasuk masyarakat yang mendukung dan mencoblos Tri Rismaharini pada Pilwali Kota Surabaya tahun 2015.
Berdasarkan hasil Peta Kekuatan Elektoral terlihat, hasil survei Poltacking Indonesia juga menunjukkan pemilih Tri Rismaharini–Whisnu Sakti Buana, lebih banyak memilih pasangan Machfud Arifin–Mujiaman dengan persentase mencapai 49,4 persen.
Sementara yang memilih Eri Cahyadi–Armudji hanya 37,8 persen. Padahal Eri Cahyadi disebut-sebut sebagai anak emas dan mengantongi dukungan Tri Rismaharini.
Survei yang dilakukan pada 19-23 Oktober 2020 di 31 Kecamatan di seluruh Kota Surabaya menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel yang diambil dalam survei ini sebanyak 1200 responden dengan margin of error +/- 2.8% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak," ungkap Masduri. (*)