Daftar Mutasi Polri Terbaru, Kapolda Metro Jaya Dicopot, Benarkah karena Persaingan Calon Kapolri?
Menurut daftar lengkap mutasi Polri terbaru, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dicopot dan diangkat menjadi Koorsahli Kapolri. Apa penyebabnya?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Polri baru saja melakukan pergeseran dan mutasi beberapa perwira menengah dan perwira tinggi.
Menurut daftar lengkap mutasi Polri terbaru, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dicopot dan diangkat menjadi Koorsahli Kapolri.
Baca juga: Profil dan Biodata Irjen Nico Afinta Kapolda Jatim Baru Pengganti Irjen M Fadil Imran, Asli Surabaya
Baca juga: Jokowi Terima Laporan Komnas HAM Soal Pembunuhan Pendeta Yeremia, Jenderal Andika Perkasa Bertindak
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebut kalau Irjen Nana Sudjana dicopot karena dianggap tak menegakkan protokol kesehatan.
Tapi Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane punya pendapat yang berbeda.
Neta menduga pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bisa saja merupakan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri.
Berikut daftar lengkap mutasi Polri terbaru dilansir dari Tribun Jateng dalam artikel 'Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru 8 Kapolda Digeser atau Dimutasi'
1. Irjen Pol Petrus R. Golose Kapolda Bali Dimutasikan sebagai Pati Bareskrim Polri (Persiapan Penugasan Luar Struktur)
2. Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri Diangkat sebagai Kapolda Bali
3. Irjen Pol Baharudin Djafar Kapolda Maluku Dimutasikan sebagai Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri
4. Irjen Pol Refdi Andri Koorsahli Kapolri Diangkat sebagai Kapolda Maluku
5. Irjen Pol Nana Sujana Kapolda Metro Jaya Diangkat sebagai Koorsahli Kapolri
6. Irjen Pol Mohammad Fadil Imran Kapolda Jatim Diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya
7. Irjen Pol Nico Afinta Kapolda Kalsel Diangkat sebagai Kapolda Jatim
8. Irjen Pol Rikwanto Kapolda Malut Diangkat sebagai Kapolda Kalsel
9. Irjen Pol Risyapudin Nursin Kakorbinmas Baharkam Polri Diangkat sebagai Kapolda Malut
10. Irjen Pol Rudy Sufahriadi Kapolda Jabar Diangkat sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Sespim Lemdiklat Polri
11. Irjen Pol Ahmad Dofiri Aslog Kapolri Diangkat sebagai Kapolda Jabar
12. Irjen Pol Firman Shantyabudi Kapolda Jambi Diangkat sebagai Aslog Kapolri
13. Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Sespim Lemdiklat Polri Diangkat sebagai Kapolda Jambi
14. Brigjen Pol Ferdy Sambo Dirtipidum Bareskrim Polri Diangkat sebagai Kadivpropam
15. Kombes Pol Heru Novianto Kapolres Metro Jakpus Polda Metro Jaya Dimutasikan sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri (Dalam Rangka Dikreg XlVIII Sesko TNI T.A. 2021)
16. Kombes Pol Hengki Haryadi Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri Diangkat sebagai Kapolres Metro Jakpus Polda Metro Jaya Ttk
17. AKBP Febriansyah Wadirreskrimsus Polda Jabar Diangkat sebagai Irbid Itwasda Polda NTT
18. AKBP Roland Ronaldy Kapolres Bogor Polda Jabar Diangkat sebagai Wadirreskrimsus Polda Jabar
19. AKBP Harun Kapolres SLamongan Polda Jatim Diangkat sebagai Kapolres Bogor Polda Jabar
20. AKBP Miko Indrayana Kapolres Kediri Kota Polda Jatim Diangkat sebagai Kapolres Lamongan Polda Jatim
21. AKBP Eko Prasetyo Koorspripim Polda Jatim Diangkat sebagai Kapolres Kediri Kota Polda Jatim
Kuat dugaan mutasi Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi karena dianggap tak menegakkan protokol kesehatan sehingga menimbulkan terjadinya kerumunan massa.
Dugaan ini dikonfirmasi Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono.
Dia menyebut, Nana dan Rudy dicopot lantaran tidak melaksanakan perintah terkait pengamanan protokol kesehatan.
"Sanksi ini diberikan karena keduanya tidak bisa menjaga protokol kesehatan di wilayahnya," tandas Argo.
IPW: Diduga Bagian dari Persaingan Bursa Calon Kapolri
Soal penyebab Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dicopot, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane punya prediksi lain.
Neta menduga pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bisa saja merupakan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri.
Diketahui, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021 mendatang.
Nana Sudjana adalah salah satu nama yang digadang-gadang IPW bakal menjadi TB1.
"Yang lebih mengkhawatirkan adalah Kapolda Metro ini kan sempat digadang-gadang sebagai calon kuat Kapolri.
Apakah ini bagian dari persaingan untuk menjatuhkan?" ujar Neta, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (16/11/2020).
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Kapolda Metro Jaya Dicopot, IPW: Diduga Bagian dari Persaingan Bursa Calon Kapolri'
Neta menegaskan IPW melihat dari dua sisi.
Di satu sisi, pencopotan Nana Sudjana adalah sanksi konsekuensi dari adanya peraturan Kapolri tentang pelarangan pengumpulan massa.
"Di sisi lainnya, IPW melihat ini jangan-jangan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri, karena beliau ini 'Geng Solo' yang disebut-sebut calon kuat juga," kata dia.
Neta kemudian menyinggung bahwa pihaknya pernah menyebutkan ada delapan jenderal, baik jenderal bintang dua maupun tiga, yang berpeluang menjadi Kapolri.
Sementara, lanjut Neta, dalam kasus pencopotan Kapolda Jabar, yang bersangkutan "diikutsertakan" karena dianggap membiarkan kerumunan massa dalam acara habib Rizieq di Jawa barat.
"Memang sejak berkembangnya pandemi Covid-19, polri sudah bersikap mendua dalam menjaga protokol kesehatan," katanya.
"Padahal, kapolri telah mengeluarkan ketentuan agar jajaran polri bersikap tegas dlm menindak kegiatan masyarakat yg mengabaikan protokol kesehatan."
Ia mencontohkan ada beberapa kegiatan masyarakat yang dibubarkan polisi di sejumlah daerah, apakah pesta perkawinan, atau sejenisnya.
Sementara, sambungnya, dalam kegiatan yang dilakukan sejumlah tokoh atau dihadiri sejumlah tokoh yang berpengaruh polisi tidak berani membubarkannya.
"Misalnya dalam Munas PBSI yang dipimpin Wantimpres Wiranto di Tangerang, acaranya tetap berlangsung tanpa dibubarkan polisi.
Begitu juga dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Habib Rizieq sepulang ke Indonesia, polisi tak berdaya membubarkannya."
Dari kasus ini muncul opini di masyarakat bahwa polisi hanya berani pada masyarakat yang tidak punya pengaruh dan takut pada figur-figur yang berpengaruh.
"Apalagi dalam kasus Rizieq di mana massa dan pendukungnya cukup banyak, Polda Metro jaya dan Kapolda Jabar sepertinya tidak mau ambil risiko dan membiarkannya."
"Padahal apa yang dilakukan polisi itu bisa dinilai masyarakat sebagai tindakan "tajam ke atas tumpul ke bawa"."
Menurutnya, sikap polisi yang mendua itu tidak hanya mengganggu rasa keadilan publik tapi juga membiarkan klaster pandemi Covid-19 berkembang luas.
Seharusnya polri satu sikap, yakni bersikap tegas pada semua pelanggar protokol kesehatan agar penyebaran pandemi Covid 19 bisa segera dikendalikan.
"Dengan adanya tindakan tegas kepada Kapolda metro dan Kapolda Jabar ini diharapkan para Kapolda lain bisa bersikap tegas untuk menindak dan membubarkan aksi kerumunan massa di massa pandemi Covid 19 ini.
Jika mereka tidak berani bersikap tegas, siap siap mereka ditindak tegas dan dibubarkan atasannya," pungkas Neta.(*)