Berita Surabaya
Polisi Akan Periksa Kejiwaan Pemulung yang Remas Pantat dan Payudara Empat Siswi SD di Surabaya
Empat bocah perempuan mendapat perlakukan tak senonoh oleh seorang pemulung dan tukang rombeng keliling di Surabaya
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes terus mendalami kasus pencabulan kepada empat siswi SD (sekolah dasar) di Surabaya.
Empat bocah perempuan itu mendadak mendapat perlakukan tak pantas oleh seorang pemulung dan tukang rombeng keliling bernama Samsudin (63), warga Surabaya.
Mereka masing-masing adalah DA pelajar berusia 10 tahun, EA pelajar berusia 9 tahun, APW pelajar berusia 9 tahun dan SPW pelajar berusia 8 tahun.
Terungkapnya perlakukan asusila Samsudin itu setelah seoramg korban terakhir, SPW berteriak usai payudaranya diremas olehnya.
Ironinya, aksi itu diketahui langsung oleh ibu korban, hingga membuat amarahnya menggebu.
Hasilnya, ibu korban melaporkan ke pihak kepolisian berikut para korban lainnya yang berani mengungkap kelakuan Samsudin.
"Jadi tersangka ini memang sehari-hari keliling dari kampung ke kampung menggunakan sepeda angin. Beberapa hari terakhir, melihat anak-anak yang ada di depan gang, tersangka ini mulai melakukan aksinya secara bergantian dan berlainan hari," kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Fauzy Pratama, Jumat (13/11/2020).
Melihat gegalat tak biasa Samsudin, polisi berencana memeriksakan kondisi kejiwaannya ke psikiater.
Hal itu dilakukan, karena tersangka masih berkilah dengan alasan hanya bercanda ketika meremas payudara dan pantat para korbannya.
"Ketika kami interogasi seolah-olah tidak mengerti letak salahnya. Dianggap hal itu lumrah karena hanya bercanda," lanjutnya.
Fauzy juga berencana melakukan pemeriksaan kepada lingkaran terdekat tersangka.
Hal itu penting untuk dapat menyimpulkan faktor apa yang menjadi penyebab tersangka tega memperlakukan para bocah tersebut secara tak senonoh.
"Nanti di lingkungan seperti apa akan kami mintai keterangan. Termasuk orang terdekat tersangka," terangnya.
Fauzy mengimbau kepada para orang tua agar tetap melakukan pengawasan terhadap buah hatinya.
Lebih-lebih saat bermain di luar rumah, lantaran kejadian tindak kriminalitas bisa saja terjadi di luar kendali orang-orang dewasa.
"Tentu kami prihatin dengan kejadian semacam ini. Pengawasan orang tua menjadi sangat krusial dalam tumbuh kembang anak-anak. Jangan sampai anak-anak menjadi objek bahkan subjek kejahatan, karena dapat menyimpan trauma di masa mendatang. Jadi orang tua wajib mengawasi kegiatan anak-anaknya apalagi di luar rumah," imbau Fauzy.