Pilpres AS 2020

Trump Tak Mau Keluar Gedung Putih jika Kalah Pilpres AS 2020, Tim Biden : Biar Militer Seret Keluar

Di tengah kabar Joe Biden bakal melengserkan Donald Trump, calon petahana itu dikabarkan membentengi diri alias tidak mau keluar dari Gedung Putih.

Editor: Iksan Fauzi
AFP via GETTY IMAGES/AFP PHOTO/MANDEL NGAN
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto kanan : Presiden AS Donald Trump mengepalkan tangannya ketika berbicara di malam pemilihan di East Room, Gedung Putih, Washington DC, pada 4 November 2020. 

SURYA.co.id | WASHINGTON DC - Perhitungan suara Pilpres AS 2020 sebentar lagi selesai.

Calon Presiden (capres) yang diusung Partai Demokrat, Joe Biden diperkirakan bakal menuju Gedung Putih.

Dari hasil perhitungan suara sementara, berbagai pihak sudah memproyeksikan Joe Biden mengantongi suara 270 elektoral vote.

Jumlah tersebut merupakan angka minimal untuk memenangkan Pilpres AS 2020 secara otomatis.

Namun, di tengah kabar Joe Biden bakal melengserkan Donald Trump, calon petahana itu dikabarkan membentengi diri alias tidak mau keluar dari Gedung Putih.

Baca juga: 4 Program Kerja 100 Hari Joe Biden, Berpeluang Kuat Tumbangkan Trump di Pilpres AS 2020

Baca juga: Pengamat: Joe Biden Bisa Gerakkan Militer Usir Trump jika Kalah dan Tak Mau Keluar dari Gedung Putih

Baca juga: Trump Berang Kalah di Georgia, Penentu Kemenangan Biden, Televisi Diperintahkan Hentikan Perhitungan

Hanya saja, pernyataan tersebut dijawab mudah oleh tim Joe Biden yang mengatakan, militer bisa menyeret Trum keluar dari Gedung Putih.

Tak mau akui kemenangan Biden

Jelang Debat Pemilu AS 2020, Donald Trump Tantang Joe Biden Lakukan Tes Narkoba.
Jelang Debat Pemilu AS 2020, Donald Trump Tantang Joe Biden Lakukan Tes Narkoba. (skynews)

Trump mengklaim tanpa bukti keunggulan yang dia dapatkan sudah direnggut, sehingga dia berencana untuk menggugat ke mahkamah agung.

Daripada mengakui kekalahan seperti yang dilakukan pendahulunya, petahana mengindikasikan dia akan bertarung untuk bertahan di Gedung Putih.

Berdasarkan laporan CNN, presiden berusia 74 tahun itu tidak mempersiapkan pernyataan berisi mengakui kemenangan saingannya dari Partai Demokrat itu.

Bahkan berdasarkan pengakuan sumber terdekat Trump, sang presiden dalam beberapa hari terakhir tak menyiratkan mengakui kekalahan.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows dilaporkan tidak berusaha untuk memberi tahu presiden mengenai realitas yang sudah terjadi.

Tim kampanye presiden sendiri dilaporkan berusaha menggalanag dana 60 juta dollar AS 9Rp 953,2 miliar) untuk biaya gugatan ke pengadilan.

Sumber internal presiden menuturkan, sejumlah pembantunya membeberkan ide agar presiden dari Partai Republik itu agar tetap diam.

Alasannya, menyebut Pemilu AS curang selain menghancurkan bisnisnya, juga bisa memupuskan apa pun ambisi politiknya di masa depan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved