Pengemis Kaya, Punya Tabungan Rp 130 Juta & Uang Rp 5 Juta di Kantong Baju, Sebelumnya di Tas Ransel

Kakak beradik yang menjadi pengemis di Kabupaten Aceh Tenggara diamankan Satpol PP setempat. Mereka diketahui memiliki tabungan Rp 135 juta.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase dok Dinsos Jakarta Selatan/SURYA.co.id
ILUSTRASI. Pengemis Kaya, Bawa Uang Rp 194,5 Juta di Tas Ransel & Dibawa Kemana-mana, di Kediri Lebih heboh 

Penulis: Arum | Editor: Musahadah

SURYA.CO.ID - Kakak beradik yang menjadi pengemis di Kabupaten Aceh Tenggara diamankan Satpol PP setempat.

Keduanya merupakan pengemis kaya yang memiliki uang berjumlah fantastis, yakni Rp 135 juta. 

Uang Rp 130 juta disimpan di sebuah rekening bank, sedangkan sisanya diletakkan di kantong baju dan celana. 

Kasus serupa juga sempat terjadi di Jakarta Selatan, Muklis Muctar Besani, pengemis berusia 65 tahun berhasil mengumpulkan uang Rp 194,5 juta.

Uang tersebut disimpan ke dalam tas ransel.

Kasatpol PP dan WH Aceh Tenggara, Rahmad Fadli SSTP
Kasatpol PP dan WH Aceh Tenggara, Rahmad Fadli SSTP (IST VIA SERAMBINEWS)

Kakak beradik, pengemis kaya di Aceh Tenggara

Melansir dari Serambinews.com dengan judul 'Pengemis Abang Adik Ini Punya Tabungan Seratusan Juta di Bank, Kantongi Uang Rp 5 Juta Saat Dirazia'

Menurut Kasatpol PP Aceh Tenggara, Rahmad Fadli, pengemis kakak beradik itu diamankan setelah masyarakat melapor ke pihak Satpol PP.

"Kita mengamankan dua pengemis abang beradik yang akrab disapa Dona dan Doni."

Keduanya kerap berkeliaran di Kota Kutacane untuk meminta uang kepada pengguna jalan maupun perorangan.

Satpol PP Aceh Tenggara yang sedang melakukan patroli menemui kedua pengemis tersebut, kemudian memandikan mereka di sungai.

Saat dimandikan, petugas menemukan uang Rp 5 juta lebih.

Uang tersebut ditemukan dalam kantong baju dan celana yang sudah koyak.

Kedua pengemis itu pun kemudian meminta pakaian dari Dinas Sosial Aceh Tenggara.

Mereka kemudian dibawa ke sebuah bank untuk menabung uang di kantong.

Alangkah terkejut petugas Pol PP yang mengantar mereka, sebab kedua pengemis itu dalam buku tabungan rekening sebuah bank mencapai Rp 130 juta.

Ditambah lagi uang tunai Rp 5 juta lebih. 

Jadi, total uang kedua pengemis itu mencapai Rp 135 juta lebih.

Menurut Rahmad Fadli SSTP MSi, kedua pengemis tersebut biasanya sering ke bank melalui petugas bank untuk memproses uangnya agar tersimpan di tabungan.

Kasus serupa: pengemis punya uang Rp 194,5 juta di ransel

Pengemis Kaya, Bawa Uang Rp 194,5 Juta di Tas Ransel & Dibawa Kemana-mana, di Kediri Lebih heboh
Pengemis Kaya, Bawa Uang Rp 194,5 Juta di Tas Ransel & Dibawa Kemana-mana, di Kediri Lebih heboh (Kolase dok Dinsos Jakarta Selatan/SURYA.co.id)

Muklis Muctar Besani bisa disebut pengemis kaya yang beroperasi di Jakarta Selatan.

Bagaimana tidak, pengemis berusia 65 tahun ini berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 194,5 juta.

Uang sebanyak itu dalam pecahan, Rp 20.000, Rp 50.000 dan Rp 100.000 dan dimasukkan ke dalam tas ransel.

Tas tersebut dibawanya kemanapun ia pergi.

Terungkapnya pengemis kaya itu setelah terjaring razia petugas dari Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2019).

"Tertangkap sedang mengemis di salah satu tempat di kawasan Gandaria, Ketangkap jam 9.30," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursyidin saat dihubungi.

"Itu uang dari hasil dia mengemis.

Pengakuannya jika mendapat sekian puluh ribu dia tukar," terang dia.

Uang tersebut selalu dibawa Muklis lantaran tidak pernah pulang ke rumah yang berada di Ciputat.

Kini, Muklis sudah berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat guna dilakukan pembinaan.

Petugas juga akan mengembalikan uang kepada Muklis jika pria paruh baya itu sudah dijemput keluarga dari Panti Sosial.

"Kalau uang tidak kita ambil. Pasti nanti ditunggu dulu keluarga yang mau jemput Muklis," jelas dia.

Pengemis di Sragen

Kasus di Sragen, fenomena terungkapnya kekayaan pengemis terjadi lagi, kali ini menimpa seorang pengemis di Sragen bernama Cipto Wiyono Sukijo alian Mbah Cipto

Dilansir dari Tribun Jateng dalam artikel 'Mbah Cipto, Pengemis Asal Sragen Punya Uang Puluhan Juta dan Deposito, Terungkap Perlakuan Keluarga', pengemis kaya raya ini berasal dari Banaran, Sambungmacan, Sragen

Dia ternyata bukan wajah baru karena pihak Satpol PP Sragen mengatakan sudah beberapa kali menangkap Mbah Cipto.

Mbah Cipto yang sudah berusia 75 tahun itu tertangkap razia tim gabungan pada Rabu (28/8/2019).

Kepala Satpol PP Heru Martono kepada Tribunjateng.com mengatakan mbah Cipto sebelumnya sudah beberapa kali ditangkap.

"Mereka tertangkap itu sudah langganan.

Seringkali kami tangkap kemudian kami kirim ke Dinas Sosial dilepas.

Kami tangkap lagi sampai beberapa kali," kata Heru, Selasa (3/9/2019).

Heru mengatakan, penangkapan mbah Cipto kali ini agak berbeda dari sebelumnya.

Mbah Cipto terlihat marah-marah ketika dipegang saat diringkus Satpol PP.

"Kemarin kita tangkap tapi marah-marah dia, akhirnya kita kirim ke RSJ," lanjut dia.

Heru juga menjelaskan pihaknya tidak pernah mencurigai bahkan membongkar isi tas milik Mbah Cipto.

Hingga kemarin, ketika Mbah Cipto dikirim ke RSJ.

Tas miliknya ditinggal di Kantor Satpol PP.

Tim gabungan pun iseng-iseng membuka tas besar milih Mbah Cipto.

"Akhirnya ditemukan kresek plastik itu.

Sekitar sembilan plastik.

Isinya uang tunai Rp 12.000.000 .

Masih ada lagi tabungan deposito.

Nilainya mencapai Rp. 25.000.000," terang Heri.

"Informasi terakhir kebetulan saya ketemu Camat Sambungmacan.

Saya tanya katanya sudah bilang sama pihak keluarga.

Tapi pihak keluarga bilang "ya wes kono pak" tidak mau mengurus," lanjut Heru.

Heru juga menjelaskan Mbah Cipto memiliki perawakan pendek dan berkulit sawo matang.

Ketika ditangkap dirinya mengenakan ikat di kepala, baju celana hitam, membawa tas pinggang (cangklong) dan membawa radio.

Mbah Cipto juga membawa tongkat dengan klenteng-klenteng sapi.

"Kemarin kami tangkap di bangjo Radio umum, Cantel Kulon, Sragen Kota.

Sebelumnya tertangkap di terminal lama dan beberapa bangjo.

Pindah-pindah dia," pungkasnya. 

Dinas Sosial Sragen kemudian menjemput Cipto Wiyono Sukijo alias Mbah Cipto dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, Selasa (3/9/2019) sore.

Kasie Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sragen Ine Marliah mengatakan, kondisi Mbah Cipto sampai saat ini semakin membaik.

"Dia kita bawa ke RSJD sebelumnya karena linglung dan bingungan tapi sekarang sudah bagus dan kita jemput," papar Ine Marliah dihubungi TribunSolo.com, Selasa (3/9/2019).

"Ini sudah sampai Sragen dan akan dijemput anaknya besok, dari Jakarta," kata Ine.

Dari pengakuan Mbah Cipto pada petugas, selama ini dia menolak pemberian uang dari anaknya.

Alasannya, lantaran tidak mau merepotkan anaknya tersebut.

Mbah Cipto pilih mencari nafkah dengan caranya sendiri.

Sampai saat ini pantauan Mbah Cipto terus membaik dan dalam pengawasan Dinas Sosial Sragen sampai Keluarga datang menjemput.

Mbah Cipto sendiri diketahui membawa uang sekitar Rp 37 juta.

"Ditemukan uang tunai dari tas mbah cipto sebanyak Rp. 12.419.000, di tabungan Rp.22.000 dan Deposito senilai Rp 25.000.000. Total uang di Rumah Singgah Rp 37.441.000," kata Ine

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved