Biodata Petinggi TNI AD Asal Papua Ali Hamdan Bogra, Pernah Cari Kos dengan Jenderal Andika Perkasa

Berikut profil dan biodata Ali Hamdan Bogra, petinggi TNI AD asal Papua yang pernah cari kos-kosan dengan Jenderal Andika Perkasa.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Youtube TNI AD dan Kompas
Ali Hamdan Bogra dan Jenderal Andika Perkasa 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Simak profil dan biodata Ali Hamdan Bogra, petinggi TNI AD asal Papua yang pernah cari kos-kosan dengan Jenderal Andika Perkasa.

Melansir dari channel youtube TNI AD edisi 24 Mei 2020, Ali Hamdan Bogra menceritakan suka dukanya mencari kos-kosan ditemani KSAD Jenderal Andika Perkasa.

Momen ini dialami Ali Hamdan Bogra saat mengikuti Kodiklat di Bandung, dan saat itulah ia bertemu dengan Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: Rekam Jejak Anak Penjual Jagung Jadi Pilot Wanita Pertama TNI AD, Kebanggaan Jenderal Andika Perkasa

Baca juga: Biodata Putra Papua Dwi Cahyono, Berjuang Jatuh Bangun Demi Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa

Tapi kini, Ali Hamdan Bogra sudah berpangkat Letjen dan menjabat sebagai Koorsahli KSAD sejak 26 Agustus 2020.

Lantas, seperti apa profil dan biodata Ali Hamdan Bogra?

Melansir dari Wikipedia, Letjen TNI Ali Hamdan Bogra lahir di Serui, Papua pada 6 Januari 1963.

Mantan Panglima Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari itu kini menjabat sebagai Koorsahli KSAD sejak 26 Agustus 2020.

Ali Hamdan Bogra lulus Akmil 1987 dari kecabangan Infanteri, ia merupakan teman seangkatan Jenderal Andika Perkasa.

Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra dikaruniai 4 orang anak dengan isterinya Ibu Retno Sulasweni asal Klaten Jawa Tengah.

Anak pertama Suwarokum Ridwan Bogra, B.Eng yg berprofesi sebagai insinyur pertambangan lulusan Western Australia School of Mine dan berkarier di salah satu perusahaan ternama di dunia yaitu PT. Freeport Indonesia, anak kedua Ipda Suwalyadin Rizal Bogra, S.Tr.K juga yang berprofesi sebagai anggota polri.

Rizal Bogra merupakan lulusan Akpol tahun 2016 detasemen 47 SPL.

Lalu putra ketiga Subhan Rizki Bogra, B.Eng juga mengikuti jejak karier kakak pertamanya. Ia lulusan teknik pertambangan University of Adelaide Australia.

Serta Putri keempat Sufathonah Ridha Bogra yang sekarang tengah menjalani pendidikan sekolah menengah atas di salah satu SMA Negeri Kota Sorong.

Ini merupakan kebahagiaan yang sempurna dari Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra selaku kepala keluarga dan ayah.

Riwayat Pendidikan Umum:

- SD Negeri Kokonao, Kab. Mimika, Papua
- SMP Negeri 1 Manokwari, Papua Barat
- SMA Negeri 1 Manokwari, Papua Barat
- S1 Ilmu Politik
- S2 Pengkajian Ketahanan Nasional

Riwayat Pendidikan Militer:

- Akademi Militer 1987
- Susarcab Infanteri
- Suslapa I
- Suslapa II
- Suspa Intel
- Seskoad
- Susdandim
- Susdanrem
- Sesko TNI
- Lemhannas

Riwayat Jabatan:

- Danton, Danki, Pasi Batalyon 315/Garuda Bogor (1987-1995)
- Kasdim 1708/Biak
- Kabagops Pusdikintel Kodiklatad (2003)
- Pabandyaops Sopsdam Jaya (2004)
- Dandim 1706/Fak-Fak (2005)
- Kasbrigif 15/Ima Jaya Keramo (2008)
- Pabandya I/Kurdik PA, Spabankurdik, Sdirdik, Kodiklatad (2009)
- Kapendam XVII/Cendrawasih (2011—2012)
- Kasrem 171/Praja Vira Tama[3] (2012—2014)
- Staf Ahli Pangdam XVII/Cendrawasih bidang Ideologi Politik (2014—2015)
- Pamen Denma Mabesad (Dik Lemhannas) (2015—2016)
- Paban Sahli Bid. Komphan Pok Sahli Bid. Jemen Sishanneg Sahli Kasad (2016—2017)
- Bandep Urusan Lingkungan Sosial Setjen Wantannas (2017—2019)
- Wadan Sesko TNI (2019—2020)
- Pangdam XVIII/Kasuari (2020)
- Koorsahli KSAD (2020)

Dalam video berjudul ‘Cerita Mayjen TNI Ali H Bogra Cari Kost Bersama Pak Andika.. | BULETIN TNI AD’ yang diunggah channel youtube TNI AD, Ali Hamdan Bogra menceritakan perjuangannya.

Berikut rangkumannya.

1. Tak ada cita-cita jadi tentara

Ali saat kecil ternyata tidak punya cita-cita jadi tentara.

Waktu kecil tinggal di Kokonau, Papua, kota yang selalu tenggelam kalau hujan.

Berangkat ke sekolah dengan perahu dan pulang sekolah dengan dorong perahu karena air sudah surut.

Setelah SMA di Manokwari memilih merantau ke Surabaya untuk mendaftar Akademi Maritim.

Namun, ketika sampai Surabaya, ternyata Akademi Maritim tahu-tahu sudah tutup.

Akhirnya ke Semarang, namun sampai disana ternyata pendaftaran juga sudah tutup.

Karena tidak tercapai, Bogra pulang lagi, kebetulan ada tim bola dari Marauke yang kembali ke Papua, terakhir ia mengikuti pulang dengan tim bola itu.

2. Daftar Akabri

Setelah setahun tinggal di kampung, bapak berkata “Kamu mau lanjutkan gak,” tanya bapak.

Saya menjawab “Maulah bapak, saya harus mencari sekolah, kuliah, saya ingin kuliah di Jawa,” jawabnya kala itu.

Akhirnya dirinya kembali dikirim ke Jawa pada tahun 1983, ke Jakarta daftar ke sekolah pilot di Curug, Tangerang, namun kembali gagal.

Dirinya mulai memantau Akademi Maritim, tapi Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) juga buka.

Maka beliau mencoba daftar juga Akabri atau sekarang bernama Akademi Militer (Akmil).

Dalam ruangan Pantohir (pengumuman tahap akhir), ia sendiri berkulit hitam yang lain putih.

3. Berprestasi

Mayjen TNI Ali H Bogra juga menjuarai PIKTAR (Pekan Integrasi dan Kejuaraan Taruna).

Kegiatan integratif dalam bentuk pertemuan olahraga, juara pada bidang Atletik bidang lari.

Ia memecahkan rekor lari estafet, pelari 1.500 dan 5.000 dan mendapat medali emas.

Timor Timur adalah tempat penugasan setelah lulus Akabri ia selalu ingat kata ayah, “Menjadi apapun itu saya harus mengabdi pada negara,” terangya.

Perjalanan panjang beliau cukup menginsipirasi bagi anak muda, meski dari kampung, bisa memiliki prestasi cukup baik setingkat nasional.

4. Cari kos-kosan dengan Jenderal Andika Perkasa

Ali Hamdan Bogra juga mengungkapkan suka dan duka saat mengikuti Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklat).

Saat mengikuti Kodiklat di Bandung, dirinya mengaku bertemu dengan Jenderal TNI Andika Perkasa yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).

"Baru dari situ saya pindah ke Kodiklat ini yang angkatan darat," ujar Ali Bogra.

"Baru ketemu sama bapak Kasad Bapak Andika," sambungnya.

Keduanya sama-sama mengikuti Kodiklat di Bandung namun dengan tugas yang sedikit berbeda.

Andika Perkasa berada di operasional pendidikan, sedangkan Ali Bogra berada di kurikulum pendidikan.

"Bapak Andika di operasional pendidikan, saya di kurikulum pendidikan, mungkin kita pernah sama-sama orang di Pusdik."

Saat mengikuti Kodiklat di Bandung tersebut, ia terpaksa harus tinggal di kos-kosan dan jauh dari tempat tinggalnya di Papua.

Ia menceritakan momen ketika mencari kos-kosan ditemani oleh Jenderal Andika Perkasa.

"Jadi waktu itu Pak Andika tanya, 'kamu tinggal dimana'," kata Ali Bogra.

"Saya bilang 'aduh Pak Andika saya belum dapat, saya kan baru dari Papua datang jadi saya harus cari kos-kosan dulu'," jawabnya.

"Oh ya sudah mari kita sama-sama jalan cari."

Pada saat itu, Ali Bogra mengatakan masih mempunyai pangkat Letnal Kolonel (Letkol).

Sepanjang jalan ia mengaku terus tertawa bersama Andika Perkasa, karena harus jalan.

"Jadi saya sama bapak Kasad jalan muter-muter di sekitar Kodiklat Bandung itu masih pangkat Letkol," katanya.

"Saya sambil ketawa-ketawa kita nyari kos-kosan," jelasnya.

"Akhirnya dapat juga di pinggir Kodiklat itu dapat rumah kos-kosannya."

Sementara itu dikatakan Ali Bogra, untuk keluarganya tidak ikut ke Bandung dan tetap berada di Papua.

"Anak istri tinggal di Papua saya di sini kos dulu di Kodiklat," ungkapnya.

"Nah itulah suka duka di Kodiklat," pungkasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved