Virus Corona di Tulungagung
Tujuh Kecamatan di Tulungagung Masuk Zona Hijau, Sisa Dua yang Masih Zona Merah
Tujuh dari 19 kecamatan di Tulungagung masuk zona hijau penyebaran Covid-19 atau virus Corona.
Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Tujuh dari 19 kecamatan di Tulungagung masuk zona hijau penyebaran Covid-19 atau virus Corona.
Sedangkan dua kecamatan masih di zona merah, delapan kecamatan masuk zona kuning dan dua kecamatan zona oranye.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung, dr Kasil Rokhmad, syarat masuk zona hijau adalah tidak ada penambahan pasien selama dua minggu berturut-turut.
Pemetaan zona berdasar warga ini untuk kewaspadaan para aparat pemangku kesehatan di Tulungagung.
“Pemetaan ini sangat penting buat kewaspadaan dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa,” terang dr Kasil, yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.
Diakui Kasil, sebaran zona hijau yang lebih luas akan mengubah kebijakan. Utamanya kegiatan ekonomi akan lebih dilonggarkan.
Namun, jika sekarang zona merah bertambah, maka aspek kesehatan akan diketatkan.
“Kami bersyukur sekarang Jawa Timur tidak ada zona merah. Kami bertetangga dengan Blitar yang masih zona oranye, sementara Trenggalek juga sudah kuning,” sambung Kasil.
Kondisi daerah sekitar itu turut mempengaruhi kasus Covid-19 di Tulungagung.
Terbukti Tulungagung sudah masuk zona kuning sejak Juli 2020. Namun, selama itu pula Tulungagung gagal masuk zona hijau.
“Kami tidak bisa berjuang sendirian, karena ada mobilitas manusia. Mobilitas manusia ini yang menyebabkan munculnya kasus-kasus baru,” ungkap Kasil.
Terbukti selama ini kasus yang ditemukan adalah pelaku perjalanan dari daerah zona yang lebih tinggi, serta kontak eratnya.
Kini setelah jawa Timur bebas dari zona merah, Kasil menilai mobilitas di Jawa Timur tidak begitu berpengaruh.
Karena itu Kasil juga tidak begitu khawatir dengan libur panjang kemarin.
“Selama wisatawannya dari Jawa Timur saja, masih aman. Karena udah terjadi risiko penularan,” ujar Kasil.
Meski demikian Kasil tetap menyiapkan tim kesehatan untuk selalu waspada.
Kemungkinan penularan selama libur panjang akan diketahui lima hari ke depan.
Karena itu setiap temuan wajib ditindaklanjuti dengan pelacakan hingga tuntas.
“Kami tetap mengantisipasi dampak libur panjang kemarin. Puskesmas-Puskesmas telah kami siapkan untuk merespon setiap temuan pasien,” pungkas Kasil.