Berita Gresik

Arifin Berharap Mayat di Kubangan Bukit Jamur Bukan Anaknya yang Hilang: Saya Tunggu Kabar Polisi

Arifin hanya bisa tertunduk lesu sembari memegang handphone di kediamannya di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bungah.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Parmin
surya.co.id/willy abraham
Arifin beserta istri saat melapor ke Mapolsek Bungah, Gresik, Sabtu (31/10/2020). 

SURYA.co.id | GRESIK - Arifin hanya bisa tertunduk lesu sembari memegang handphone di kediamannya di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bungah.

Dia menunggu putranya yang tak kunjung pulang sejak Rabu (28/11/2020) atau saat Maulid Nabi.

Arifin sempat shock luar biasa. Perasaannya campur aduk tidak karuan, membaca informasi putranya,  Achmad Arinal Hakim, yang hilang diduga adalah mayat ditemukan mengapung di kubangan air di Bukit Jamur dengan kondisi tangan terikat, Jumat sore (30/10/2020). Apalagi menjadi korban tindak kejahatan.

"Kami sampai saat ini masih menunggu perkembangan dari pihak berwajib. Jangan begitu membuat isu macam-macam. Belum ada kabar dari pihak kepolisian," terangnya, Senin (2/11/2020).

Untuk menenangkannya, keluarga dan tetangga bergantian mengunjungi kediamannya untuk memberi motivasi.

Menguatkan keluarga Arifin agar ada kabar terbaik bagi putra tunggalnya itu yang belum pulang.

Arifin berusaha menyembunyikan kesedihannya ketika menyapa tamu yang datang.

Kini, dia menjadi irit berbicara, dia mengaku sempat mendatangi lokasi penemuan mayat remaja itu, kemudian melihat jasad korban Bukit Jamur di kamar mayat RS Ibnu Sina.

Di sana, Arifin belum yakin betul bahwa jasad tersebut merupakan putranya yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP itu.

Sekilas, lanjut Arifin, memang memiliki sedikit kemiripan, seperti bentuk dahi.

"Apapun itu, kami tetap menunggu kabar dari pihak kepolisian. Saya harap tidak ada informasi simpang siur tentang anak saya," pungkasnya.

Sambil menunggu kabar, smartphone miliknya tidak pernah lepas dari genggamannya.

Dia berharap ada kabar baik terkait putranya yang belum pulang itu baik dari pihak kepolisian atau siapapun itu.

Setelah putranya dinyatakan hilang, dia bersama keluarga dan tetangga sekitar menggelar doa bersama dirumahnya.

Setiap Salat Maghrib, keluarga menggelar pengajian. Lantunan ayat suci Al-Quran menggema di rumahnya.

Arifin mengenang putranya yang dikenal memiliki kepribadian yang biasa saja, tidak neko-neko.

Putra semata wayangnya itu biasanya hanya main bersama teman sebayanya, bahkan lebih sering dengan anak usia di bawahnya.

Ia masih yakin, putranya itu tidak memiliki masalah baik berkelahi atau berselisih dengan orang lain.

Selama ini jika keluar rumah, putranya itu hanya bermain di sekitar rumah saja.

"Jarak rumah dengan Bukit Jamur cukup jauh," tutupnya.

Disinggung mengenai apakah anaknya membawa barang berharga ketika keluar rumah seperti handphone. Arifin hanya meminta doa saja.

"Saya memohon yang terbaik buat anak saya. Mohon doanya saja ya," tutupnya mengakhiri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved