Jenderal Andika Perkasa Bahas Sistem Pendaftaran Vaksin Covid-19, ini Cara Menentukan Calon Penerima

Jenderal Andika Perkasa mengadakan pertemuan untuk membahas sistem pendaftaran vaksin Covid-19. Begini cara pemerintah menentukan calon penerimanya

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Youtube TNI AD
Jenderal Andika Perkasa Bahas Website Pendaftaran Vaksin Covid-19 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengadakan pertemuan untuk membahas sistem pendaftaran vaksin Covid-19.

Rencananya, sistem pendaftaran vaksin Covid-19 nantinya akan dilakukan melalui website.

Pertemuan tersebut dihadiri Ismail, Dirjen SDPPI Kominfo, perwakilan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta tim BUMN.

Baca juga: 125 Prajurit TNI AD Dikirim Latihan Perang dengan US Army, Jenderal Andika Perkasa: ini Momen Besar

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Disorot Lagi, Prajurit TNI Korban Kecelakaan Heli Bebas Pilih Tempat Dinas

Melansir dari tayangan di channel Youtube TNI AD, Rabu (14/10/2020), dalam pertemuan tersebut Ismail menyampaikan mengenai progres pembuatan website yang sudah memasuki tahap menunggu data dari 5 instansi yang terkait.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Ismail juga membeberkan cara menentukan calon penerima vaksin Covid-19 nantinya.

"Bagaimana cara mentreatment untuk menentukan calon penerima vaksin Covid-19, menurut tim pakar ada dua step.

Satu step berdasarkan basis wilayah katakanlah basicnya per desa atau kelurahan itu nanti ditentukan jumlah wilayah tersebut yang akan mendapatkan vaksin.

Setelah basis wilayah selesai saya baru masuk ke basis individu, berdasarkan 3 faktor, (1) umur, (2) risiko comorbid, (3) kelompok pekerjaan” ujar Ismail.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Ismail juga menyampaikan bahwa seluruh timnya sudah siap dan untuk mockupnya dari website tersebut sudah dibuat, tetapi belum bisa berjalan karena menunggu data yang valid.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Setelah mendengar pemaparan dari para pihak terkait, Jenderal Andika Perkasa pun manyarankan untuk segera melakukan simulasi.

"Ya sekarang kita simulasi saja maksudnya rapat berikutnya simulasi saja, misalnya data by aids, supaya kita lihat nih, iya buat kami dulu,” ujar Jenderal Andika Perkasa.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Jenderal Andika Perkasa juga menyampaikan bahwa persiapan ini harus segera diselesaikan agar bisa digunakan dengan baik di waktu perencanan vaksinasi secara massal nantinya.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

"Semua hal yang menunjang proses kegiatan vaksinasi secara massal harus disiapkan sesegera mungkin demi kelancaran kedepannya" ujar Jenderal Andika Perkasa.

Seperti diketahui, vaksin Covid-19 akan tersedia di Indonesia pada November 2020.

Kabar gembira ini terungkap dalam siaran pers di laman Kemenkomarives pada Senin (12/10/2020).

Disebut di laman tersebut, sejumlah perwakilan pemerintah Indonesia telah bertemu dengan pimpinan tiga produsen vaksin Covid-19 di sela kunjungan kerja dan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan jajaran Pemerintahan China di Yunan, Tiongkok pada Sabtu (10/10/2020).

Mereka adalah  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun serta Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. 

Sementara tiga produsen vaksin covid-19 itu yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.

Selain memfinalisasi pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki oleh Menteri BUMN dan Menteri Luar Neger, pertemuan ini pun digelar dalam konteks persiapan eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia.

Adapun jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.

Berikut fakta-faktanya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Vaksin Covid-19 Tersedia di Indonesia pada November 2020'

1. Datang mulai November 2020

Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100.000 dosis vaksin (single dose) pada bulan November 2020.

Selanjutnya, 15-20 juta dosis vaksin untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini.

Dari jumlah itu, sekitar 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020.

Sementara itu, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020.

Dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

2. Tahun 2021 hingga 195 juta vaksin

Sementara itu, untuk 2021 mendatang, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose).

Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sedangkan dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

3. Vaksin sudah tahap akhir uji klinis ketiga

Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut kini sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ketiga dan dalam proses mendapatkan emergency use authorization (EUA) di sejumlah negara.

Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan.

Lalu G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko, dan Argentina.

Sementara itu, Sinovac melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile.

Adapun emergency use authorization dari Pemerintah Tiongkok telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada bulan Juli 2020.

Pemerintah UAE ikut memberikan emergency use authorization kepada G42/Sinopharm.

4. Presiden meminta segera disosialisasikan

Presiden Joko Widodo meminta rencana program vaksinasi Covid-19 segera disosialisasikan kepada masyarakat.

Ia meminta rencana program vaksinasi Covid-19 diketahui secara detail oleh masyarakat sehingga dapat berjalan lancar nantinya.

"Untuk road map pemberian vaksin, minggu ini saya minta secara khusus dipaparkan sehingga jelas apa yang kita butuhkan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/10/2020).

Ia pun berharap sosialisasi dini program vaksinasi Covid-19 juga berdampak pada kesiapan lembaga atau instansi yang terlibata.

Dengan demikian, lembaga dan instansi tersebut telah menyiapkan SDM dan infrastrukturnya sejak jauh hari.

"Sehingga semuanya jelas apa saja yang kita butuhkan," kata Presiden.

Adapun Jokowi telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggluangan Pandemi Covid-19.

Beleid setebal 13 halaman dengan 22 pasal itu mengatur empat cakupan kegiatan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi, yang meliputi pengadaan vaksin Covid-19, pelaksanaan vaksinasi Covid-19, pendanaan pengadaan dan pelaksanaan, serta dukungan dan fasilitas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Dalam pengadaan vaksin, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang akan menetapkan jenis dan jumlah vaksin yang diperlukan untuk kegiatan vaksinasi.

Proses pengadaan vaksin dan kegiatan vaksinasi akan dilakukan dalam kurun tiga tahun terhitung mulai dari 2020-2022.

Adapun Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dapat memperpanjang waktu pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi berdasarkan usulan dari Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan melapor ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin seputar rencana pengadaan vaksin Covid-19.

Luhut menemui Wapres Ma'ruf Amin bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur Utama Bio Farma, Honesty Basyir.

Hal itu disampaikan Jubir Wapres Masduki Baidlowi dalam kiriman video Setwapres yang diterima wartawan, Jumat (2/10/2020).

"Vaksin itu akan datang tak lama lagi sekitar bulan November. Mereka akan berangkat ke Cina untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin yang akan dikirim ke Indonesia," kata Jubir Wapres Masduki Baidlowi dalam kiriman video Setwapres yang diterima wartawan, Jumat (2/10/2020).

Vaksin yang akan datang, dikatakan Masduki, sekitar 3 juta. Angka tersebut merupakan vaksin untuk tahap pertama.

"Sebanyak 3 juta ini diperuntunkkan bagi tenaga-tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan orang-orang yang selama ini berhadapan dan bertugas terkait penanganan pandemi ini," kata Masduki.

Setelah itu, Masduki mengatakan vaksin berikutnya akan datang secara bergelombang.

Namun, tidak disebutkan kapan vaksin tahap kedua tersebut akan datang dan berapa jumlahnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memaparkan, prioritas dari target penerima vaksin Covid-19.

Ia mengatakan, ada dua kelompok yang menjadi target pertama penerima vaksin virus corona tersebut.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved