Biodata Robby Sumampow, Konglomerat yang Meninggal Dunia, Terkenal Dekat Pengusaha era Soeharto
Inilah biodata Robby Sumampow, pengusaha yang meninggal dunia pada Minggu (11/10/2020).
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Arum | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Inilah biodata Robby Sumampow, pengusaha yang meninggal dunia pada Minggu (11/10/2020).
Berdasarkan biodata Robby Sumampow yang dilansir dari TribunWiki dalam artikel "Robby Sumampow"
Diketahui, Roby merupakan pengusaha asal Solo, Jawa Tengah.
Semasa hidup, Roby dekat dengan Jenderal Benny Moerdani dan Robby Tjahjadi.

Robby Sumampow dan Robby Tjahyadi telah berteman sejak SMA di Solo.
Keduanya sempat dipercaya Yayasan Dana Bakti Kesejahteraan Sosial sebagai pengelola judi Porkas pada zaman Orde Baru.
Bukan hanya itu, mereka sempat membuat film berjudul Tiada Jalan Lain (1972) yang diproduksi oleh PT Tunggal Djaya Film.
Sebagai pengusaha, ia juga dikenal dengan para penguasa Orba yang dipimpin oleh Presiden Kedua Indonesia, Soeharto.
Itu terbukti dengan andil besar Robby Sumampow yang menjadi penyumbang dana dan mengelola kegiatan Pekan Olahraga dan Ketangkasan (Porkas).
"Bahkan saat Pemerintahan Soeharto mengadakan kegiatan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) yang sifatnya seperti judi, Robby ikut mendukung.
Dari sinilah dia kemudian dijuluki Raja Judi.
Robby juga memiliki kedekatan dengan pihak Kasunanan Surakarta.
Robby mendapat gelar Kanjeng Pangeran, sebagai bentuk penghormatan atas segala macam sumbangan yang pernah diberikan semasa hidupnya.
Pada 11 Oktober 2020 Robby Sumampow meninggal dunia di Singapura sekitar pukul 23.00 WIB.
Masuki Bisnis di Timor Timur
Memasuki Timor Timur (saat ini Timor Leste), Robby mendirikan took yang bernama Marina.
Toko tersebut menjual alat-alat pernanian, kebutuhan nelayan, dan sepeda.
Jenis barang yang didagangkan itu adalah yang telah diseleksi oleh Benny Moerdani.
Suatu kali jelang tanggal 17 Agustus, Benny meminta kepada Robby agar menjual bendera merah putih dan foto Soeharto.
Robby pun kemudian membeli satu gudang bendera.
Namun, saat bendera datang, tanggal 17 Agustus sudah lewat.
Akhirnya bendera dan foto itu dibagikan kepada warga secara cuma-cuma.
Tak lama kemudian utusan PBB tiba di Timtim, dan bendera yang dibagikan secara gratis itu berguna untuk menyambut wakil PBB.
Karier
Robby juga memiliki saham di perusahaan Indo Kordsa.
Per Juni 2020, saham Kordsa Teknik Tekstil AŞ sebesar 61,59%, Robby Sumampow 23,92%, PT Risjadson Suryatama 5,61%, Ievan daniar Sumampow 2,87%, Iefenn Andrianne sumampow 0,98%, dan investor lainnya termasuk publik 5,03%.
Robby pernah menjabat sebagai Komisaris Utama BRAM sejak tahun 2007, sebelumnya dia menjabat sebagai Direktur BRAM sejak tahun 1983.
Dia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Indo Kordsa Polyester, Direktur Eksekutif di Thai Indo Kordsa Co, Ltd., Komisaris Utama di PT Danasakti Securities, serta menjabat sebagai pimpinan di beberapa perusahaan.
Dia adalah Pembina di Yayasan Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Bendahara di Yayasan Bakti Kemanusiaan, Flores dan pendiri Yayasan Otomotif Indonesia.
Pria keturunan Tionghoa itu dikenal sebagai pengusaha properti dan hiburan, lantaran pernah mengelola Porkas, undian berhadiah yang dikelola secara legal di era pemerintahan Orde Baru saat itu.
Robby Sumampow Meninggal di Singapura
Kabar Robby Sumampow meninggal dunia disampaikan Pengurus Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto.
Melansir dari Kompas dalam artikel "Pengusaha Robby Sumampow Meninggal Dunia"
Ia mengatakan, pria kelahiran Solo 9 November 1944 itu meninggal dunia di Singapura pada Minggu (11/10/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.
Robby tutup usia di usia 76 tahun setelah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura.
"Meninggal dunia kemarin malam, Minggu sekitar pukul 23.00 di Singapura," ungkap Pengurus Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/10/2020).
Ia mengatakan, kabar duka tersebut pertama kali diterimanya semalam dari salah satu teman sekitar pukul 23.30 WIB.
Hingga akhirnya pada pukul 01.00 WIB, keponakan dari almarhum Robby mengabarinya secara langsung.
Sumartono menjelaskan, dirinya memang mengetahui bahwa sejak tiga pekan lalu rekannya tersebut pergi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke salah satu rumah sakit di Singapura.
Menurut dia, saat itu kesehatan Robby hanya dikabarkan sedang drop hingga akhirnya menjalani perawatan di Singapura.
"Jadi memang drop saja, kan dia kadang pakai kursi roda juga. Jadi memang tiba-tiba drop dari tiga minggu lalu," terangnya.