Biodata Brigjen TNI Izak Pangemanan yang Turun ke Daerah Rawan KKB Papua Demi Semangati Prajuritnya
Brigjen TNI Izak Pangemanan merupakan Danrem 172/PWY yang baru-baru ini melakukan kunjungan ke daerah rawan KKB Papua demi semangati prajuritnya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
“Jangan ada gesekan sekecil apapun dengan masyarakat yang dapat menimbulkan konflik baru,” tegasnya.
Danrem juga mengatakan ada dua hal yang menyebabkan pos tidak diserang oleh KKB Papua, yaitu pertama, KKB Papua memang tidak punya niat untuk menyerang.
Hal ini karena pos selalu waspada dan membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan siapa mereka.
“Kemudian yang kedua, OPM (KKB Papua) berniat menyerang, tetapi masyarakat tidak mengizinkan karena pos memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya.
Hal ini dimungkinkan mengingat Papua adalah tanah adat, semua masyarakat patuh kepada adat setempat,” urainya.
“Siapa yang melanggar adat akan kena sanksi adat, termasuk OPM (KKB Papua).
Oleh karena itu pos harus membina hubungan baik dengan seluruh elemen masyarakat sekitar,” terang Izak menambahkan.

Izak menjelaskan, saat melaksanakan kunjungan kerja ke Distrik Mbua, pihaknya juga melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat dan tokoh adat (Kepala Suku), tokoh agama dan juga turut hadir aktivis HAM Papua Theo Hesegem serta para intelektual muda yang berasal dari daerah itu salah satunya adalah Lokbere.
“Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terprovokasi sentimen-sentimen yang dibangun oleh kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan NKRI.
Saya sangat berharap seluruh masyarakat dan TNI-Polri yang ada di Distrik Mbua dapat hidup rukun dan bekerja sama dalam menciptakan Kamtibmas,” pesan Izak.
Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah tersebut merupakan daerah operasi dari KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, yang pada 2 Desember 2018 lalu melakukan pembantaian keji kepada belasan karyawan PT. Istaka Karya.
KKB Papua juga menyerang Pos Yonif 755/Yalet pada (3/12/2018) silam yang mengakibatkan Serda Handoko meninggal dunia.
Mengingat hal tersebut, Izak memberikan beberapa penekanan kepada seluruh anggota untuk mempertajam naluri tempur, khususnya kejelian membaca tanda-tanda alam dan kebiasaan kehidupan di sekitar Pos.
“Harus paham tentang indikator pos akan diserang, karena penyerangan OPM tidak terjadi secara serta merta, tetapi melalui proses. Proses itu harus dipahami oleh semua anggota pos sebagai indikator,” urainya.
Selanjutnya kembangkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi, karena pertempuran itu penuh tipu muslihat sehingga harus cerdas mengembangkan siasat bertempur.