Dosen Janji Beri Nilai A Mahasiswa yang Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya, di Jember Ikut Berorasi
Sejumlah dosen di Jawa Timur mendukung aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Ada yang liburkan mahasiswa hingga janji beri nilai A.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, JEMBER - Sejumlah dosen di Jawa Timur mendukung aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Ada di antaranya sengaja meliburkan mahasiswanya dan ikut turun ke jalan menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
ADa juga yang menjanjikan nilai A kepada mahasiswanya yang ikut demo menolak UU Cipta Kerja.
M Iqbal, dosen Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Negeri Jember (Unej) menyatakan bahwa mahasiswa memang harus menolak UU tersebut.
Iqbal menegaskan, jika UU Omnibus Law diberlakukan maka para mahasiswa akan merasakan dampaknya ketika mereka menjadi pekerja nanti.
• VIDEO Risma Ngamuk: Kenapa Kamu Rusak Kotaku, Bukan Kotamu Sendiri, Pendemo Lain: Lindungi Kami Bu
• BREAKING NEWS Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Soepriyatno Meninggal Dunia
"Karena jika UU itu diberlakukan, maka lima tahun lagi misalnya mereka akan merasakan dampaknya. Ada beberapa pasal di UU itu yang mengancam 11 sektor, satu di antaranya ketenagakerjaan," tegas Iqbal yang juga ikut berdemo dan berorasi bersma Aliansi Jember Menggugat di bundaran kantor DPRD Jember.
Ditegaskan Iqbal, sudah benar mahasiswa dan pelajar turun juga elemen lain. UU sapu jagad tersebut, kata Iqbal, akan mempengaruhi aneka profesi pekerjaan.
"Jadi berbicara UU sapu jagad ini, tidak hanya berbicara tentang buruh, pekerja, tetapi juga ada sektor lain. Ada lingkungan hidup, pendidikan, juga di penyiaran," imbuhnya.
Iqbal mengakui ia ikut turun aksi karena ingin memberikan semangat kepada mahasiswa dan pelajar. Ia juga menyebut saat ini mahasiswa tetap menjadi agen perubahan.
Saat aksi, Iqbal terlihat ikut berorasi membakar semangat ribuan orang mahasiswa dan pelajar yang turun jalan siang itu.
Iqbal juga meliburkan empat kelas mata kuliah yang harus diampunya, Kamis (8/10/2020).
"Hari ini ada empat kelas sebenarnya, tetapi saya liburkan. Memang kelas dilakukan secara daring. Kalau ada mahasiswa saya yang mau ikut aksi, saya persilakan karenanya kelas saya liburkan," ujar Iqbal.

Janji Beri Nilai A
DI bagian lain, Umar Sholahudin, salah satu dosen di Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya berjanji memberi nilai A pada mahasiswanya yang berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.
Pengumuman itu disampaikan dalam akun Facebooknya, Rabu (7/10/2020).
'Buat mahasiswa saya yang ikut demo Tolak UU Cipta Kerja bersama buruh untuk mata kuliah Gensos dan Pembangunan saya kasih nilai A,' tulis Umar dalam unggahannya.
Umar menilai demonstrasi adalah sarana belajar efektif mahasiswa sebagai agen perubahan dibandingkan hanya belajar secara daring.
"Turun ke jalan menurut saya lebih efektif agar mereka ikut merasakan perjuangan rakyat," kata Umar, Kamis (8/10/2020)
Kemudian, UU Cipta Kerja juga dianggap memengaruhi kondisi mahasiswa ketika telah terjun di dunia kerja nanti.
Sehingga, hal itu perlu diperjuangkan.
"Omnibus law tidak hanya berdampak bagi buruh, tapi bagi elemen lainnya termasuk mahasiswa saat nanti dia bekerja," kata dia.
Umar mengingatkan, mahasiswanya yang mengikuti demonstrasi harus tetap memerhatikan protokol kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dosen-dosen yang Dukung Mahasiswa Berdemo, Beri Nilai A dan Liburkan Kuliah"