Strategi Perang KKB Papua Seperti ini Saja, Tapi Berani Perang dengan TNI-Polri, Berikut 3 Faktanya
Berani nyatakan perang terbuka dengan TNI-Polri, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua ternyata punya strategi khusus.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Sabinus Waker itu memiliki kekuatan 50 orang dengan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari strayer hasil rampasan pada 2015, kemudian ada rampasan 2019 dan 2020, jumlahnya 17 pucuk," kata Paulus.
Jumlah anggota KKB Papua di Intan Jaya bisa saja bertambah karena saat ini ada beberapa kelompok lain dari kabupaten sekitar sedang berjalan menuju kelompok Sabinus Waker.
2. Strategi tempur KKB Papua

Lebih lanjut, Paulus menjelaskan alasan KKB Papua memilih wilayah Intan Jaya sebagai lokasi perang terbuka dengan TNI-Polri karena kondisi geofrafisnya.
Menurut dia, kondisi geografis di Intan Jaya umumnya sangat pipih, di mana kawasan pemukiman, perkantoran dan jalan seluruhnya diapit oleh pegunungan.
Kondisi tersebut juga berlaku di Sugapa.
"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita (TNI-Polri) hadir dalam jumlah yang signifikan.
Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.
Dengan kondisi geografis seperti itu, KKB Papua dengan mudahnya berulah.
Setelah menyerang, mereka bisa langsung melarikan diri.
Ditambah dengan minimnya infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya, yang membuat koordinasi antar aparat keamanan sulit dilakukan.
3. Sudah 17 kali beraksi
Paulus menyebut selama 2020, KKB Papua sudah cukup sering berulah di Intan Jaya.
"Di 2020 cukup banyak kejadian di Intan Jaya, ada 17 kejadian, mulai dari 14 Januari sampai 23 September 2020," kata dia.
Dari 17 aksi KKB Papua jumlah korban sebanyak 6 orang luka-luka dan 6 orang tewas.