Zona KPop
Prestasi Moncer, BTS Bantu Dongkrak Ekonomi Korea Selatan Hingga Rp 21,1 Miliar! Ini Kata Menteri
Prestasi BTS di kancah Internasional sukses membantu perekonomian Korea Selatan di tengah pandemi Covid-19 hingga Rp 21.1 miliar!
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Alif Nur | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Prestasi BTS di kancah Internasional sukses membantu perekonomian Korea Selatan di tengah pandemi Covid-19.
V BTS dan kawan-kawan kabarnya membantu mendongkrak ekonomi Korea Selatan hingga ,7 triliun Won atau setara Rp 21, 1 miliar.
Atas prestasi BTS tersebut, boyband asuhan Big Hit Entertainment itu membuat petinggi Korea bangga dan memujinya.
BTS tercatat menjadi artis Kpop pertama dan Asia kedua yang berhasil merajai chart Billboard.
Mereka memecah rekor sebagai artis Asia yang menduduki posisi tersebut setelah 57 tahun.
Label BTS, BigHit Entertainment mencuitkan keberhasilan BTS dalam akun Twitter resminya pada 1 September 2020 lalu.

"First Korean Pop Artist in history to debut #1 on Billboard Hot 100," cuit BigHit dilansir via Tribunnewsmaker dalam artikel BTS Bantu Tingkatkan Perekonomian Korea Selatan Hingga 21,1 Miliar
Bangtan Boys bahkan berhasil menyingkirkan, Cardi B, Drake, hingga Harry Styles.
Tidak hanya rekor untuk grup, singel " Dynamite" dari BTS ternyata juga menaikkan pemasukan ekonomi Korea Selatan dengan total 1,7 triliun Won atau setara Rp 21,1 miliar.
Pada Senin (7/9/2020), Pusat Penelitian Industri Budaya dari Institut Kebudayaan dan Pariwisata Korea membagikan analisis mereka terhadap penjualan Big Hit Entertainment, pernyataan input output Bank of Korea, statistik bea cukai, impor, dan ekspor perdagangan Layanan Bea Cukai Korea, dan volume penelusuran tren Google dari "Dynamite".
Penjualan dari segala aspek tersebut telah telah mencapai 245,7 miliar won atau Rp 3,05 triliun.
Untuk peningkatan ekspor barang dagangan terkait kosmetik, makanan, dan pakaian diperkirakan mencapai sekitar 371,7 miliar won (Rp 4,6 triliun).
Lalu, efek pemicu produksi yang dihasilkan, diperkirakan mencapai 1,2 triliun won atau Rp 14,9 trilun.
Efek dorongan nilai tambah diperkirakan bernilai 480,1 miliar won (Rp 5,96 triliun).