Penyebab Isabella Guzman Tak Dipenjara Karena Mengidap Skizofrenia Paranoid, ini Gejala-gejalanya

Penyebab Isabella Guzman tak dipenjara setelah membunuh ibu kandungnya adalah karena mengalami paranoia schizophrenia atau Skizofrenia Paranoid.

YouTube Denver7 – The Denver Channel
Isabella Guzman saat berada di pengadilan di Colorado, Amerika Serikat 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id - Penyebab Isabella Guzman tak dipenjara setelah membunuh ibu kandungnya adalah karena ia mengidap gangguan jiwa paranoia schizophrenia atau Skizofrenia Paranoid.

Seperti diketahui, sosok Isabella Guzman viral baru-baru ini karena tersenyum bahagia setelah membunuh ibu kandungnya secara sadis.

Isabella Guzman telah membunuh ibu kandungnya yang bernama Yun-Mi Hoy dengan cara menusuknya.

Ia menusuk bagian wajah ibunya sebanyak 79 kali.

Biodata Isabella Guzman Cewek yang Viral Tersenyum Bahagia Setelah Bunuh Ibu Kandung Secara Sadis

Tapi dalam sidang pengadilan, Isabella Guzman justru dinyatakan tak bersalah dengan alasan gangguan jiwa.

Menurut keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds, Isabella Guzman didiagnosa mengalami paranoia schizophrenia.

Melansir dari Alodokter, paranoia schizophrenia atau Skizofrenia Paranoid adalah jenis skizofrenia dengan kekhasan pada munculnya gejala positif, seperti waham (keyakinan pada sesuatu yang tidak nyata) dan halusinasi.

Meski bisa diderita oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia 18–30 tahun.

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering terjadi.

Umumnya, penderita skizofrenia paranoid akan mengalami kecurigaan atau ketakutan terhadap sesuatu yang tidak nyata.

Merasa seperti diperintah, dikejar, atau dikendalikan oleh orang lain, serta halusinasi pendengaran merupakan gejala yang sering dialami penderitanya.

Hal ini selanjutnya memengaruhi caranya dalam berpikir dan berperilaku.

Skizofrenia paranoid merupakan penyakit yang diderita seumur hidup.

Namun, dengan bantuan dokter dan perawatan rutin, gejala skizofrenia paranoid dapat diredakan dan penderitanya dapat beradaptasi dengan kondisi yang dimilikinya.

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya skizofrenia paranoid.

Ada dugaan yang menyatakan bahwa kondisi ini diturunkan di dalam keluarga.

Namun, tidak semua penderita skizofrenia paranoid pasti memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama.

Seperti yang telah dijelaskan di awal, skizofrenia paranoid bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi kebanyakan kasusnya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda antara usia 18–30 tahun.

Walaupun belum diketahui penyebab pastinya, berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami skizofrenia paranoid:

- Mengalami kelainan dan gangguan pada otak
- Mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen saat lahir
- Mengalami trauma pada masa anak-anak, termasuk perundungan, pelecehan seksual, atau menghadapi -penceraian atau kehilangan orang tua
- Menderita infeksi virus selama masa anak-anak atau saat berada di di dalam kandungan

Gejala utama skizofrenia paranoid adalah kemunculan delusi (waham) dan halusinasi, terutama halusinasi pendengaran.

Gejala ini dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan terkadang dapat mereda meski tidak sepenuhnya sembuh.

Dari sekian banyak jenis delusi, delusi kejar atau keyakinan akan adanya persekusi adalah gejala yang paling sering muncul.

Kondisi ini terlihat dengan munculnya rasa takut dan kecemasan yang besar pada hal-hal yang tidak nyata.

Delusi kejar merupakan cerminan dari ketidakmampuan membedakan kenyataan dan bukan.

Gejala delusi kejar yang dialami oleh penderita skizofrenia paranoid dapat berupa:

- Merasa seseorang atau pemerintah sedang memata-matai aktivitas sehari-harinya
- Merasa orang sekitar sedang bersekongkol untuk mencelakai dirinya
- Merasa teman-teman atau orang terdekat mencoba mencelakai dirinya, salah satunya adalah pemikiran bahwa ada yang memasukkan racun ke dalam makanannya
- Merasa pasangannya sedang berselingkuh

Selain delusi dan halusinasi, penderita skizofrenia paranoid juga sering berperilaku tidak terkontrol atau kacau (disorganized behaviour) dan sulit dimengerti dalam berbicara.

Delusi, halusinasi, serta perilaku dan bicara kacau digolongkan menjadi gejala positif pada penderita skizofrenia paranoid.

Saat mengalami skizofrenia paranoid, gejala-gejala positif ini akan lebih dominan muncul.

Walaupun jarang terjadi, beberapa gejala negatif, seperti tidak bisa merasakan emosi, kehilangan ketertarikan pada aktivitas sehari-hari, atau kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang sebelumnya dirasakan menyenangkan, juga bisa dialami oleh penderita skizofrenia.

Gejala negatif perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. 

Dorongan bunuh diri cukup sering ditemukan pada kasus skizofrenia atau skizofrenia paranoid yang tidak ditangani dengan baik.

Semua gejala yang ditimbulkan akibat menderita skizofrenia paranoid dapat menyebabkan gangguan terhadap pekerjaan, hubungan dengan orang lain, atau bahkan dalam merawat diri sendiri.

Dikutip dari laman denver.cbslocal.com, dokter yang menangani Isabella Guzman turut memberikan kesaksian.

Dokter bersaksi bahwa Isabella Guzman tidak percaya bahwa ibu sebenarnya adalah ibu kandung yang telah ia bunuh.

Selama ini Isabella Guzman berdelusi bahwa ibu kandungnya merupakan sosok wanita bernama Cecela.

Bahkan ia juga meyakini bahwa sang ibu perlu dibunuh untuk menyelamatkan dunia.

“Kami menghukum orang yang membuat keputusan untuk melakukan kesalahan ketika mereka tahu lebih baik dan mereka bisa melakukan sesuatu yang berbeda.

Dan dalam kasus khusus ini saya yakin, berdasarkan bukti yang saya lihat dan informasi yang telah disajikan di pengadilan, bahwa wanita ini tidak tahu benar dan salah dan dia tidak bisa bertindak berbeda dari yang dia lakukan, mengingat signifikansi skizofrenia dan delusi paranoid, halusinasi visual yang dapat didengar yang dia alami.

Saya yakin akan hal itu dan saya merasa demi keadilan saya harus mengambil langkah-langkah ini,” kata George Brauchler, Jaksa Wilayah, Distrik Yudisial ke-18.

George Brauchler mengatakan Isabella Guzman akan tetap di sana sampai dia tidak lagi menjadi ancaman bagi komunitas atau dirinya sendiri.

Isabella Guzman juga kemungkinan besar akan berada di rumah sakit jiwa selama sisa hidupnya.

Fakta Ekspresi 'Bahagia' Isabella Guzman

Belakangan viral video Isabella Guzman, wanita muda yang justru tampak bahagia setelah membunuh ibu kandungnya secara keji.

Video tersebut diambil saat persidangan kasus Isabella Guzman, gadis 25 tahun tersebut sempat menunjukkan wajah sumringah ke arah kamera.

Isabella Guzman merupakan gadis yang menusuk ibunya sebanyak 79 kali hingga tewas di tempat.

Peristiwa tragis tersebut sebenarnya telah terjadi tujuh tahun silam saat Isabella berusia 18 tahun di Colorado, Amerika Serikat.

Namun, belakangan kembali viral ketika ekspresinya di persidangan beredar di media sosial dan menjadi perbincangan hangat.

Berikut sejumlah fakta terkait kasus Isabella Guzman selengkapnya dilansir dari Tribun Style dalam artikel "VIRAL Buat Ekspresi 'Bahagia' Setelah Tusuk Ibunya 79 Kali, Isabella Guzman Akhirnya Tak Dipenjara

1. Konflik dengan Ibu Sendiri

Diketahui, Isabella Guzman mulai mengalami konflik dengan ibunya sendiri saat sang ibu memutuskan untuk menikah lagi.

Ibu Isabella, Yun-Mi Hoy diketahui menikah lagi dengan seorang pria bernama Ryan Hoy.

Cekcok antara Isabella dan ibunya sempat diungkapkan oleh Ryan Hoy.

Ryan Hoy membenarkan jika Isabella kerap kali bertengkar dengan sang ibu.

2. Kirim E-mail Mencurigakan

Tak hanya bertengkar, sebelum beraksi menghabisi nyawa ibunya, Isabella diketahui sempat mengirimkan e-mail kepada ibunya.

Ryan Hoy menceritakan jika istrinya sempat menunjukkan e-mail yang dikirmkan oleh Isabella.

E-mail tersebut berisikan kata-kata "Anda akan membayar,".

Akibat e-mail tersebut, ibu Isabella sempat memanggil polisi karena merasa terancam dengan aksi anaknya sendiri.

3. Detik-detik Kejadian

Polisi membenarkan jika sedang ada konflik dengan keluarga Isabella Guzman, namun polisi juga menyebutkan permasalahan tersebut sudah diselesaikan.

Sebagaimana tertuang dalam pernyataan di dokumen pengadilan.

Keesokan harinya, ibu Isabella pulang dari kerja sekitar pukul 9.30 malam dan pergi ke lantai atas untuk mandi.

Sementara Isabella Guzman diketahui berada di kamarnya sepanjang hari. 

Ryan Hoy mengatakan kepada polisi bahwa dia kemudian mendengar suara dentuman dari lantai atas dan istrinya memanggil namanya.

4. Berlumuran Darah di Lantai Kamar Mandi

Ryan Hoy melanjutkan ketika dia mencoba membuka pintu kamar mandi, Isabella mendorongnya dengan punggungnya agar tetap tertutup.

Ia kemudian menelepon 911 dan mengatakan kepada petugas operator bahwa istri dan putrinya ada di dalam kamar mandi dan dia bisa melihat darah mengalir dari bawah pintu ke kamar mandi.

Ryan Hoy juga memberi tahu polisi bahwa ketika dia kembali ke atas, dia melihat Isabella berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil memegang pisau.

Ryan Hoy kemudian mengamati istrinya terbaring di lantai kamar mandi berlumuran darah dengan tongkat baseball tergeletak di samping tubuhnya.

5. Kondisi Mengenaskan

FAKTA Ekspresi Bahagia Isabella Guzman di Persidangan, Bunuh Ibu Kandung dengan 79 Kali Tusukan

Ketika polisi tiba di rumah, mereka menemukan tubuh telanjang Yun-Mi Hoy tergeletak di lantai kamar mandi dengan banyak luka robek dan tusukan.

Dia dinyatakan meninggal di tempat kejadian pada pukul 10.28 malam.

Polisi menemukan jasad Yun-Mi Hoy dalam keadaan mengenaskan di dalam kamar mandi lantai dua berselang beberapa jam kemudian.

Saat ditemukan, Yun-Mi Hoy dalam kondisi telanjang dengan luka tusuk di wajah sebanyak 48 kali dan di leher sebanyak 31 kali.

Isabella Guzman diringkus dalam waktu 16 jam semenjak ditetapkan sebagai buronan.

Ketika itu, usianya masih 18 tahun. Kini, dia sudah 25 tahun.

Ketika disidang di pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Isabella sempat tersenyum ke arah kamera wartawan yang menyorotnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved