Bos KKB Papua Hengky Wuamang Kerja Sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak, ini Aksi Kejinya
Bos atau pimpinan KKB Papua, Hengky Wuamang ternyata bekerja sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak. Ini daftar aksi keji mereka
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Bos atau pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Hengky Wuamang ternyata bekerja sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak.
Lekagak Telenggen dan Jhony Botak merupakan dua nama pentolan KKB Papua yang cukup terkenal karena kerap melakukan aksi teror.
Seperti diketahui, Hengky Wuamang ditembak mati oleh TNI-Polri saat menyerbu markas KKB Papua di Kali Kopi, Minggu (16/8/2020).
KKB Papua pimpinan Hengky Wuamang masuk dalam wilayah Kodap III yang sering berulah di Distrik Tembagapura atau areal operasional PT Freeport Indonesia (PTFI).
• Serbu 3 Markas KKB Papua Sekaligus, TNI-Polri Tembak Sosok Penyelenggara Perang, ini Kronologinya
Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw menyebut, daftar panjang aksi keji Hengky Wuamang.
Berikut ulasannya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Ini Daftar Kejahatan Hengky Wuamang, Pimpinan KKB yang Tewas Ditembak Aparat'
1. Mengajak KKB Papua lain untuk bergabung
Menurut Paulus Waterpauw, Hengky Wuamang mengajak anggota KKB Papua lainnya untuk bergabung dan mengatur semua aksi teror.
"HW adalah orang yang mengajak beberapa KKB di pegunungan tengah untuk masuk ke Tembagapura, dia yang mengatur semua untuk melakukan aksi di areal PTFI," ujar Waterpauw, di Jayapura, Senin (17/8/2020).
2. Aksi penembakan
Beberapa aksi penembakan yang pernah didalangi dan dilakukan sendiri oleh HW, di antaranya pada 2009.
Saat itu, HW pernah diamankan terkait rangkaian aksi penembakan di areal PTFI, antara lain, penembakan karyawan PTFI di mile 52 pada 11 Juli 2009 dengan korban adalah warga asing, Drew Ncholas Bren.
3. Penyanderaan
HW juga pernah melakukan penyanderaan masyarakat dan karyawan PTFI di Kampung Banti pada 2017, juga pembakaran kartu identitas karyawan PTFI pada 16 Juli 2018 di Kampung Kimberly, lalu pembakaran SD dan rumah sakit Banti pada 24 Maret 2018.