Berita Surabaya

Satya Oktabrian, Seniman Muda yang Munculkan Wayang dalam Lukisan Bergaya Ekspresif

Karakter dari masing-masing tokoh pewayangannya pun memiliki keunikan masing-masing. Keunikan ini ditangkap seniman rupa Satya Oktabrian.

Foto Istimewa
Seniman muda mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Satya Oktabrian berpose di depan lukisannya yang mengusung figur wayang bertajuk Petan. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wayang kulit merupakan salah satu tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa.

Kesenian ini banyak mengandung nilai-nilai yang filosofis.

Karakter dari masing-masing tokoh pewayangannya pun memiliki keunikan masing-masing.

Keunikan ini ditangkap seniman rupa Satya Oktabrian.

Dalam berbagai karyanya, seniman muda 22 tahun ini kerap mengusung objek wayang.

"Karya saya memang lebih mengangkat karakter pewayangan. Tidak hanya tokoh-tokoh wayang asli, tapi juga manusia yang bentuknya saya ubah menjadi wayang. Jadi merepresentasikan kehidupan dalam bentuk pewayangan," ungkap Satya.

Hal ini berangkat dari fenomena memudarnya kesenian wayang di masyarakat, termasuk masyarakat pedesaan.

"Saya lahir di Malang, di lereng Gunung Kawi. Dulu sangat banyak pertunjukan wayang, kalau ada acara nanggapnya wayang. Tapi semakin lama semakin bergeser, kini masyarakat lebih suka nanggap orkes," ungkap mahasiwa Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Selain itu, ia melihat para seniman muda kini lebih banyak mengusung visual kontemporer yang modern. Mengikuti tren yang sedang popular.

"Saya suka estetika bentuk wayang. Untuk objeknya, ada macam-macam. Ada Punakawan, Pandawa, ada juga menggambarkan figur manusia dalam bentuk wayang," ungkapnya.

Salah satu karyanya yang berjudul 'Petan', misalnya, Satya menggambarkan Semar, Petruk, Gareng dan Bagong yang saling petan atau mencari kutu rambut.

"Ini kan orang lebih tua metani yang lebih muda. Hal ini menandakan, orang yang lebih dewasa menghilangkan hal buruk untuk generasi muda. Dalam artian ngopeni yang lebih muda," terangnya.

Menariknya, Satya menghadirkan karyanya dengan gaya yang lebih ekspresif.

Ia banyak memberi garis-garis yang tidak beraturan.

"Garisnya ini saya dapat cat yang dimasukkan keplastik yang ujungnya dilubangi sedikit. Catnya keluar dari lubang itu, jadi kayak bikin kue," ungkap mahasiswa jurusan Seni Rupa Murni ini.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved