Bukti China Sudah Siap Hadapi AS, Setelah 'Duel' Rudal Kini Gelar Simulasi Tangkal Serangan Udara
China semakin gencar memperbarui persenjataan maupun pertahanan militernya. Mereka kini menggelar simulasi menangkal serangan udara Amerika Serikat
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Awal pekan ini, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa perang antara China dan AS serta Australia mungkin saja terjadi.
Dia menyerukan aliansi negara-negara Indo-Pasifik untuk memerangi meningkatnya ancaman China secara global, tetapi juga di Laut China Selatan.
Komentarnya mengikuti mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, yang mengindikasikan konflik antara AS dan China dapat terjadi dalam tiga bulan ke depan.
Menanggapi pernyataan ini, Mr Morrison berkata: “Kami telah mengakui bahwa apa yang sebelumnya tidak terbayangkan dan bahkan tidak dianggap mungkin atau mungkin dalam hal jenis hasil tersebut tidak lagi dipertimbangkan dalam konteks tersebut.
“Saat ini, Indo-Pasifik menjadi episentrum persaingan strategis. Ketegangan atas klaim teritorial meningkat," ujarnya.
Duel Uji Coba Rudal Baru
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan China juga berlomba mengembangkan rudal baru.
AS dan China tampaknya kini tengah "berduel" untuk menguji coba rudal tercanggih mereka.
Tes terbaru rudal ICBM China diumumkan pada Senin (3/8/2020) oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Ada dua rudal balistik antarbenua yang dites. Satu rudal jarak pendek Dongfeng-16, dan kedua versi panjang Dongfeng-26.
Melihat hal itu, AS pun seolah tak ingin ketinggalan.

Lepas malam setelah 4 Agustus 2020, Komando Serangan Global Angkatan Udara AS menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) LGM-30 Minuteman III.
Lantas, seperti apa perbandingan kehebatan Minuteman vs Dongfeng?
Melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Dongfeng vs Minuteman, Duel Kehebatan Rudal Antarbenua China dan AS', berikut ulasannya:
Rudal Dongfeng China dirancang mencapai sasaran ribuan mil jauhnya.