Berita Malang
Tenaga Medis Korban Covid-19, Ahli Waris Minta Masyarakat Jaga Diri
Titin sudah tidak bertemu anaknya sejak menyatakan merasa kena Covid-19 dan meninggal 5 Juli 2020
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, MALANG - Serangan Corona atau Covid-19 yang bertransmisi antarmanusia tidak memilih korbannya, bahkan tenaga medis pun ikut meninggal.
Hal itu menyisakan kesedihan pada keluarganya, termasuk Ny Titin, ibunda dari dr Putri Wulan Sukmawati, yang gugur saat menangani pasien Covid-19 di RS Dr Soetomo Surabaya.
Dr Putri meninggal pada 5 Juli lalu, dan sedang menjalani Program Studi Dokter Spesialis (PDDS) anak di FK Unair. Karena banyak tenaga kesehatan yang meninggal, Ny Titin berpesan agar masyarakat menjaga diri.
"Sudah banyak yang meninggal. Virus itu ada meski tidak terlihat. Saya pesan, jangan kumpul-kumpul, jangan sembrono. Jagalah diri," pesan perempuan berjilbab itu saat menerima santunan selaku ahli waris korban Covid-19 dari Menkes Terawan Agus Putranto di aula Poltekes Malang, Jumat (7/8/2020).
Titin sudah tidak bertemu anaknya sejak menyatakan merasa kena Covid-19 dan meninggal 5 Juli 2020. "Waktu itu ia telpon saya dan mengeluh telah tertular. Ia mengaku panas tinggi setelah menangani pasien," kisah Ny Titin dengan mata dipenuhi air mata.
Almarhumah juga mengatakan sudah mengonsumsi vitamin dosis tinggi. Setelah itu, ia menjalani swab dan dinyatakan positif. "Sebelum meninggal ia dirawat selama 20 hari kemudian meninggal 5 Juli," tuturnya.
Dr Putri dimakamkan di Sidoarjo sesuai KTP karena ikut suami. Dari almarhumah, Ny Titin mendapat dua cucu yang masih balita. "Bagaimana lagi kejadiannya sudah seperti itu. Dan sampai saat ini juga belum ada vaksinnya," terangnya.
Karena sudah nyata banyak tenaga kesehatan yang meninggal dan pasien Covid-19, Ny Titin berpesan agar masyarakat menjaga diri. "Sudah banyak yang meninggal. Virus itu ada meski tidak terlihat. Saya pesan, jangan kumpul-kumpul, jangan sembrono. Jagalah diri," pesannya.
Meknes menyerahkan santunan pada ahli waris tenaga kesehatan yang meninggal karena menangani Covid-19. Serta pemberian insentif bagi delapan rumah sakit di Jawa Timur di aula Poltekes Kota Malang, Jumat (7/8/2020).
Jumlah santunan kematian diberikan untuk 22 orang. Sedang pemberian insentif untuk delapan RS yang jadi rujukan penanganan Covid-19.
Yang meninggal ada dokter, perawat dan radiografer dari rumah sakit dan puskemas di Jawa Timur. Besaran santunan yang diterimakan kepada ahli waris adalah Rp 300 juta per orang.
"Semoga santunan ini bisa bermanfaat buat keluarga yang ditinggalkannya. Negara tidak akan lupa akan jasa-jasanya," jelas Terawan.
Sementara Prof Dr Abdul Kadir, Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes menyatakan sudah ada 87 tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal saat menangani Covid-19.
"Yang sudah diberi santunan 30 orang, dari sebelumnya 8 orang. Kemudian sekarang ada 22 orang. Yang mendatang diberikan pada 20 orang lain. Sedangkan 27 orang lagi sedang tahap verifikasi," papar Kadir.
Dikatakan, kematian terbanyak adalah dari tenaga kesehatan di Jawa Timur. Santunan yang diberikan per orang Rp 300 juta. "Kalau insentif tenaga kesehatan hanya simbolis karena kami sudah transfer dananya ke RS," tambahnya. ***
Daftar dan Identitas Korban Ledakan Petasan di Kasembon Malang |
![]() |
---|
FIRASAT BURUK Manajer Arema Store Menjelang Detik-detik Kantor Arema FC Dirusak: Feeling Tidak Enak |
![]() |
---|
Kesaksian Satpam saat Peristiwa Unjuk Rasa Berujung Perusakan Store Arema FC |
![]() |
---|
Manajer Arema FC Ajak Aremania Duduk Bersama Pasca Kerusuhan di Kandang Singa |
![]() |
---|
Kantor Arema FC Dirusak, Manajemen Arema FC akan Membuat Laporan ke Polisi |
![]() |
---|