Sambang Kampung
Mengenal Masrukan, Pelopor Produksi Bendera di Kampung Bendera Surabaya, Rintis Usaha Sejak 1972
Masrukan dikenal sebagai pelopor produksi bendera di kawasan RW 4 Kelurahan Darmo Surabaya. Kini, kampung ini dikenal sebagai Kampung Bendera.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Suara mesin jahit terdengar di rumah Masrukan, warga RW 4, Kampung Bendera di kawasan Darmo Surabaya.
Dengan teliti, pria berusia 65 ini menjahit seutas tali berwarna merah. Nantinya, tali tersebut akan dikaitkan pada bendera merah putih yang juga ia buat sendiri.
Di belakangnya, bertumpuk-tumpuk bendera merah putih terlihat memenuhi tembok. Tidak hanya bendera, juga ada umbul-umbul, lampu, serta hiasan merah-putih khas Hari Kemerdekaan.
Masrukan dikenal sebagai pelopor produksi bendera di kawasan RW 4 Kelurahan Darmo Surabaya. Kini, kampung ini dikenal sebagai Kampung Bendera.
Ia mulai merintis usaha bendera sejak 1972. Kini, pelanggannya tidak hanya datang dari Surabaya, melainkan juga dari kota-kota lain di Indonesia. Ada yang dari Tuban, Gresik, Madura, sampai Kalimantan.
"Dulu awalnya jualan celana pendek. Terus lama-kelamaan saya berpikir untuk menjual bendera menjelang 17 Agustus, ternyata pelanggannya ramai. Akhirnya saya jalankan sampai sekarang," ungkap pria berpeci ini.
Selain membuat sendiri, Masrukan juga memasok produk dari konveksi di Bandung. Menurutnya, bendera merupakan lahan bisnis yang bagus.
"Kalau pas bulan Agustus seperti ini, bisa bikin dua setel sekitar 160 bendera per hari. Kalau hari biasa mungkin sekitar 80-an. Jadi walaupun hari biasa tetap bikin," katanya.
Sebelum berjualan di tempatnya yang sekarang, yakni Jalan Darmorejo Gg IIIB, Masrukan dulu membuka lapak di pojok jalan dekat jembatan Jalan Darmo.
"Dulu saya jualannya di sana. Kemudian mulai pindah ke sini tahun 2002. Soalnya di sana kan dibongkar," katanya.
Usaha benderanya pun terus berkembang hingga sekarang. Setiap tahun ia mempunyai pelanggan tetap ,baik instansi pemerintah maupun individu.
"Sepertinya tahun ini agak menurun penjualannya. Tapi tetap ramai, disyukuri saja. Ramai-ramainya nanti tanggal 8 Agustus biasanya sampai tanggal 12 Agustus. Dari tahun ke tahun tetap ramai pembeli," kata Masrukan.
Melihat peluang usaha bendera, Masrukan pun meneruskan ilmunya kepada keempat anaknya yang kini semuanya ikut memproduksi dan menjual bendera.
Salah satunya yakni Moch Solikin, anak sulung Masrukan. Sejak kecil akrab dengan bendera, kini Solikin mantap menggeluti usaha ini.
"Dari warga juga banyak yang ikut menggeluti usaha bendera, baik yang bikin sendiri maupun konveksi. Ditambah media yang semakin mengenalkan potensi di sini jadi sampai sekarang dikenal sebagai Kampung Bendera," pungkasnya.