Berita Tulungagung
Tukang Dokar di Alun-alun Tulungagung Sudah Mulai Merasakan Dampak New Normal
Sejumlah pemilik dokar sudah mulai kembali menjajakan jasanya di seputar alun-alun Kabupaten Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Sejumlah pemilik dokar sudah mulai kembali menjajakan jasanya di seputar alun-alun Kabupaten Tulungagung.
Keberadaan dokar ini menjadi salah satu daya tarik atraksi wisata di alun-alun Tulungagung.
Sekurangnya ada 10 pemilik dokar yang menawarkan jasa keliling kota dengan kendaraan tradisional ini.
Namun selam masa pandemi virus corona, mereka sempat menghilang.
Selain karena kebijakan social distancing, alun-alun Tulungagung juga ditutup untuk warga.
Dampaknya ruang terbuka hijau yang jadi tempat wisata keluarga ini sepi dari pengunjung.
Namun kini para pemilik dokar ini sudah bisa mengais rezeki seperti biasa, meski belum pulih seperti sebelum pandemi.
Penerapan normalitas baru (new normal) membuat alun-alun Tulungagung kembali semarak.
“Ini baru dua tarikan. Biasanya segini sudah bisa 10 tarikan,” ujar salah satu pemilik dokar, Siswanto, Jumat (31/7/2020) siang.
Warga Desa Patik, Kecamatan Kauman ini menuturkan, pemilik dokar biasanya beroperasi setiap hari Minggu.
Namun karena hari ini adalah hari libur nasional, mereka juga diperbolehkan untuk beroperasi.
Meski sepi, setidaknya situasi saat ini bisa membantu para pemilik dokar untuk mengais rezeki.
“Ada pelanggan lama, juga sudah menghubungi. Biasanya minta jalan-jalan,” sambung Sis, panggilan akrabnya.
Sis dan kawan-kawan memasang tarif Rp 40.000 untuk dua kali keliling alun-alun Tulungagung.
Sekali jalan, satu dokar bisa dimuati empat orang sekaligus.
Selain di sekitar alun-alun, para pemilik dokar juga melayani perjalanan di luar wilayah alun-alun.
“Misalnya kalau ke Stasiun, kami memasang tarif Rp 50.000. Bisa juga ke (tempat wisata kuliner) Pinka, atau wisata belimbing,” ungkap Sis.
Menurut salah satu warga, Deffi Natalhia, keberadaan dokar ini bisa saja menjadi atraksi wisata.
Tapi dokar ini juga bisa menjadi sarana pembelajaran anak.
Sebab alat transportasi tradisional ini sudah sulit ditemui.
“Setidaknya saat ini kita masih bisa menemukan dokar di alun-alun Tulungagung. Ini bisa jadi sarana kita mengenalkan pada anak-anak,” ucapnya.