Sebut Ayah dan Anak yang Ditembak Bukan KKB Papua, Bupati Nduga Juga Pernah Minta TNI-Polri Ditarik
Sebut Ayah dan Anak yang Ditembak TNI Bukan Anggota KKB Papua, Bupati Nduga Juga Pernah Minta TNI-Polri Ditarik. Ini rangkuman faktanya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pernyataan Bupati Nduga Yarius Gwijangge tentang 2 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang ditembak TNI pada Sabtu (18/7/2020), jadi sorotan baru-baru ini.
Yarius Gwijangge membantah kalau 2 orang yang merupakan ayah dan anak itu adalah anggota KKB Papua.
Dia menyebut kalau kedua korban hanya warga sipil yang mata pencahariaannya bertani.
Pernyataan Bupati Nduga ini cukup mengejutkan karena berkebalikan dengan pernyataan TNI.
Ternyata, bukan sekali ini Yarius Gwijangge memberikan pernyataan yang kontroversial.
Sebelumnya Yarius pernah secara terang-terangan meminta pemerintah secepatnya menarik personel TNI-Polri yang sedang menggelar operasi militer di Papua.
Berikut rangkuman fakta selengkapnya dilansir dari Kompas.com (grup SURYA.co.id).
1. Anggota KKB Papua Egianus Kogoya
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III memastikan dua korban yang tertembak di Nduga adalah anggota KKB Papua yang merupakan anggota dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
"Memang benar Tim Satgas Pamtas Yonif PR 330/TD, Sabtu (18/7), melakukan penghadangan terhadap dua anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya di Kenyam" kata Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kol Czi Gusti Nyoman Suriastawa, dilansir dari Antara.
Dia membenarkan, dari laporan yang diterima terungkap tewasnya dua anggota KKB Papua pada Sabtu (18/7), dan mendapatkan sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api jenis revolver dan HP milik anggota TNI yang dicuri serta uang tunai Rp 9 jutaan.
2. Diintai oleh Tim Satgas

Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Ayah dan Anak Terduga KKB Tewas Ditembak, TNI Sita Pistol Revolver', kronologinya berawal dari pengintaian oleh tim Satgas Pamtas menggunakan teropong.
Dalam pengintaian tersebut, tim kemudian melihat ayah dan anak ini membawa senjata SPR 1 AW.
Dari pantauan tim, EK dan SK kepergok sedang melakukan transaksi senjata lalu bergabung dengan warga yang akan menyeberang sungai.
"Terlihat dua orang KKB Papua sedang melaksanakan transaksi penyerahan senjata jenis pistol, kedua anggota KKB Papua tersebut sempat bergabung dengan sekelompok masyarakat yang akan menyeberang sungai dari arah Tawelma menuju ke arah Quari atas Kampung Genit, kemudian menyeberang bersamaan dengan masyarakat," kata Nyoman.
3. Ditembak mati
Setelah menyeberangi sungai, sambung dia, masyarakat langsung dijemput oleh mobil pikap menuju Kenyam, tetapi kedua anggota KKB Papua tersebut tidak ikut naik.
Setelah itu, lanjut dia, tim terus melakukan pemantauan terhadap keduanya hingga dilakukan penembakan yang berakhir dengan keduanya meninggal dunia.
Atas kejadian ini, seluruh personel Satgas Pamtas penyangga Yonif PR 330/TD diminta untuk meningkatkan kewaspadaan di titik kuat masing-masing dan melaksanakan siaga tempur.
Sebab, pergerakan KKB Papua bergabung dengan masyarakat sebagai tameng.
4. Barang bukti diamankan
Dari tangan EK dan SK, TNI mengamankan pistol berjenis revolver dan sejumlah barang bukti lainnya.
“Barang bukti yang diamankan dari keduanya yakni pistol jenis revolver nomor senjata S 896209 satu pucuk, HP milik prajurit yang sempat dirampas pelaku sebulan yang lalu, tas dua buah, parang, kampak dan uang tunai Rp 9 jutaan,” kata Kepala Penerangan Kogabwilhan 3, Kolonel czi Gusti Nyoman Suriastawa melalui pesan tertulis, Selasa (21/7/2020).
5. Bupati Nduga membantah
Kontroversi mulai muncul saat Bupati Nduga Yarius Gwijangge membantah klaim TNI tersebut.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Bantah Klaim TNI, Bupati Nduga Sebut 2 Orang yang Tewas Ditembak Bukan KKB'
Dia menyebut hal tersebut tidak benar karena kedua korban merupakan warga sipil yang mata pencahariaannya bertani.
"Saya tidak menyatakan kalau mereka ini anggota TPN OPM, tapi mereka ini adalah masyarakat murni," ujar Yarius, melalui rilis, Selasa (28/7/2020).
Dia mengaku, secara pribadi mengenal kedua korban yang merupakan ayah dan anak.
Hal tersebut karena kedua korban sering membantu keluarganya ketika berada di Distrik Mugi.
"Sebelum ke sini, mereka ini sering bantu bapak mantu saya saat mereka ada di Mugi, mereka ini yang suka antar-antar makan, jadi saya tahu mereka ini masyarakat," kata dia.
Yarius juga menyayangkan tindakan yang diambil oleh pihak TNI yang menembak kedua korban yang akhirnya membuat mereka tewas.
Ia menilai, seharusnya bila memang kedua orang tersebut benar anggota KKB Papua, aparat bisa menangkap mereka hidup-hidup dan kemudian menjalani proses hukum.
"Mereka sudah tangkap bagus, sebenarnya kalau sudah ditangkap tidak boleh ditembak," kata Yarius.
6. Berbeda dengan pernyataan TNI
Sebelumnya Kodam XVII/Cenderawasih sempat mengeluarkan rilis pada 21 Juli 2020 dan menyatakan bahwa Bupati Nduga Yarius Gwijangge telah menyatakan kedua korban yang tewas ditembak Satgas Yonif PR 330 merupakan anggota KKB Papua.
“Saya selaku Bupati yang mewakili masyarakat Kabupaten Nduga akan menjelaskan kepada masyarakat maupun keluarga korban bahwa yang tertembak itu merupakan bagian dari KKB Papua dan bukan warga sipil yang tidak bersalah,”ucap Bupati dalam rilis tersebut.
Sementara, Kapen Kogabwilhan Kolonel Czi Gusti Nyoman saat dikonfirmasi melalui telepon menyatakan tidak ingin menanggapi apa yang disampaikan bupati.
Menurut dia, masalah tersebut telah selesai dan bupati sendiri yang telah membuat pernyataan di depan masyarakat Nduga yang ada di Bandara Kenyam.
"Dia sudah ngomong itu di depan umum, ada rekamannya, ada fotonya, ada videonya, terus dia berbalik, ngapain kita berdebat," kata Nyoman.
7. Bupati Nduga pernah minta TNI-Polri ditarik

Bukan sekali ini Yarius Gwijangge memberikan pernyataan yang kontroversial.
Sebelumnya Yarius pernah secara terang-terangan meminta pemerintah secepatnya menarik personel TNI-Polri yang sedang menggelar operasi militer di Papua.
Permintaan itu disampaikan Bupati Nduga Yairus Gwijangge saat bertemu Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
"Kami dengan harapan penuh, meminta kepada bapak Presiden melalui Ketua DPR, bahwa penarikan anggota TNI-Polri itu tidak jadi masalah," ujar Yairus, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Bupati Nduga Minta Pemerintah Tarik TNI/Polri dari Wilayahnya'
Menurut Yairus, keberadaan personel TNI-Polri di wilayahnya membuat hidup masyarakat tidak tenang.
Bahkan, masyarakat terpaksa mengungsi ke saudara dan kerabat di kabupaten sehingga sekitar 11 distrik di Nduga kosong.(Dhias Suwandi/Robertus Belarminus/Kristian Erdianto/Putra Dewangga/Kompas.com/Surya.co.id)