Polemik POP di Kemendikbud
Menteri Nadiem Sudah Minta Maaf Tapi Masalah Tetap Berlanjut, Ini Saran Dede Yusuf
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf kemudian memberijkan saran untuk Menteri Nadiem.
SURYA.co.id I JAKARTA - Tiga ormas besar dunia pendidikan memutuskan mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.
Terdiri Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan PGRI. Ormas yang suda puluhan tahun membantu penyelenggaraan pendidikan di Tanah Air ini protes dengan dimasukkan sejumlah lembaga baru yang dinilai tidak tepat.
Mendikbud Nadiem Makarim pun telah meminta maaf dan akan mengoreksi keberadaan lembaga-lembagai tersebut dalam POPO. Namun demikian, NU, Muhammadiyah maupun PGRI tetap belum bersedia kembali menjadi anggota POP Kemendikbud.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf kemudian memberijkan saran untuk Menteri Nadiem.
Dede menilai permintaan maaf Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim terkait polemik Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan sikap yang bijaksana.
Namun, Dede menekankan pentingnya komunikasi yang intens antara Nadiem dengan organisasi penggerak. “Saya kira kalau beliau mau minta maaf, itu sangat bijaksana. Tetapi yang paling penting menurut saya adalah komunikasi,” kata Dede Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).
Dede menyarankan Nadiem berkunjung dan bertatap muka dengan pimpinan organisasi penggerak. Sebab, menurut Dede, dengan bersilaturahim, Nadiem dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari program yang digagasnya itu.
“Di dalam budaya Indonesia komunikasi itu tidak bisa dilakukan secara virtual , datangilah organisasi-organisasi besar itu, jelaskan maksud dan visi pendidikan dan kemudian silaturahimnya dikuatkan kembali,” ujar politisi Demokrat ini.
“Karena bagaimana pun juga NU dan Muhammadiyah adalah bagian integral dari dunia pendidikan bangsa ini sejak dulu, sehingga komunikasi aktif menjadi sangat berarti,” tutur Dede.
Sebelumnya, PGRI, Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, serta Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah memutuskan mundur dari Program Organisasi Penggerak.
Nadiem pun berharap organisasi penggerak yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan, dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).
"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).