Virus Corona di Jember

Bupati Faida Sosialisasikan Penanganan Covid-19 di Jember Lewat Pengajian

Pengajian rutin di Pendapa Pemkab Jember itu digelar di masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/sri wahyunik
Pengajian rutin malam Jumat Manis yang digelar oleh bupati dan wakil bupati Jember, Jumat (24/7/2020). 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Meskipun tengah didera isu pemakzulan oleh DPRD Jember, Bupati Jember Faida tetap beraktivitas seperti biasa.

Seperti yang terlihat pada Kamis (23/7/2020) malam, Faida tetap mengikuti kegiatan pengajian rutin malam Jumat Manis.

Pengajian tersebut dilakukan di rumah dinas bupati, Pendapa Wahyawibhawagraha.

Pengajian rutin itu digelar di masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Puluhan orang memang tetap hadir di pendapa tersebut.

Mereka duduk lesehan secara berjarak.

Menurut Bupati Faida, pengajian itu digelar juga secara virtual.

"Memang tetap ada yang datang ke pendapa, tetapi jumlahnya sedikit. Duduknya diatur, dan memakai masker. Sedangkan yang lain, sabar dulu. Bisa mengikuti pengajian secara daring dari rumah masing-masing," ujar Faida.

Saat berpidato di acara pengajian, doa bersama, dan selawatan itu, Faida berpesan kepada masyarakat seputar penanganan Covid-19 di Jember.

Dia berpesan kepada masyarakat Jember agar tidak takut berlebihan dengan wabah virus korona, namun demikian, semuanya tidak boleh lengah sedikitpun.

“Takut berlebihan tidak perlu, tetapi lengah juga berbahaya,” tegasnya.

Salah satu sikap yang tidak boleh lengah adalah kedisiplinan memakai masker saat keluar rumah.

Selain itu, kepada para jamaah pengajian dan masyarakat Jember, dia juga mengingatkan lagi pentingnya gotong royong masyarakat dalam penanganan Covid-19.

Gotong royong yang dia maksud, jika ada tetangganya yang melakukan isolasi mandiri, maka tetangga sekitar harus membantu mereka.

"Jangan buru-buru update status 'Lur, tetangga saya positif'. Kalau seperti itu nanti malah yang terjad huru-hara. Kalau ada tetangga yang positif, kemudian keluarganya isolasi mandiri, ya tetangganya itu datang, bukan bawa semprotan (disinfektan), tetapi bawa makanan. Karena yang isolasi mandiri, mungkin tidak punya bahan makanan untuk dimasak," tegasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved