Citizen Reporter

Masjid Seribu Pintu, Wisata Religius di Kota Malang yang Sering Disebut Masjid Tiban

Pondok pesantren didirikan oleh Romo Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmad Alam atau dikenal Romo Kiai Ahmad didirikan 1963.

Editor: Parmin
Foto: istimewa
Masjid dengan nama asli Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah itu merupakan salah satu wisata religius di Kota Malang. 

SURYA.co.id | Siapa yang sudah pernah berwisata ke masjid tiban Turen? Masjid dengan nama asli Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah itu merupakan salah satu wisata religius yang berada di Kota Malang, tepatnya berada di Jalan KH Wahid Hasyim Gang Anggur RT 27 RW 6 Sananrejo.

Bangunan dengan luas sekitar 4 hektare itu memiliki bentuk bangunan yang sangat unik, identik dengan warna birunya dan arsitektur Timur Tengah yang membuat kesan pertama saat melihatnya menjadi takjub akan bangunan itu.

Ada beberapa hal yang membuat pondok pesantren itu disebut dengan masjid tiban atau masjid ajaib.

Banyak orang yang menganggap majid tiban itu muncul dengan sendiri, padahal masjid ini dibangun seperti biasa pada umumnya.

Pondok pesantren yang didirikan oleh Romo Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmad Alam atau biasa dikenal Romo Kiai Ahmad itu didirikan pada 1963.

Awalnya bangunannya biasa, sama seperti bangunan Jawa pada umumnya.

Namun, pada 1978 secara berkala pondok pesantren itu menambah bangunannya sedikit demi sedikit hingga bisa sebesar dan semegah sekarang.

Saat dikunjungi Minggu (8/3/2020) warga sekitar pondok pesantren itu mengatakan, sebenarnya masjid itu dibangun seperti biasa.

Sama seperti orang-orang membangun rumah pada umumnya. Namun, saat para pekerjanya melakukan aktivitasnya kebanyakan pada hari-hari biasa dan sering pada malam hari, itu yang membuat para wisatawan tidak pernah tahu proses pembangunan pondok pesantren.

Di samping bangunan utama yang identik dengan warna biru dan bangunan megahnya, di dalam pondok itu juga terdapat kebun binatang mini yang diisi dengan berbagai satwa seperti monyet, merak, kijang, dan burung.

Tidak hanya kebun binatang mini saja. Di sana terdapat aquarium dengan berbagai macam ikan, mulai dari ikan yang kecil hingga yang sedang. Ada juga ruang tunggu dan bersantai untuk keluarga.

Meski sering disebut dengan masjid, sebenarnya bangunan itu berfungsi sebagai pondok pesantren. Sekitar 300 santri yang ada di pondok pesantren itu.

Mereka yang menetap di pondok itu berasal dari berbagai daerah. Rata-rata santri yang menetap berasal dari luar Malang.
Yang penasaran dan belum pernah datang ke masjid tiban itu, masjid itu patut dikunjungi.

Dengan kemegahan bangunan dan nuansa warna birunya sangat apik untuk dijadikan spot foto. Pengunjung tidak dipungut biaya.

Di sepanjang jalan banyak pedagang kaki lima yang menjajakan jajanan khas Malang.

Itu cocok untuk mencari oleh-oleh setelah mengunjungi masjid tiban.

Resintha Tri Septya Rini
Mahasiswa Program Pendidikan Vokasi
Universitas Brawijaya
resintharini2409@gmail.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved