UTBK SBMPTN 2020

Unair Sediakan 7.000 Kit untuk Peserta UTBK SBMPTN 2020 yang Kesulitan Rapid Test di Daerah

Universitas Airlangga dengan menyediakan sekitar 7.000 rapid test kit untuk peserta UTBK SBMPTN 2020

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
mochamad sudarsono/suryamalang.com
Ilustrasi - rapid test, Sabtu (4/7/2020). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Universitas Airlangga dengan menyediakan sekitar 7.000 rapid test kit. Ini dilakukan pusat UTBK di Surabaya untuk membantu peserta UTBK mendapat rapid test sebagai salah satu syarat unttuk bisa masuk Surabaya mengikuti ujian tersebut.

Rektor Unair, Prof Mohamad Nasih, mengatakan pihaknya banyak mendapat bantuan rapid test kit dari berbagai mitra Unair, mulai dari dosen, manajemen, puskesmas, BPBD Jatim hingga BIN.

"(Sekarang ini) sudah ada 6.500 sampai 7.000 rapid test kit. Tidak hanya untuk Unair, nanti kami distribusikan ke ITS, UPN dan mitra pusat UYBK di Surabaya yang membutuhkan kit ini," ujarnya saat ditemui di Airlangga Convention Center, Minggu (5/7/2020).

Pada sesi pertama UTBK di Unair, lanjut Nasih, sudah ada 60 peserta yang menjalani rapid test dari dua lokasi rapid test gratis di Kampus B dan C.

"Kalau satu hari bisa 100-200 peserta, kami optimis bisa melayani rapid test untuk peserta UTBK yang kesulitan ini," ucapnya.

Pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) juga sudah berkoordinasi dengan beberapa pimpinan daerah lain, yang kemudian memfasilitsi bantuan rapid test untuk warganya yang mau mengikuti UTBK, seperti di Gresik, Sidoarjo sampai Kediri.

"Usaha dulu, kalau kesulitan bisa ke Unair. Bukan masalah rapid test kitnya, tapi tenaga yang menguji rapid ini terbatas kalau semua ke sini," lanjutnya.

Hingga saat ini, belum ada temuan hasil rapid test peserta UTBK Unair yang reaktif.

Kalau pun ada temuan tersebut, maka diimbau menjalani tes swab.

Nasih menerangkan rapid test sifatnya sama dengan hasil pengecekan suhu badan.

Jika suhu badan peserta UTBK diatas 37,5 dan hasil rapid test reaktif, maka harus diteruskan dengn tes swab.

"Harus dipastikan sehat, dengan swab test, kalau negatif ya bisa ikut ujian di sesi-sesi berikutnya sepanjang masih ada jadwal," tegas Prof Nasih.

Akan tetapi, pihak Unair tidak menyediakan layanan tes swab.

Peserta bisa langsung mengirimkan pemberitahuan ke Gugus Tugas kabupaten/kota asal peserta.

"Kalau hasil swab PCR negatif bisa ikut ujian di sesi berikutnya ,sepanjang masih ada waktu. Kalau positif (Covid-19), dinyatakan sakit tidak bisa ikut UTBK (harus penyembuhan)," jelas guru besar Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Unair ini.

Unair menyarankan, peserta yang reaktif rapid test segera mengirimkan hasil swab PCR sebelum 20 Juli 2020.

Sebab gelombang kedua UTBK SBMPTN akan digelar pada 20-29 Juli 2020.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved