Risma Sujud di Kaki Dokter
Drama di Balai Kota Surabaya Risma Sujud dan Menangis di Kaki Dokter, Ucap Tak Pantas Jadi Wali Kota
Cerita sebenarnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menangis dan sujud dua kali di kaki seorang dokter saat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia.
Padahal, politis PDI-P ini memastikan bahwa sejumlah upaya tengah ia gencarkan agar penyebaran wabah COVID-19 ini dapat terus dikendalikan di Surabaya.
"Tolonglah, kami jangan disalahkan terus.
Apa saya rela warga saya mati?
Kita masih ngurus pukul 03.00 pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya, kami masih urus itu," kata Risma.
Di akhir audensi, Risma menyebut ada yang menganggap dirinya bodoh karena mendapat tekanan dari pihak luar dan dianggap tak bekerja mengendalikan penyebaran COVID-19.
Kepada para dokter yang hadir di Balai Kota, Risma menyebut dirinya tak pantas menjabat sebagai kepala daerah.
"Saya memang goblok, saya enggak pantas jadi wali kota," kata Risma sembari menangis.
Persilakan pakai RS Husada Utama
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempersilakan Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur memanfaatkan ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.
Pernyataan ini disampaikan Risma saat menjawab keluhan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Heru Tjahjono, soal kapasitas ruang isolasi di RSUD dr Soetomo yang penuh.
Saat itu, Heru menanyakan kepada Risma, apakah bisa ruang isolasi di RS Husada Utama dimanfaatkan untuk pasien RSU dr Soetomo.
"Di RS Husada Utama ada 200 (bed) itu belum pernah dipakai.
Kami sudah belikan bed 280, silakan dengan senang hati jika ditempati," kata Risma, di sela mengikuti rapat evaluasi pelaksanaan masa transisi menuju new normal wilayah Surabaya Raya, di Mapolda Jatim, Minggu (21/6/2020) malam.