BERITA SURABAYA Hari ini Populer: Pemkot Awasi Ribuan CCTV dan Dokter RSUD Sidoarjo Gugur
Berita Surabaya Populer hari ini Senin (29/6/2020) di antaranya upaya Pemkot Surabaya meningkatkan kesadaran masyarakat.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Simak Berita Surabaya Populer hari ini Senin (29/6/2020) di antaranya upaya Pemkot Surabaya meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pemkot Surabaya memanfaatkan ribuan CCTV di berbagai sudut kota untuk memantau para pelanggar protokol kesehatan COVID-19.
Tindakan ini merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk menekan kasus COVID-19 di Surabaya yang masih tinggi.
Sementara itu, ada juga kabar duka dari dokter di RSUD Sidoarjo yang gugur karena COVID-19.
Langsung saja, berikut telah SURYA.CO.ID rangkum Berita Surabaya Populer hari ini selengkapnya.
1. Pemkot Surabaya Pelototi Ribuan Kamera CCTV untuk Monitor Warga

Ribuan CCTV diberbagai sudut kota pahlawan bakal dimanfaatkan untuk memantau para pelanggar protokol kesehatan di Surabaya.
Ini menyusul jumlah kasus Covid-19 atau Corona di Jatim sudah salip DKI Jakarta, tertinggi di Surabaya.
Cara yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya guna menekan tingginya kasus Corona, yakni memanfaatkan ribuan CCTV guna menunjang pengawasan personil Satpol PP.
Pemkot Surabaya memang memiliki ribuan CCTV di berbagai lokasi. Terutama di tempat umum, seperti taman, ruang publik, dan sejumlah ruas jalan.
CCTV yang dikendalikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya dan Dinas Perhubungan ini akan dimaksimalkan fungsinya untuk memantau para pelanggar ini.
Fikser yang juga Kepala Diskominfo ini mengungkapkan, ketika ada pelanggar yang masuk ke kamera pengawas ini, datanya kemudian bakal dikirimkan oleh CC 112 untuk ditindaklanjuti oleh Satpol PP.
Pelanggar yang termonitor ini diantaranya yang tidak memakai masker, tidak menjaga jarak dan sebagainya.
Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto, mengatakan monitoring memang terus dilakukan pihaknya dengan menyisir berbagai lokasi.
Nantinya, dengan bantuan pantauan kamera CCTV bakal sangat mendukung kinerja pengawasan.
Sementara tindakannya, Pemkot sudah menyiapkan beberapa sanksi, salah satunya dengan penyitaan KTP. Namun, bila pelanggar tidak membawa KTP, sanksi sosial juga bakal diberikan.
Seperti joget di pinggir jalan, menyapu jalan, menyanyi atau bahkan nanti akan dikirim ke Liponsos guna merawat ODGJ disana.
2. Kabar Duka, Dokter RSUD Sidoarjo Meninggal Terpapar Covid-19

Tenaga medis di Surabaya Raya terus berjatuhan lantaran terinfeksi Covid-19 atau virus Corona. Terbaru, dr Soekarno Kasmoeri, SpBi (73) dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (28/6/2020) pukul 06.30 WIB.
dr Sukarno diketahui bertugas di RSUD Sidoarjo dan sempat menjalani perrawatan di RS Universitas Airlangga (RSUA)
Tim Satuan Tugas (Satgas) RSUA dr Alfian Nur Rasyid membenarkan dr Sukarno sempat dirawat selama 15 hari dan terkonfirmasi Covid-19.
"Ketika masuk ke RSUA, pasien langsung ke IGD dengan keluhan mengalami gejala seperti Covid-19. Sempat gagal nafas, kemudian dipasang ventilator," helas Alfian Nur Rasyid, Minggu (28/6/2020).
dr Alfian mengungkapkan, kondisi dr Sukarno kala itu terbilang berat ditambah lagi usianya yang sudah lanjut.
Sehingga meski dipasang ventilator dan menjalani perawatan intensif, nyawa dr Sukirno tidak terselamatkan.
"Ini sedang diproses perawatan jenazah sesuai protokol Covid-19. Dan mungkin sedang perjalanan ke pemakaman. Informasinya di Keputih," ucap dr Alfian.
3. Bu Risma Diminta Tak Teriak oleh Putra Putri Keluarga Angkatan Darat

Tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur yang sudah menyalip DKI Jakarta, terutama di Surabaya membuat banyak kalangan prihatin.
Salah satunya dari DPD Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD Jatim).
Ketua DPD HIPAKAD Jatim, Priyo Effendy menuturkan, penyebab utama penularan Covid-19 di Jatim sulit ditekan lantaran karena masyarakat yang kurang disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Faktornya kurang disiplin saja dan aparat yang kurang tegas. Harusnya aparat ini bisa luwes dan bisa juga tegas sehingga peraturan dan rambu itu bisa ditegakkan secara efektif dan maksimal," kata Priyo, Sabtu (27/6/2020).
Khusus di Kota Surabaya yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jawa Timur, Priyo meminta Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini agar membuat sanksi yang tegas bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
"Kalau Bu Risma hanya mengimbau dan bengak bengok (teriak-teriak) saja pasti dikesampingkan. Harus ada sanksi tegas," tambahnya.
Dengan adanya sanksi tegas, masyarakat akan lebih patuh protokol kesehatan yang ujungnya bisa menekan angka penularan Covid-19.
HIPAKAD Jatim sendiri masif melakukan kegiatan sosial untuk membantu menekan penularan Covid-19.
Salah satunya adalah melakukan penyemprotan disinfektan pada lebih kurang 14 ribu rumah dan membagikan ribuan sembako ke masyarakat terdampak.
"Secara marathon selama dua belas hari kita melakukan penyemprotan, pagi hingga malam hari," lanjutnya.
Seperti diketahui, angka kasus Covid-19 di Jawa Timur terus meningkat secara signifikan. Per 27 Juni 2020, ada tambahan 299 kasus positif Covid-19 di Jatim sehingga total kasus kumulatif menjadi 11.170 kasus.
Untuk Surabaya sendiri bertambah 70 kasus Covid-19 baru, sehingga total kasus kumulatif di Surabaya menjadi 5.414 kasus.