Virus Corona di Jawa Timur

Kasus Covid-19 Jatim Tertinggi Nasional, Persi Imbau Semua RS Tingkatkan Kapasitas Ruang Isolasi

Dari data Kementerian Kesehatan, per hari Sabtu (27/6/2020) ini, Jawa Timur kembali mencatatkan tambahan kasus Covid-19 tertinggi secara nasional

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Wiwit Purwanto
Ketua Persi Jatim, dr Dodo Anondo 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur menjadi daerah dengan angka kasus virus Corona atau Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Dari data Kementerian Kesehatan, per hari Sabtu (27/6/2020) ini, Jawa Timur kembali mencatatkan tambahan tertinggi secara nasional yaitu 277 kasus dengan total kumulatif 11.178 kasus.

Melihat naiknya kasus Covid-19 di Jatim yang signifikan, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur, dr Dodo Anondo telah meminta rumah sakit di Jawa Timur untuk meningkatkan kapasitas ruang isolasi khusus untuk merawat pasien Covid-19.

"Saya sebagai ketua Persi mengimbau semua rumah sakit, baik rumah sakit rujukan atau tidak, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk membantu merawat pasien Covid-19 dengan meningkatkan kapasitas bed," kata dr Dodo, Sabtu (27/6/2020).

Imbauan ini dikeluarkan dr Dodo, karena dari laporan yang ia dapatkan, rumah sakit-rumah sakit rujukan sudah tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19. Terutama di daerah Surabaya Raya yang menjadi episentrum Covid-19 di Jawa Timur.

"Termasuk di RSUD dr Soetomo sudah penuh," lanjutnya.

Bukan hanya itu, ia juga mengatakan, Asrama Haji Sukolilo yang digunakan untuk merawat pasien positif Covid-19 tanpa gejala (OTG) juga hampir penuh.

"Asrama haji itu kapasitasnya sekitar 500 pasien dan saat ini sudah lebih kurang 400 pasien. Artinya hampir penuh juga," ungkap dr Dodo.

Ia mengatakan, rata-rata rumah sakit di Jawa Timur sudah meningkatkan kapasitas ruang isolasi khususnya 10 hingga 20 persen dan masih terus bertambah.

Selain untuk membantu rumah sakit rujukan, dr Dodo menambahkan, saat ini pasien umum non Covid-19 juga turun 40-60 persen, sehingga rumah sakit difokuskan untuk penanganan Covid-19.

"Jika ditanya apa rumah sakit mampu dengan pasien Covid-19 yang segitu banyak, jawabannya ya mampu, tapi kalau dari masyarakat tidak taat Protokol Kesehatan dan angka kasus terus naik tentu rumah sakit akan kewalahan," lanjutnya.

Baik pihak rumah sakit maupun tenaga kesehatan, imbuh dr Dodo, akan bekerja keras untuk menangani Covid-19. Namun, jika di hulunya, yaitu pencegahan di masyarakat diabaikan, tentu lama-lama akan baik rumah sakit maupun tenaga kesehatan akan tidak sanggup.

"Yang penting adalah kesadaran masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, jika angka kasus terus naik, beban tenaga kesehatan bertambah berat. Dan tentu akan membuat tenaga kesehatan rawan tertular juga. Saat ini juga sudah banyak tenaga kesehatan yang gugur," kata dr Dodo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved