Fitur Baru WhatsApp, Cari Pesan Berdasarkan Tanggal, Kelola Storage dan Cara Video Call 50 Orang
Aplikasi WhatsApp (WA) terus mengembangkan fitur-fitur baru.Setelah video call 8 orang, pengguna WhatsApp kini bisa cari pesan berdasarkan tanggal.
SURYA.CO, ID - Update berita terbaru, aplikasi WhatsApp (WA) terus mengembangkan fitur-fitur baru untuk memanjakan penggunanya.
Setelah bisa video call dengan 8 orang, pengguna WhatsApp kini bisa cari pesan berdasarkan tanggal dan fitur untuk mengelola penyimpanan (storage).
Seperti diketahui, WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna yang tersebar di 180 negara.
Karena itu, tidak mengherankan bila saat ini aplikasi berwarna hijau itu telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari setiap orang.
• Update Promo Telkomsel Terbaru: Paket Internet Murah 108GB Seharga Rp 100 Ribu, ini Cara Aktivasinya
• Menanti Insentif Kartu Pra Kerja Cair Minggu ini dan Kata Admin Prakerja.go.id soal Gelombang 4
• Selain Telkomsel, 3 (Tri) Juga Tawarkan Promo Cashback Rp 10.000 Selama 3 Bulan, Begini Caranya
• Jadwal MPL Invitational 4 Nation Cup Minggu Kedua, Dimulai 26-28 Juni: Siapa Tim yang Lolos Playoff?
Berdasarkan informasi dari WABeta, WhatsApp akan kembali menghadirkan dua fitur baru kepada para penggunanya.
Kali ini, WABeta Info melaporkan bahwa WhatsApp tengah melakukan uji coba fitur pencarian berdasarkan tanggal.
Seperti namanya, fitur ini mampu memungkinkan pengguna untuk mencari pesan di tanggal, bulan dan tahun yang diinginkan.
Untuk bisa mengakses fitur anyar tersebut, kabarnya pengguna hanya perlu pergi ke opsi "Search" dan memilih ikon kalender.
Setelah itu, WhatsApp akan menampilkan seluruh isi pesan berdasarkan tanggal yang diminta.
Fitur "Search" ini mirip dengan fitur serupa yang dimiliki Telegram.
Namun ada sedikit perbedaan dari peletakan ikon kalender, di mana Telegram menempatkan ikon pada pojok kiri atas keyboard, sedangkan pada WhatsApp ikon terletak pada pojok kanan atas keyboard.
Selain fitur pencarian, ada pula fitur untuk mengelola penyimpanan (storage) pada WhatsApp.
Hadirnya fitur ini kelak akan memungkinkan pengguna untuk mengurutkan dan menyortir file, foto, dan audio berdasarkan kategori waktu dan ukuran.
Nantinya pengguna WhatsApp juga mampu melihat file yang memiliki ukuran besar dan file mana yang berasal dari hasil "forward" (diteruskan).
Dirangkum KompasTekno dari WABeta Info, Senin (15/6/2020), pembaruan tersebut dilaporkan akan hadir pada Android dan iOS.
Kendati demikian, belum ada kabar pasti mengenai waktu kehadirannya.
Beberapa waktu lalu, WhatsApp dilaporkan telah melakukan uji coba pada fitur baru berupa Messenger Room.
Fitur ini disebut bisa menyaingi popularitas Zoom karena dapai menampung hingga 50 peserta video call sekaligus.
Sejarah WhatsApp
Diberitakan Kompas.com (21/2/2014), WhatsApp didirikan oleh Jan Koum, Brian Acton, dan Alex Fishman.
Koum dan Acton adalah sepasang rekan yang sempat bekerja bersama di Yahoo, namun keduanya memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu karena tidak setuju dengan cara Yahoo menempatkan iklan kepada pelanggan.
Koum ketika itu berusia 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri.
Dia bertekad bahwa bisnisnya ini tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu.
Koum dan Acton pisah jalan, tetapi masih sering bertemu untuk mendiskusikan rencana bisnis.
Keduanya diketahui sempat mencoba melamar di Facebook dan sama-sama ditolak.
Pada 2009, setelah membeli sebuah iPhone, Koum menyadari bahwa toko aplikasi App Store yang baru berumur tujuh bulan akan melahirkan industri baru yang berisi pengembang-pengembang aplikasi.
Koum mendapat ide untuk membuat aplikasi yang bisa menampilkan update status seseorang di daftar kontak ponsel, misalnya ketika hampir kehabisan baterai atau sedang sibuk.
Nama yang muncul di benak Koum adalah "WhatsApp" karena terdengar mirip dengan kalimat "what's up" yang biasa dipakai untuk menanyakan kabar.
Dia pun mewujudkan ide ini dengan dibantu oleh Alex Fishman, seorang teman asal Rusia yang dekat dengan komunitas Rusia di kota San Jose.
Pada 24 Februari 2009, dia mendirikan perusahaan WhatsApp Inc di California.
Versi pertama
WhatsApp versi pertama benar-benar dipakai sekadar untuk update status di ponsel.
Pemakainya kebanyakan hanya teman-teman Koum dari Rusia.
"Lalu, pada suatu ketika, ia berubah fungsi jadi aplikasi pesan instan. Kami mulai memakainya untuk menanyakan kabar masing-masing dan menjawabnya," ucap Fishman, sebagaimana dikutip oleh Forbes.
Koum pun tersadar bahwa dia secara tak sengaja telah menciptakan layanan pengiriman pesan.
"Bisa berkirim pesan ke orang di belahan dunia lain secara instan, dengan perangkat yang selalu Anda bawa, adalah hal yang luar biasa," kata Koum.
Ketika itu, satu-satunya layanan messaging gratis lain yang tersedia adalah BlackBerry Messenger.
Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry.
Google G-Talk dan Skype juga ada, tetapi WhatsApp menawarkan keunikan tersendiri di mana mekanisme login dilakukan melalui nomor ponsel pengguna.
Koum merilis WhatsApp versi 2.0 dengan komponen messaging.
Jumlah pengguna aktifnya langsung melonjak jadi 250.000 orang.
Dia kemudian menemui Brian Acton yang masih menganggur.
Acton bargabung dengan WhatsApp dan membantu mencarikan modal dari teman-teman eks-Yahoo.
Kendati sempat mengalami kesulitan keuangan, WhatsApp terus tumbuh dan mulai menghasilkan pendapatan dari biaya langganan yang ditarik dari pengguna.
Dibeli Facebook
Pada 2014, raksasa digital Facebook membeli WhatsApp senilai 19 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun.
Kekayaan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp diperkirakan melonjak jadi 6,8 miliar dollar AS.
Pada 18 Januari 2016, WhatsApp mengumumkan mencabut biaya pemakaian sebesar 1 dollar AS per tahun.
Artinya, layanan ini sepenuhnya tersedia gratis.
Kebijakan tersebut mulai berlaku tak lama kemudian, pada 20 Januari 2016, sehingga pengguna WhatsApp disambut pemberitahuan bahwa aplikasi pesan instan itu bisa dipakai secara cuma-cuma “seumur hidup”.
Dengan memangkas iuran tahunan, WhatsApp kehilangan satu-satunya sumber pendapatan.
Sebagai ganti pemasukan yang hilang, WhatsApp menyatakan bakal menjajaki kemungkinanan menawarkan sejumlah layanan berbayar untuk pengguna korporat.
Layanan ini nantinya bisa dipakai oleh entitas bisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggan masing-masing tanpa perlu membayar biaya tambahan lain.
Pada 2017, Brian Acton memutuskan untuk keluar dari WhatsApp, keputusan ini kemudian disusul oleh Jan Koum pada 2018.
Hengkangnya dua pendiri aplikasi ini memunculkan isu bahwa mereka sudah tidak sejalan lagi dengan cara Facebook memanfaatkan data pengguna untuk kepentingan iklan.
Acton yang lebih dulu hengkang, kini berbalik menentang raksasa media sosial tersebut dengan terang-terangan mendukung gerakan #DeleteFacebook. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocoran Fitur Baru WhatsApp, Bisa Cari Pesan Berdasarkan Tanggal" dan "Sempat Error, Bagaimana Awal Mula WhatsApp Diluncurkan?"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/fitur-baru-whatsapp-cari-pesan-berdasarkan-tanggal-kelola-storage-dan-cara-video-call-50-orang.jpg)