PPDB Surabaya 2020

SMP Swasta di Surabaya Terancam Tutup Dampak Penambahan Pagu pada PPDB Tahun ini   

Nasib sejumlah SMP swasta di Surabaya diprediksi makin tragis dalam tahun ajaran baru ini.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
surya.co.id/fatimatuz zahro
Anggota Komisi C, Camelia Habibah dalam sebuah acara. 

 
SURYA.co.id |  SURABAYA - Nasib sejumlah SMP swasta di Surabaya diprediksi makin tragis dalam tahun ajaran baru ini.

Mereka terancam kembali tidak dapat murid karena kebijakan yang belum berpihak kepada sekolah swasta. Bahkan di antara SMP swasta ini akan tutup.

Sebab mereka akan kehilangan murid baru karena SMPN tahun ini kembali menambah pagu dari semula pagu setiap rombel 32 menjadi 42 siswa.

"Ada yang sampai saat baru dapat 1 siswa baru salah satu SMP swasta di Surabaya Utara. Dipastikan terancam tutup sekolah ini. Harus ada kebijakan yang tidak merugikan sekolah swasta," ujar Camelia Habibah, dari Frakai PKB seusai menerima MKKS SMP Swasta di Surabaya Utara, Rabu (17/6/2020).

Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Utara wadul kepada Habibah.

Mereka tidak tahu harus berbuat bagaimana atas kenyataan ini. Tahun lalu sekolah swasta juga merasakan hal serupa, tidak kebagian murid. 

 "Pancet seperti tahun lalu. Mau Bagiamana lagi," ucap salah satu kepada sekolah pasrah. 

 Tahun lalu SMP swasta bernasib tragis dengan berkurangnya siswa baru. Ada yang berkurang 30-50 persen untuk SMP swasta berkategori sedang hingga atas.

Sementara SMP Swasta menengah ke bawah ada yang hanya mendapatkan 6 murid. Tahun ini pengakuan para Kasek SMP swasta akan lebih tragis.

"Harus ada kajian menyeluruh. Konsekuensi jika pagu SMPN ditambah harus ada kebijakan yang berpihak pada berkembangnya SMP Swasta. Ini kan sama saja membunuh pelan-pelan teman swasta," kata Habibah. 

Sejarah juga akan berulang dengan kondisi yang bakal mirip tahun lalu. Bahkan tahun ini lebih parah. Ada SMP swasta baru dapat satu murid.

Habibah yang ada di Dapil Surabaya Utara mengingatkan bahwa lembaga sekolah itu juga mempekerjakan guru dan tenaga kependidikan. 

Para Kasek juga akan dievaluasi oleh yayasan sehingga posisi mereka juga terancam.

"Kasihan dengan keberlangsungan para guru dan karyawan. Mereka perlu nafkah untuk keluarga. Pemkot idealnya harus melakukan intervensi khusus kepada sekokah begini. Mari maju bersama negeri dan swasta," kata Habibah. 

Biasanya akan ada Bopda untuk semua sekolah. Namun juga dibatasi hanya sekolah yang memenuhi standar minimal pagu satu kelas 32 yang berhak atas dana Bopda.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved