Profil dan Biodata Bintang Emon, Komika yang Kritik Kasus Novel Baswedan dan Kini Diserang di Medsos

Berikut profil dan biodata Bintang Emon, komika yang kini diserang di media sosial setelah mengkritik kasus Novel Baswedan.

Instagram @bintangemon
Profil dan Biodata Bintang Emon, Komika yang Kritik Kasus Novel Baswedan dan Kini Diserang di Medsos 

SURYA.co.id - Berikut profil dan biodata Bintang Emon, komika yang kini diserang di media sosial setelah mengkritik kasus Novel Baswedan.

Profil dan biodata Bintang Emon menjadi sorotan setelah ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus penyiraman air keras penyidik KPK, Novel Baswedan.

Kritik berbalut komedi yang disampaikan Bintang Emon mengenai kasus Novel Baswedan itu banyak mendapat dukungan.

Namun, tak lama kemudian Bintang Emon justru diserang akun-akun anonim di media sosial.

Serangan itu salah satunya tuduhan bahwa Bintang Emon menggunakan narkoba.

Melansir dari Tribun Jateng dalam artikel 'Profil Lengkap Komika Bintang Emon', Bintang Emon lahir pada 5 Mei 1996.

Ia bernama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra, dan biasa dikenal dengan nama Gusti Bintang atau Bintang Emon.

Bintang Emon memulai kariernya sejak tahun 2017, dengan mengikuti ajang Stand Up Comedy Academy (SUCA) musim ketiga yang tayang di Indonesiar.

Bintang Emon menyabet gelar juara di Stand Up Comedy Academy (SUCA).

Sukses menjadi komika, pria asal Kalideres, Jakarta Barat, ia kerap tampil di sejumlah acara.

Bintang Emon lalu melebarkan sayapnya di dunia seni peran, ia membintangi film Dua Garis Biru (2019) dan Milly dan Mamet: Ini Bukan Cinta dan Rangga (2019).

Bintang Emon kerap membagikan materi stand up comedinya di akun Instagramnya.

Berikut slah satu video Bintang Emon yang viral yakni tanggapannya soal kasus Novel Baswedan.

"Katanya nggak sengaja, tapi kok bisa sih kena muka?

Kan kita tinggal di bumi, gravitasi pasti ke bawah.

Nyiram badan enggak mungkin meleset ke muka, kecuali Pak Novel emang jalannya handstand, bisa lu protes.

Pak Hakim, saya niatnya nyirem badan, cuma gegara dia jalannya bertingkah, jadi kena muka, bisa, masuk akal.

Kita cek, yang gak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan atau hukuman buat kasusnya.

Katanya cuma buat kasih pelajaran.

Bos, lu kalau mau kasih pelajaran, Pak Novel Baswedan jalan lu pepet.

Terus bisikin, 'eh, tahu nggak, kita punya grup yang nggak ada lunya, lho'.

Pergi. Nah, pasti insecure tuh, 'salah gue apa ya?' Introspeksi, Pak Novel, pelajaran jatuhnya.

Nah air keras dari namanya juga keras, kekerasan. Nggak mungkin keaeran,

Katanya, kagak sengaja, tapi niat bangun subuh.

Asal lu tahu, subuh itu waktu salat yang godaan setannya paling kuat.

Banyak yang kagak bangun, tuh. Sering, tuh, gua, temen-temen gua, banyak yang kelewat.

Tapi, ini ada yang bangun subuh bukan buat salat subuh, (tapi) buat nyiram air keras ke orang yang baru pulang salat subuh. Jahat enggak? Jahat

Siapa yang diuntungin? Setan. Jadi, (setan) ada pembenaran. 'Tuh, 'kan, bener kata gua, mending tidur aja. Sekalinya melek, nyelakain orang, 'kan, lu.'

Ngerasa bener setan gara-gara lu. Respect setan sama lu. Ish, mantaplah."

Diketahui, Bintang Emon mendapat dukungan luas dari publik dan sejumlah tokoh setelah diserang di media sosial.

Serangan itu salah satunya tuduhan bahwa Bintang Emon menggunakan narkoba.

Serangan itu disinyalir berkaitan dengan video unggahan Bintang Emon yang berisi kritik berbalut komedi mengenai tuntutan ringan bagi dua terdakwa kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Melalui akun Instagram-nya, @novelbaswedanofficial, Novel mengaku prihatin atas serangan yang diterima oleh Bintang Emon tersebut.

"Saya prihatin karena Bintang Emon seorang anak muda yang menyampaikan kritik sosial, menyuarakan kritik adanya suatu ketidakadilan atas suatu proses hukum yang dilakukan terhadap pelaku penyerangan atas diri saya," kata Novel. Selasa (16/6/2020).

Novel mengatakan, kritik yang disampaikan Bintang Emon tersebut merupakan suatu hal yang wajar.

Sebab, persidangan kasus penyiraman air keras dinilainya telah menunjukkan proses penegakan hukum yang bermasalah.

"Proses itu tampak sekali keterlaluan, tampak sekali mempertontonkan wajah hukum yang buruk dan lucu. Sehingga saya melihat kritik sosial itu sudah pada tempatnya," ujar Novel.

Senada dengan Novel, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo mengatakan, video yang dibuat Bintang Emon merupakan bukti masih ada anak muda yang berani menyuarakan kebenaran.

"Apa yang disuarakan Bintang Emon mewakili suara idealis kaum muda yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini dan mempunyai harapan Indonesia bebas dari korupsi," kata Yudi.

Seperti dilansir dari Kompas dalam artikel 'Bintang Emon Diserang Setelah Kritik Kasus Novel, Komentar Istana, hingga Dukungan KPK dan DPR'

Dukungan bagi Bintang Emon juga disuarakan oleh sejumlah politikus.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera menyatakan, video yang dibuat Bintang Emon merupakan bentuk penyampaian pendapat.

"Bintang Emon satu contoh anak muda yang berani menyampaikan pendapat, prinsip get angry and get involved, marahlah dan terlibatlah, patut diapresiasi pada Bintang Emon," kata Mardani dalam video yang diberikannya, Selasa.

Menurut Mardani, Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang berani menyampaikan pendapatnya meski saat ini Bintang mendapat serangan dari akun-akun anonim.

"Walapun kondisinya sekarang mendapat serangan para buzzer, buat saya orang kaya Bintang Emon perlu jutaan di Indonesia.

Negeri ini akan sehat, akan kuat, dan maju kalau rakyatnya, apalagi anak mudanya berani menyatakan pendapat," ujar dia.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan, serangan terhadap Bintang Emon merupakan pelanggaran atas kebebasan berekspresi.

"Bagi saya ini bukti rezim Jokowi (Presiden Joko Widodo) antikritik, antidemokrasi, otoriter, dan tidak ingin dengar suara rakyat," kata Benny.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mendukung Bintang Emon untuk terus berkarya.

"Menurut saya ya, komika Bintang Emon terus saja berkarya. Dalam menyuarakan sesuatu itu ada saja memang hambatannya," ujar Dasco.

Namun, Dasco enggan mengomentari perihal akun-akun anonim yang menyerang Bintang Emon setelah mengkritik kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.(Wahyu Ardianti/Ardito Ramadhan/Putra Dewangga/Tribun Jateng dan Kompas/Surya.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved