Viral Media
Lathi Challenge Buat Ganjar Pranowo Penasaran: 'Kudu Setan-Setan Ngono?' Sara Fajira Beri Penjelasan
Viralnya lagu Lathi kolaborasi Weird Genius dengan penyanyi Sara Fajira membuat penasaran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
SURYA.CO.ID - Viralnya lagu Lathi kolaborasi Weird Genius dengan penyanyi Sara Fajira membuat penasaran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Tak cuma penasaran dengan lagu Lathi, Ganjar Pranowo juga penasaran dengan Lathi Challenge yang booming di kalangan anak muda.
Ganjar Pranowo pun mengajak Sara Fajira untuk ngobrol di Instagram Live, Senin (15/6/2020).
Dalam obrolan itu, Ganjar penasaran dengan unsur mistis di Lathi Challenge.
Ganjar Pranowo bertanya, apakah konsep Lathi Challenge harus horor.
Pasalnya, setiap orang yang mengikuti Lathi Challange akan merias wajah mereka dengan make up seram seperti dalam video klip Lathi.
"Itu Lathi Challenge iku kudu setan-setan ngono ta?" tanya Ganjar Pranowo saat Live Instagram.
Sara Fajira mengatakan, sebenarnya konsep Lathi Challenge tidak berbau mistis.
Namun karena video klipnya mengesankan menyeramkan, Lathi Challenge juga dibuat seram.
Ganjar Pranowo penasaran dengan ide video klip Lathi yang dianggapnya menarik.
Ide klip Lathi dari Reza Oktovian alias Reza Arab dan Kreamy Panda.
"Kenapa make up kayak begitu dan kesannya menyeramkan, maksudnya sisi gelap dari si cewek mau balas dendam sama cowoknya," jelas Sara Fajira.
"Jadi gambaran ceweknya, kayak awas ya kamu, ini aku jadi hantu, aku gigit nih," timpal Ganjar sembari tertawa.
Lagu Lathi sempat menduduki posisi atas dalam platform musik digital di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Bahkan video klipnya banyak diulas YouTuber mancanegara yang mengagumi lagu Weird Genius dan Sara Fajira itu.
Lihat video:
Penyebab Lathi Challenge Viral
Lathi Challenge adalah tantangan untuk merias wajah menyerupai karakter wanita seram dalam video klip lagu Lathi karya grup musik Weird Genius dan rapper Surabaya, Sara Fajira.
Kontroversi Lathi Challenge sempat membuat ulama Malaysia minta maaf pada orang Jawa.
Sang ustadz muda asal Malaysia itu sebelumnya menyebut Lathi Challenge setengah budaya Jawa yang syirik.
Seperti diketahui, baru-baru ini #LathiChallenge ramai di platform TikTok.
Challenge make up itu menggunakan lagu berjudul Lathi.
Dilansir Kompas.com, Jumat (5/6/2020), #LathiChallenge dipopulerkan oleh seorang beauty vlogger asal Indonesia, Jharna Bhagwani.
Awalnya, remaja 17 tahun itu membuat konten make up dengan iringan lagu "Lathi" dan menambahkan tagar #LathiChallenge.
Setelah itu orang-orang di Indonesia mengikuti jejaknya dengan membuat kreasi make up dengan pakaian tradisional.
Ada juga yang hanya menggunakan aplikasi di handphone.
Mengapa challenge tersebut ramai di Indonesia?
Psikolog Klinis Adityana Kasandra Putranto mengatakan, menurutnya ada beberapa alasan.
"Banyak perempuan merasa memiliki koneksi dengan lagu ini, lalu ditambah kreativitas para MUA yang menyajikan unsur keindahan tambahan sehingga lengkap menjadi sebuah Music Beauty Fashion yang artistik," ujar dia pada Kompas.com, Selasa (9/6/2020).
Selain itu dari segi lagu, menurutnya itu adalah lagu yang bagus, digarap dengan indah, dan kaya akan alunan musik.
Ditambah lagi musiknya merupakan perpaduan hi-tech dan tradisional.
Banyaknya orang yang meng-cover lagu itu dengan berbagai versi daerahnya juga menambah minat orang-orang Indonesia untuk menikmatinya.
Menurut Kasandra, challenge itu juga mewakili sebagian masyarakat Indonesia karena visualisasinya kreatif.
Menampilkan sisi kegelapan dan unsur mistik yang nyata.
Dia juga menyinggung tentang makna lagu tersebut yang memiliki kedekatan dengan orang-orang Indonesia.
Menurutnya, lagu itu mengandung makna yang dalam tentang dampak kekerasan terhadap perempuan.
Kekerasan itu dapat berupa penderitaan, sakit fisik, sakit hati, ketidakberdayaan, dan amarah maupun dendam.
"Saya sangat mengapresiasi tim kreatif mereka yang berani mengungkap fakta bahwa kekerasan dan kekerasan seksual masih terjadi di Indonesia dan sampai sekarang rantai kekerasan masih sulit diputuskan," kata dia.
Kekerasan terhadap perempuan sulit dihentikan menurutnya karena berbagai faktor, mulai dari pernikahan dini, toxic relationship, kekerasan seksual, perdagangan manusia, dan lain-lain.
Lathi Challenge telah membuat banyak orang mau menunjukkan kreativitasnya lewat kreasi make up.
Bahkan dirinya sendiri ikut serta challenge itu.
Ustaz Malaysia Wan Dazrin Minta Maaf ke Orang Jawa
Sementara itu, Ustadz asal Malaysia, Wan Dazrin Wan Din meminta maaf setelah sebut Lathi Challenge merupakan syirik.
Lathi Challenge juga viral di Malaysia.
Hebohnya Lathi Challenge di Malaysia membuat penceramah muda Malaysia menegur warganet yang ikut melakukan Lathi Challenge.
Ia sempat menyamakan Lathi Challenge mengandung unsur syirik dan khurafat tidak baik dilakukan oleh umat Islam.
Nasihatnya tersebut disambut berbagai respons oleh warganet, sebagian mendukung sebagian juga tidak sependapat dengan dirinya.
Terlebih pendakwah ini menyamakan Lathi Challenge sebagai tindakan syirik, khurafat dan menyamakan dengan budaya Jawa.
Warganet mengecam tweet pendakwah ini, sebagai penghinaan bagi suku Jawa, sehingga ia meminta maaf dan menghapus tweetnya mengenai Lathi Challenge.
Ucapkan Maaf
Wan Dazrin Wan Din melalui akun Twitter @wandazrin, mengucapkan permohonan maaf kepada orang yang merasa tidak nyaman dengan tweetnya.
Permohonan maaf tersebut ditweet pada hari Sabtu (6/6/2020).
“Permohonan Maaf Terbuka Kpd Orang2 Jawa
Saya sebenarnya bertujuan menasihati umat Islam di Malaysia untuk berhati2 dengan ‘Sesetengah’ kepercayaan ritual drpd perbuatan Lathi Challenge & tidak pernah berhasrat menuduh budaya Jawa secara keseluruhan.
Saya minta maaf ya.
Dgn ini, saya akn memadam nasihat itu. Bertujuan menarik balik perkataan ‘Jawa’ yg mungkin menyebabkan kemarahan & sensitiviti org2 Jawa yg dikasihi.
Maafkan sy atas kekhilafan penggunaan perkataan dlm nasihat yg disampaikan.
Org2 Islam di Jawa, moga terus maju jaya.
Sekali lagi, saya tidak pernah menghukumkan mana-mana ‘Lathi challenge’ sebagai haram. Saya bukan Mufti.
Saya minta hentikan perbuatan itu bertujuan atas nasihat-menasihati.
Hentikan supaya umat Islam tidak menjadi semakin lalai atau rugikan masa yang ada daripada Allah swt.
Jika nasihat saya itu boleh dan sudi diambil, maka ambillah. Jika ingin meneruskan berkarya, membuat Lathi Challenge, maka silakanlah.
Saya bukan sesiapa utk menghalangnya. Itu adalah 100٪ hak dan pilihan kalian sendiri khususnya umat Islam di serata dunia.
Sekali lagi, sebagai ucapan yang terakhir sebelum saya ‘Padamkan’ kesalahan penggunaan perkataan yg mnybbkan org Jawa mungkin terasa & sebagainya.
Saya memohon maaf terbuka ini tandanya saya menerima nasihat kalian.
Terima kasih semua buat Org2 Jawa yg prihatin & penyayang,” tweet Wan Dazrin Wan Din.
Tweetnya tersebut pada hari ini Minggu (7/6/2020), sudah diretweet 5,7 ribu serta disukai 9,9 ribu disukai oleh pengguna Twitter.
Ia meminta maaf kepada warganet merasa tersinggung dengan tweetnya, menyebut kata-kata Jawa, secara tidak langsung disebut menghina Jawa.
Permohonan maaf tersebut ia ungkapnya setelah mentweet yang sensitif pada hari Jumat, (5/6/2020), namun tweet tersebut sudah dihapus.
Sebelumnya, Wan Dazrin meminta para followernya berhenti melakukan #LathiChallenge.
"Hentikan ‘#LathiChallenge‘ sekarang juga. Sesungguhnya tarian-tarian yang kalian lakukan itu sangat merbahaya untuk dijadikan hiburan," tulis Wan Dazrin.
"Ketahuilah kalian tarian itu wujud dari sesetengah budaya Jawa yang syirik & khurafat. Seperti memanggil Kuntilanak serta Roh Kuda Kepang," tweetnya sebelum dihapus.
• UPDATE Fakta Jenazah PDP COVID-19 di Surabaya Hanya Pakai Popok, ini Kata MUI Jatim dan Binmas Islam
• Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 17 Juni 2020: Pasien Sembuh Tambah 31, Total 4181 COVID-19
• Buron FBI Tertangkap di Jakarta, Terlacak saat Sewa PSK Bocah Berusia 15 Tahun
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tanya Soal #LathiChallenge Kepada Sara Fajira, Gubernur Ganjar Pranowo: Bukan Setan-setanan?