Virus Corona di Jatim

Jatim Penyumbang Pasien COVID-19 Meninggal Tertinggi, Pakar Epidemiologi Unair Ungkap 2 Penyebab

Pakar Epidemiologi Unair (Universitas Airlangga) Surabaya mengungkapkan penyebab utama Jawa Timur menyumbang pasien COVID-19 meninggal dunia tertinggi

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Iksan Fauzi
infocovid19.jatimprov.go.id
Sebaran Virus Corona di Jatim Sabtu 13 Juni 2020 

SURYA.CO.ID| SURABAYA - Pakar Epidemiologi Unair (Universitas Airlangga) Surabaya mengungkapkan penyebab utama Jawa Timur menyumbang pasien COVID-19 ( virus corona) meninggal dunia tertinggi.

Pakar Epidemiologi Unair adalah dr Windhu Purnomo. Saat diwawancarai SURYA.co.id, dr Windhu Purnomo memberikan dua analisa penyebab kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur tinggi.

Sekadar diketahui, angka kematian pasien positif COVID-19 di Jawa Timur tertinggi di Indonesia.

Jumlahnya sudah mencapai 553 orang atau 7,78 persen per hari Kamis (11/6/2020).

Menurut dr Windhu Purnomo, penyebab pertama proporsi di Jatim tertinggi dibanding provinsi lain. 

"Pertama kematian terjadi, pertama, mereka yang postif tidak semua punya resiko meninggal.

Jadi satu kemungkinan memang proporsi di Jatim tertinggi dibanding provinsi lain," kata dr Windhu saat dihubungi, Sabtu (13/6/2020).

Menurut dr Windhu Purnomo, peyumbang angka kematian tertinggi adalah lanjut usia (lansia), orang menderita penyakit penyerta selain COVID-19 atau komorbid dan anak-anak.

Kedua, kapasitas bed (kasur) isolasi rumah sakit yang tidak sebanding dengan pasien COVID-19.

Hal ini lah yang menyebabkan, perawatan tidak berjalan optimal.

"Kedua hilir yang tidak siap.

Hilir itu rumah sakit.

Artinya perawatan tidak optimum karena memang kenyataannya, bed di rumah sakit rujukan itu over capacity," ucapnya.

Celakanya, kenyataan tersebut banyak terjadi di rumah sakit yang ditunjuk menangani pasien penderita virus corona.

Bahkan, tak jarang pula pasien bergejala sedang atau pun berat tidak bisa dirawat di rumah sakit karena kapasitas penuh.

"Contoh ada 20 pasien positif (corona) gejala sedang dan berat, tapi tidak bisa masuk rumah sakit.

Lah berarti kan 20 orang ini resiko tinggi meninggal," ucapnya.

Seharusnya, kata dr Windhu, setiap rumah sakit rujukan menyediakan bed isolasi yang jumlahnya melebihi dari pasien yang diperkirakan.

"Di Jatim itu sudah jumlah yang potensial akan dirawat itu sudah melebihi kapasitas nol koma sekian.

Harusnya persediannya 1,2 persen.

Jadi kalau yang akan dirawat 100 orang, bednya harus 120.

Lah ini tidak, yang dirawat 100 orang tapi yang dipunya 80 persen dari itu.

Artinya tidak akan cukup," jelasnya.

"Jadi artinya penularan di Jatim terutama Surabaya terlalu tinggi karena tidak semua pasien tertampung.

Itu yang menyebabkan besarnya kematian," imbuhnya.

Update virus corona di Jatim

Update Virus Corona di Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) hingga Sabtu 13 Juni 2020, pukul 10.00 WIB.

Update Virus Corona di Surabaya pagi ini mencapai 3360 kasus, sementara sebaran Jatim mencapai angka 7416 kasus.

Data penyebaran COVID-19 berikut diambil dari laman resmi Pemkot Surabaya lawancovid-19.surabaya.go.id, dan laman resmi Pemprov Jatim infocovid19.jatimprov.go.id

Berikut update Virus Corona selengkapnya.

Update Virus Corona di Surabaya

Menurut pantauan SURYA.co.id dari situs resmi Pemkot Surabaya, lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah penyebaran virus Corana di Surabaya hingga Sabtu 13 Juni 2020, pukul 10.00 WIB

Total kasus positif corona di Surabaya siang ini adalah 3832 kasus.

Sebaran Virus Corona di Surbaya masih meningkat, jumlah 2832 kasus terdiri dari 2327 dalam masa perawatan.

Kabar baiknya, 1188 pasien dinyatakan sembuh, sementara 317 pasien COVID-19 meninggal dunia.

Kasus per wilayah Surabaya tertinggi, yaitu Surabaya Timur dengan 1241 kasus, kemudian disusul Surabaya Selatan 816 kasus.

Surabaya Utara ada di urutan ke tiga kasus terbesar dengan total 799 kasus.

Sementara Surabaya pusat 547 kasus dan Surabaya Barat 429 kasus.

Update Virus Corona di Jatim

Berdasarkan pantauan Surya.co.id dari situs infocovid19.jatimprov.go.id, siang ini mencapai 7416 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4489 pasien sedang dalam masa perawatan, 2117 pasien dinyatakan telah sembuh, dan 588 pasien telah dinyatakan meninggal dunia.

Jumlah pasien Virus Corona yang sembuh semakin meningkat.

Kasus Baru: 243
+1 KAB. BANGKALAN,+2 KAB. BANYUWANGI,+1 KAB. BLITAR,+4 KAB. BOJONEGORO,+1 KAB. BONDOWOSO,+14 KAB. GRESIK,+8 KAB. JEMBER,+12 KAB. JOMBANG,+2 KAB. KEDIRI,+4 KAB. LAMONGAN,+3 KAB. MOJOKERTO,+1 KAB. PACITAN,+4 KAB. PAMEKASAN,+25 KAB. PASURUAN,+55 KAB. SIDOARJO,+2 KAB. SITUBONDO,+1 KAB. TRENGGALEK,+2 KOTA BATU,+1 KOTA KEDIRI,+1 KOTA MALANG,+11 KOTA MOJOKERTO,+88 KOTA SURABAYA

Sembuh Baru: 252
+1 KAB. BANGKALAN,+4 KAB. GRESIK,+3 KAB. JEMBER,+4 KAB. LAMONGAN,+2 KAB. LUMAJANG,+2 KAB. MADIUN,+8 KAB. PROBOLINGGO,+24 KAB. SIDOARJO,+3 KAB. TUBAN,+10 KOTA KEDIRI,+1 KOTA MALANG,+190 KOTA SURABAYA

Meninggal Baru: 15
+1 KAB. BANGKALAN,+1 KAB. BOJONEGORO,+1 KAB. BONDOWOSO,+2 KAB. JOMBANG,+1 KAB. PASURUAN,+5 KAB. SIDOARJO,+2 KAB. SITUBONDO,+2 KOTA SURABAYA

Status Perawatan ABK (Awak Buah Kapal): Konfirmasi = 19

Status Pending (dalam pencarian domisili): Konfirmasi = 203

Peneliti Unair Temukan Lima Kombinasi Obat Lawan Corona

Setelah melakukan riset dan penelinan, peneliti Universitas Airlangga (Unair) menemukan lima kombinasi obat untuk melawan Corona.

Dengan dukungan dari Badan Inteligen Nasional (BIN) dan sejumlah pihak, temuan obat yang sudah beredar di pasaran ini diumumkan Sekretaris Utama BIN Kolonel Bambang Sunarwibowo di Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Dr dr Purwati SpPD K-PTI FINASIM mengatakan obat itu terdiri dari, Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline, dan Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine.

Kemudian Hydroxychloroquine dengan azithromicyne dan Hydroxychloroquine dengan doxycycline.

Regimen kombinasi obat Corona tersebut dijelaskan dr Purwati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.

"Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara UNAIR, BNPB, dan juga Badan Intelijen Negara," ujar dr Purwati.

Kombinasi regimen obat tersebut memiliki potensi dan efektivitasnya cukup bagus terhadap daya bunuh virus.

Dosis masing-masing obat dalam kombinasi tersebut yaitu 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya sehingga mengurangi efek toksik dari obat tersebut bila diberikan sebagai obat tunggal.

“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” katanya.

Selain regimen kombinasi obat yang ditemukan, sejumlah peneliti UNAIR menemukan potensi dalam penelitian stem cell.

Dr Purwati juga menemukan dua formula yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.

“Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut. Sedangkan hasil uji tantang NK cells terhadap virus, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut,” terangnya.

Keduanya memiliki potensi dan efektivitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2.

Menurutnya, kedua pengobatan alternatif itu bisa menjadi rekomendasi bagi para dokter, industri obat, dan masyarakat dalam menangani Covid-19 secara cepat.

Sementara itu dalam waktu bersamaan dari Gedung Management Kampus C Unair, Rektor Unair Prof Dr H Mohammad Nasih, MT SE Ak CMA memberikan penjelasan atas keberhasilan tim peneliti kampusnya.

Di hadapan awak media, Prof Nasih, mengungkapkan Unair akan terus mendukung segala usaha untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia.

Hal itu merupakan ikhtar yang dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Kami akan mendukung penuh penelian Unair terkait percepatan Covid-19 ini. Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artnya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama," ucapnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved