Berita Jember
Saat Biaya Rapid Test Lebih Mahal dari Harga Tiket Kereta Api di Tengah Pandemi Covid-19
Saat ini biaya naik kereta api, lanjutnya, harus disertai pengeluaran biaya rapid test di tengah pandemi covid-19.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, JEMBER - Penumpang kereta api harus mengeluarkan uang lebih banyak demi bisa naik KA.
Karena di masa pandemi ini, biaya naik KA tidak sekadar berupa uang tiket, namun juga ada biaya untuk tes cepat/rapid screening Covid-19.
Bahkan biaya rapid test itu lebih mahal dibandingkan harga tiket KA.
Seperti yang diakui Puji Rahayu, seorang penumpang KA Sritanjung.
SURYA.co.id berbincang dengan Puji di Stasiun Jember ketika dia menunggu KA Sritanjung yang hendak membawanya ke Yogyakarta.
Puji mengantar sang ibu yang hendak terapi sakit asam urat ke Yogyakarta.
Mereka memilih KA ekonomi Sritanjung.
Biaya satu kali berangkat Rp 94.000 per orang. Jadi dua orang Rp 188.000.
Ketika ditanya apakah membawa hasil pemeriksaan rapid, dia mengaku menjawab.
"Iya, ini membawa. Alhamdulillah non reaktif. Tapi biaya rapidnya lebih mahal daripada biaya tiket kereta," ujar Puji, Jumat (12/6/2020).
Puji terkekeh dari balik maskernya sambil menggelengkan kepala.
Menurutnya jika tidak ada keperluan penting untuk mengantar sang ibu berobat, dia tidak ingin bepergian.
Apalagi saat ini biaya naik kereta api, lanjutnya, harus disertai pengeluaran biaya rapid test.
"Total untuk perjalanan sekarang, keluar uang Rp 1 juta lebih," imbuhnya.
Puji membayar tes rapid per orang Rp 285.000 di sebuah laboratorium di Jember.
Biaya rapid untuk dua orang mencapai Rp 570.000.