Berita Malang Raya

PENYEBAB Tagihan Listrik Rp 20 Juta Warga Malang Karena Kerusakan Alat, Kenapa Tetap Harus Dibayar?

Penyebab tagihan listrik Rp 20 juta warga malang akhirnya terungkap. Melonjaknya tagihan karena kerusakan alat, tapi kenapa pelanggan harus bayar?

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Musahadah
Instagram/istimewa
Teguh Wuryanto tetap harus membayar tagihan listrik Rp 20 juta meski penyebab kernaikan karena kerusakan alat. 

SURYA.CO.ID, MALANG - Penyebab tagihan listrik Rp 20 juta yang dibebankan kepada Teguh Wuryanto, warga Lawang, Kabupaten Malang akhirnya terungkap. 

Terungkapnya penyebab tagihan listrik Rp 20 juta ini setelah pihak PLN Malang mengecek langsung kondisinya. 

Teguh Wuryanto pun diwajibkan tetap membayar tagihan listrik RP 20 juta tersebut.

Berikut fakta-faktanya: 

1. Kapasitor rusak  

PLN Malang menyebut benang merah melonjaknya tagihan listrik Rp 20 juta yang dialami warga Lawang, karena kerusakan kapasitor.

Kondisi tersebut membuat PLN mengganti dengan kapasitor baru.

"Mungkin kelemahan meteran yang lama, Jadi selama puluhan tahun itu, tidak membaca KVarh. Sehingga kesimpulannya pelanggan ini kapasitornya rusak. Ini meteran kami kan baru, di bulan Februari diganti," kata Manajer Bagian Keuangan, SDM dan Administrasi PLN UP3 Malang, Febrina Marnarizka Putri ketika dikonfirmasi, Rabu (10/6/2020).

Febrina menyebut, Teguh sudah menyadari kalau kapasitor lama itu tidak bekerja secara maksimal.

"Namun pelanggan ingin ada informasi dari PLN. Padahal, perjanjian jual beli, PLN itu tidak ada kewenangan pada instalasi," tegas Febrina.

Febrina menganggap PLN Malang tidak bersalah atas lonjakan tagihan listrik yang dialami Teguh.

Karena fakta empiris tarif kenaikan bisa dibuktikan dengan catatan meteran lisrik.

"Acuan kita percaya pada KWH meter itu berjalan secara sempurna. Ngecek satu per satu ya gak mungkin, karena pelanggan kita banyak sekali, jadi kita gak mungkin ngecekin satu persatu," jelas Febrina.

2. Tagihan Rp 20 juta tetap harus dilunasi

Teguh Wuryanto, warga Malang yang tagihan listrinya lebih besar dari Raffi Ahmad berfoto di depan meteran listriknya, Selasa (9/6/2020).
Teguh Wuryanto, warga Malang yang tagihan listrinya lebih besar dari Raffi Ahmad berfoto di depan meteran listriknya, Selasa (9/6/2020). (istimewa)

Febrina menegaskan, Teguh Wuryanto tetap harus membayar tagihan listrik sebesar Rp 20 juta. Meskipun melonjaknya tagihan itu karena kerusakan kapasitor.

Jika tidak bisa melunasi tagihan tersebut, Teguh tidak menjadi pelanggan PLN lagi alias layanan listriknya dicabut.

"Pertimbangannya memang karena Itu kan murni pemakaian dia dan untuk temponya yang bersangkutan (Teguh) meminta 6 kali cicilan," kata Febrina.

3. Investigasi riwayat pemakaian 

Terkait apakah ada riwayat pemakaian listrik yang tinggi dari pelanggan, Febrina menjelaskan masih harus melakukan investigasi.

"Kalau berdasarkan yang bersangkutan mengaku tak banyak pakai listrik. Kalau ditanya lonjakannya karena apa? Ya kita harus investigasi," tutur Febrina.

Febrina menggaris bawahi apabila peristiwa lonjakan tagihan itu tak ada hubungannya dengan viralnya unggahan Teguh di media sosial.

"Karena ini akibat alat kapasitor yang tidak berfungsi, ini masalah lain. Hingga ada pandemi pun, nilainya (tagihan) itu akan tetap segitu (Rp 20 juta)," katanya.

Agar masalah serupa tidak terjadi dikemudian hari, Febrina menuturkan akan lebih gencar melakukan sosialisasi.

"Kami akan lebih mengedukasi pelanggan, terutama pelanggan industri," terang Febrina.

Bagi pelanggan non industri, Febrina menerangkan, PLN Malang akan semakin rajin melakukan pendataan jika ditemui kenaikan tarif listrik

"Itu sudah kami antisipasi. Semua manager unit ada data pelanggan, jika ada kenaikan lebih dari 40 persen kami datangi untuk kami lakukan pendataan," tutupnya. (ew)

4. Teguh tak tahu kapasitor diganti 

Ilustrasi - Viral Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Warga Malang Protes PLN Tapi Tetap Harus Bayar, Ini 5 Faktanya
Ilustrasi - Viral Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Warga Malang Protes PLN Tapi Tetap Harus Bayar, Ini 5 Faktanya (Irwan Rismawan-Tribunnews/Facebook)

Teguh Wuryanto mengaku akan membayar tagihan listriknya sebesar Rp 20.158.686,- .

"Saya tetap harus bayar 20 juta, untuk tagihan listrik," ujar Teguh usai bertemu dengan pihak PLN Malang, Rabu (10/6/2020).

Pembayaran tagihan listrik itu tidak langsung dilunasi. Namun, pelunasan tagihan listrik dilakukan dengan cara dicicil setiap bulan.

"Tapi ya dicicil pembayarannya. Baru nanti listrik saya bisa disambung lagi oleh pihak PLN," ungkap bapak dua anak ini.

Teguh mengaku, nominal cicilan pembayaran tagihan listrik tersebut disesuaikan dengan kemampuan finansialnya.

"Jadi pembayaran per bulan itu terserah kita mampunya berapa. Namun, untuk batas waktunya masih dirundingkan kembali," katanya saat dihubungi via telepon.

Benang merah dalam permasalahan ini diketahui Teguh karena PLN pusat melakukan perubahan aturan.

Efeknya, timbul keanehan di daerah seperti yang dialaminya .

"Terjadi kesalahpahaman dengan pelanggan. Tapi tiba-tiba kapasitornya itu diganti oleh PLN. Tanpa saya harus diberi tahu sebelumnya," ujar pengusaha bengkel las itu.

Teguh tidak merasa melakukan akitifitas yang membuat tagihan listriknya menjadi begitu boros. Tepatnya sejak bulan Maret 2020. Saat itu, bengkel lasnya terpaksa berhenti sementara karena terkena imbas COVID-19.

"Pemakaian listrik saya juga biasa-biasa saja," kata Teguh.

Tak hanya beban tagihan, Teguh juga harus dihadapkan untuk membeli kapasitor atau KVarh. Kerena sebagai pelaku industri, ia harus memasang beban normal, beban puncak dan KVarh untuk industri.

"Alat kita harus dianggap bersih dengan ditambahi KVarh tadi biar tidak jebol. Sehingga listrik bisa stabil. Harga kapasitor itu sekitar Rp 23 juta," jelas Teguh.

5. Terpaksa pakai genset

Akibat pemutusan listrik, bengkel miliknya tak mendapat pasokan listrik. Sehingga ia meminjam genset kepada temannya.

"Hingga kini masih meminjam genset pinjaman," katanya.

Teguh kini harus memikirkan cara agar dapat melunasi tagihan listriknya yang meroket.

Selama pandemi COVID-19, memaksa bengkel las miliknya fakum. Sehingga, kebutuhan finansial dia dan keluarganya ditopang oleh usaha toko kebutuhan sehari-hari.

"Semoga tidak ada korban-korban lagi seperti saya. Saya berharap di pusat saya dicatat sebagai pihak yang tidak bersalah," harap Teguh.

Permasalahan yang dialami Teguh seharusnya bisa dibawa ke PLN pusat. Guna membuktikan apakah dirinya tidak bersalah atas timbulnya tagihan listrik dengan nominal yang fantastis.

"Dampaknya kerja saya jadi terhambat ini kalau seperti itu. Jadi saya berpikir agar diselesaikan di daerah. Karena apabila diteruskan di pusat, akan mempengaruhi ritme kerja dan malah khawatir nanti saya jadi gak kerja-kerja," tutur Teguh.

Sebelumnya, Teguh menyampaikan keluhannya itu di akun media sosial Facebook, Selasa (9/6/2020).

"Padahal selama saya 23 tahun menjadi pelanggan PLN, selalu taat membayar. Lalu tagihannya hanya Rp 985.000 hingga sampai Rp 2.200.000," ujar Teguh yang merupakan warga Lawang, Kabupaten Malang ketika dikonfirmasi.

Teguh menambahkan, keanehan nominal tagihan terjadi sejak tempat bengkel las miliknya didatangi oleh petuhas PLN. Peristiwa itu terjadi pada bulan Januari 2020.

"Saya tidak merasa melakukan kesalahan dengan pihak PLN," kata Teguh.

Pada bulan berikutnya, yakni Februari, Teguh mendapati kenyataan bahwa tagihan listriknya naik. Namun, kenaikan tersebut dianggapnya masih pada kewajaran

"Dari situ saya mulai curiga, namun rasa curiga saya hilang ketika saya mendapati kenaikannya ternyata wajar," ungkap Teguh.

Keanehan terjadi ketika memasuki bulan Mei. Tagihan listriknya melonjak tidak wajar. Sebesar Rp 20.158.686.

"Benar-benar seperti mimpi. Guna memastikan kebenarannya, saat itu langsung saya cek meteran saya, dan saya coba hitung sampai hari ini ternyata sebanyak itu," beber Teguh.

Teguh tidak merasa melakukan pemakaian listrik hingga dikenai tarif puluhan juta rupiah. Alhasil, ia menanyakannya kepada PLN.

"Hasilnya tagihan tersebut harus tetap kami lunasi," katanya sedih.

Teguh terpaksa harus memikirkan cara untuk melunasi tagihan listrik. Wabah corona juga membuat usaha bengkel lasnya kembang kempis.

"Kami serahkan keadilan kepada-Nya," harapnya berdoa.

Profil Dokter Miftah Fawzy yang Meninggal Positif Covid-19, Dekan FK Unair: Calon Dokter Terbaik

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 11 Juni: Pasien COVID-19 3627, Tren Kesembuhan Meningkat

Rahasia Risma dan Dinkes Surabaya Bisa Sembuhkan 923 Pasien Corona (COVID-19)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved