Virus Corona di Surabaya

PSBB Surabaya Berakhir, Risma Minta Masjid di Surabaya Matikan AC Dulu, Ini Fakta dan Alasan

Setelah PSBB berakhir, Wali Kota Tri Rismaharini atau Risma minta masjid di Kota Surabaya mematikan pendingin ruangan (AC) dulu.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID/Sugiharto
Masjid Al Akbar Surabaya telah menggelar salat Jumat berjamaah. Wali Kota Risma minta masjid di Surabaya matikan AC dulu untuk mencegah penularan Virus Corona atau COVID-19. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya berakhir, Wali Kota Tri Rismaharini atau Risma minta masjid di Kota Surabaya mematikan pendingin ruangan (AC) dulu.

Fakta-fakta dan alasan Risma mengeluarkan imbauan terkait protokol kesehatan di tempat ibadah ada di sini.

Bisakah AC menjadi sarana penularan Virus Corona atau COVID-19?

Kronologi Dokter di Surabaya Meninggal Dunia Tertular Virus Corona (COVID-19), Ini Fakta-faktanya

BERITA SURABAYA Populer Hari Ini: Khofifah Ungkap Sebaran COVID-19 Surabaya Bahaya, Ini Kata Risma

5 Fakta Jenazah Covid-19 Dibawa Pulang di Surabaya, di Makassar Polisi Tangkap Massa Ambil Paksa PDP

Viral Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Warga Malang Protes PLN Tapi Tetap Harus Bayar, Ini 5 Faktanya

Seperti diberitakan Surya.co.id, Risma terus menjalin komunikasi dengan pemuka agama di Surabaya supaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat di rumah ibadah, Rabu (10/6/2020).

Risma mensosialisasikan penerapan protokol keshatan saat Covid-19 atau Virus Corona masih mengancam warga Kota Pahlawan.

"Mulai kemarin kita sudah membuat protokol-protokol atau tatanan di tengah pandemi ini," kata Risma, usai melakukan komunikasi daring dengan pemuka agama, Rabu (10/6/2020).

Risma mengaku sudah menyiapkan poin-poin penting di masa transisi ini.

Nantinya, hal itu bakal dikeluarkan dalam bentuk surat edaran (SE) untuk diterapkan di lingkungan tempat ibadah.

Salah satu yang disebutkan Risma, pengurus tempat ibadah harus menyiapkan petugas-petugas atau relawan guna menjaga di pintu masuk area tempat ibadah.

Tugasnya nanti adalah melakukan screening atau pengecekan suhu tubuh.

Selain itu, Risma juga minta para pengurus rumah ibadah untuk menyiapkan sabun cuci tangan.

Harus mengatur jarak dan tidak melebihi separuh kapasitas.

Kemudian juga tidak menggunakan AC maupun karpet.

wali kota Surabaya, Tri Rismaharini mengingatkan warga Surabaya untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan setelah PSBB di Surabaya Raya tak diperpanjang
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengingatkan warga Surabaya untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan setelah PSBB di Surabaya Raya tak diperpanjang. (surabaya.tribunnews.com/yusron naufal putra)

Risma juga mengatakan, pengurus nantinya harus melakukan sosialisasi kepada jamaahnya.

Diantaranya, bila ada yang merasa sakit, seperti batuk, sesak, maupun flu agar diimbau untuk tidak dulu beraktivitas di rumah ibadah.

Sebab, antisipasi virus Corona ini memang harus terus dilakukan.

Risma memang mengaku memiliki perhatian di tempat ibadah ini.

Sebab, sebelumnya ditemukan klaster di rumah ibadah.

Dia tak ingin hal itu kembali terjadi.

Hal itu menjadi penting, lantaran di Surabaya tak sedikit yang masuk kategori OTG atau orang tanpa gejala.

Sehat secara fisik, namun dia bisa carrier atau dapat menularkan kepada orang lain.

"Karena itu kita harus memiliki protokol-protokol yang ketat," kata Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.

Untuk diketahui, komunikasi via teleconference itu dilakukan Risma dan diikuti oleh tokoh agama, seperti takmir masjid atau musala, serta para pengurus gereja, vihara, dan kelenteng di Surabaya.

Selain itu, diikuti pula Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Tanjung Perak dan Danrem 084/Bhaskara Jaya beserta Dandim Surabaya Timur, Selatan, dan Utara.

AC berpotensi menularkan penyakit

Sejumlah orang khawatir sirkulasi udara di dalam ruang berpendingin udara (AC) yang tak lancar bisa jadi sarana penularan penyakit.

Terutama AC di ruang publik seperti kantor, restoran, toko, pusat kebugaran, dll.

Mengingat pentingnya sirkulasi udara, pemerintah menganjurkan pengelola tempat publik untuk menjaga kualitas udara di dalam ruangan.

Seperti dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan (23/5/2020), salah satu poin protokol kesehatan pencegahan Covid-19 meliputi menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan.

Kualitas udara perlu dioptimalkan dengan menjaga kelancaran udara, sinar matahari bisa masuk ruangan, serta membersihkan filter AC.

Lantas, bisakah AC menjadi biang sarana penularan virus corona?

Berkaca dari penularan virus Corona di Wuhan Melansir Health (21/5/2020), laporan yang diterbitkan di Emerging Infectious Diseases meningkatkan kewaspadaan terkait penggunaan AC di ruang publik saat wabah virus Corona merebak.

Riset tersebut mengungkap, sembilan orang di Wuhan, China, terinfeksi virus Corona setelah duduk di dekat ventilasi AC di sebuah restoran.

Menurut laporan, virus itu ditularkan dari orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 yang mengunjungi restoran dan duduk persis di depan AC.

Menyikapi temuan tersebut, ahli dari Departemen Mikrobiologi, Imunologi, dan Genetika Molekuler University of California, Manish Butte PhD mengatakan, AC di tempat publik bisa jadi berpotensi menularkan penyakit.

Simpulan tersebut didasarkan pada cara kerja AC.

Pendingin udara dapat menyirkulasikan udara lebih cepat dengan menghilangkan kelembaban.

Hawa panas yang ditahan uap air tersebut membuat kelembaban udara menurun dan ruangan jadi lebih dingin.

"Saat terjadi penguapan, droplet (cipratan dari cairan pernapasan) yang mengandung penyakit bisa ikut mengering," jelas Butte.

Sebagai informasi, droplet bisa menyebar saat seseorang bernapas, bicara, batuk, dan bersin.

Ukuran dan jarak penyebaran droplet tersebut bisa bervariasi.

Di sisi lain, droplet juga bisa menyebar saat AC dinyalakan.

Pasalnya, aliran udara dari ventilasi bisa mendorong droplet mengandung kuman termasuk virus Corona ke udara.

Cipratan cairan dari saluran pernapasan ini bisa langsung terhirup orang lain. Atau, penyakit dapat menular secara tidak langsung saat droplet menempel di permukaan benda dan tanpa sengaja disentuh orang lain.

"Memperhatikan arah aliran udara penting untuk mencegah penularan virus Corona," jelas dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved