Virus Corona di Surabaya

Kronologi Lengkap Warga Pegirian Surabaya Bawa Pulang Jenazah Covid-19, Juga Sempat Bongkar Makam

Kronologi warga Pegirian Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur membawa pulang paksa jenazah covid-19 terungkap.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Musahadah
Youtube TVOne
Warga pegirian yang membawa pulang paksa jenazah covid-19 ternyata juga sempat membongkar makam. 

SURYA.c.id | SURABAYA - Kronologi lengkap warga Pegirian Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur membawa pulang paksa jenazah covid-19 terungkap. 

Jenazah yang sudah dibawa pulang pada Kamis (4/6/2020) itu akhirnya dimakamkan sesuai protokol kesehatan.

Meski begitu, jenazah itu juga  sempat dibongkar oleh pihak keluarga. 

Berikut  kronologi selengkapnya: 

1. Bawa pulang paksa jenazah dari RS Paru Surabaya

Video detik-detik saat keluarga membawa pulang jenazah covid-19 viral di media sosial. 

Dalam video itu tampak jenazah pasien COVID-19 itu didorong beserta kasurnya.

Hal itu terjadi di RS Paru Surabaya. 

Keluarga membawa paksa lantaran meyakini pasien yang meninggal tersebut bukan karena virus corona.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Camat Semampir, Siti Hindun Robba Humaidiyah.

Menurutnya, hal itu terjadi pada Kamis, (4/6/2020).

"Memang itu warga Pegirian, mereka menganggap itu bukan Covid-19, padahal hasil swabnya itu positif," kata Hindun.

Viral video warga Pegirian Surabaya bawa pulang jenazah COVID-19.
Viral video warga Pegirian Surabaya bawa pulang jenazah COVID-19. (Facebook)

2. Dimakamkan sesuai prosedur covid-19

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum mengaku setelah mendengar kabar itu, pihaknya beserta puskesmas dan koramil langsung ke lokasi kejadian. 

 "Ternyata benar, almarhum positif corona," kata KBP Ganis seperti dikutip dari yotube TVOne, Sabtu (6/6/2020).

Setelah itu, pihaknya berupaya bernegosiasi dengan ahli waris untuk dilakukan pemulasaran sesuai protokol kesehatan.

"Cukup alot juga. Alhamdulillah pihak keluarga mengerti dan langsung menyerahkan untuk dilakukan pemulasaran sesuai protokol," katanya. 

Diakui Ganis, untuk bisa meyakinkan keluarga pihaknya memberikan pengarahan agar tidak mengambil resiko apapun dalam situasi pandemi. 

Dia juga mengingatkan keselamatan keluarga yang masih hidup lebih penting. 

3. Makam sempat dibongkar

Meski telah dimakamkan sesuai protokol kesehatan, ternyata ada beberapa pihak keluarga yang masih tidak terima. 

PIhak keluarga ini berupaya membongkar kembali makam secara paksa. 

Ganis mengakui, sebelum jenazah diangkat pihaknya langsung bergerak cepat ke lokasi dan memberikan pengertian ke keluarga. 

Akhirnya jenazah dipindahkan ke pemakaman sesuai dengan protokol kesehatan oleh petugas. 

4. Rapid tes keluarga

Setelah kejadian itu, pihak keluarga yang bersentuhan dengan jenazah langsung dilakukan rapid test. 

Hasilnya, seluruh anggota keluarga non freaktif.

Meski begitu isolasi mandiri tetap harus dilakukan.

Lihat video: 

100 orang bersenjata tajam angkut jenazah PDP

Peristiwa mirip di Pegirian itu bukan kali ini saja.

Sebelumnya, pengunjung Rumah Sakit Makassar, Sulawesi Selatan hebohkan dengan kehadiran sekitar 100 orang bawa senjata tajam mengambil jenazah PDP Covid-19.

Kondisi itu membuat tim medis yang sedang bertugas di di ruang ICU rumah sakit tersebut tak berkutik dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Rencananya, pihak rumah sakit akan memakamkan jenazah PDP itu di pemakaman Covid-19 Maccanda, Kabupaten Gowa sesuai protokol kesehatan.

Gara-gara ulah seratusan warga tersebut, akhirnya rencana pemakaman gagal. Kehadiran orang-orang bersenjata tajam itu pun terekam dan videonya disebar di media sosial hingga viral.

Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Rabu (3/6/2020) siang.

Direktur RS Dadi, Arman Bausat membenarkan peristiwa itu.

Menurutnya, PDP yang meninggal di rumah sakitnya tersebut merupakan pasien rujukan dari RS Akademis Makassar pada Senin (1/6/2020).

Pasien tersebut meninggal pada Rabu (3/6/2020).

Sebelumnya menderita batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah.

Karena adanya gejala tersebut, status pasien saat itu masuk dalam kategori PDP.

Sehingga untuk pemakamannya akan dilakukan sesuai standar protokol Covid-19.

"Jadi kami langsung hubungi tim gugus tugas covid dan baru rencana akan dikafani, dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa.

Eh, datang pihak keluarganya langsung ambil paksa dan bawa pergi,” jelasnya.

Saat peristiwa pengambilan paksa jenazah tersebut, Arman mengatakan pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Sebab, pihak keluarga memaksa membawa jenazah PDP tersebut untuk dibawa pulang.

Pertimbangan lainnya, proses penjemputan paksa yang dilakukan pihak keluarga dilakukan sekitar 100 orang dan membawa senjata tajam.

"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah,” kata Arman saat dikonfirmasi, Kamis (4/6/2020).

Padahal saat jenazah itu diambil paksa, dijelaskan dia, petugas medis akan mengambil sampel pada korban.

Namun hal itu dibatalkan karena jenazah sudah terburu dibawa keluarga.

"Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir ratusan orang bawa senjata tajam.

Ya dibiarkan saja,” tuturnya.

Update PSBB Surabaya Berakhir Butuh Transisi 14 Hari ke New Normal, Risma Siapkan Contoh Peraturan

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim Selasa 9 Juni Total 6297, Peraturan Baru Setelah PSBB

Contoh Protokol Kesehatan setelah PSBB Surabaya Raya Berakhir, Risma: Melanggar Akan Dicabut Izinnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved