Virus Corona di Surabaya

Devintya Eka Sugiharso : Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Masih Riskan

Devin berharap, di tahun ajaran baru pembelajaran dapat dilakukan secara daring sementara waktu hingga ditemukan data yang valid.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Devintya Eka Sugiharso 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wacana pemerintah memberlakukan kegiatan belajar-mengajar konvensional di masa new normal jelang ajaran baru, dinilai kurang tepat.

Pasalnya, Kota Surabaya masih masuk zona merah tua.

Pendapat itu diungkapkan Devintya Eka Sugiharso, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya.

"Tidak tepat rasanya melakukan pembelajaran secara tatap muka di tengah kondisi Surabaya yang sekarang ini," kata Devin, panggilan akrabnya, Minggu (7/6/2020).

Selain itu, perempuan kelahiran Malang 3 Desember 1998 ini menyebut, masyarakat masih minim kesadaran diri akan menggunakan protokol kesehatan sesuai dengan WHO, seperti memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar rumah.

"Kurangnya pemahaman masyarakat inilah yang membuat wacana ini akan riskan jikalau semua sekolah dibuka otomatis, karena akan semakin memperbesar kemungkinan penularan covid ini," ujar perempuan pehobi traveling dan membaca buku ini.

Devin berharap, di tahun ajaran baru pembelajaran dapat dilakukan secara daring sementara waktu hingga ditemukan data yang valid.

"Sembari menunggu, saya akan berusaha memberikan edukasi pada orang di sekitar saya karena sangat penting menggunakan masker dan mencuci tangan selepas keluar rumah untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19," papar Devin, yang pernah mengikuti pertukaran pelajar Amerika-Indonesia IUSYLP (Indonesia-US Youth Leadership Program).

Namun, apabila sistem pembelajaran tatap muka benar-benar dilakukan, Devin berharap, agar ada rapid tes dan karantina mandiri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved