Kampung Tangguh Sidoarjo
Kisah Dua Pasien Covid-19 Sidoarjo yang Berhasil Melawan Penyakitnya, Jangan Setres Tetap Optimistis
Di kampung tersebut, bukan hanya dua orang ini yang terpapar Corona. Ada sekitar 21 warga di sana yang positif Covid-19.
Penulis: M Taufik | Editor: Anas Miftakhudin
SURYA.CO.ID I SIDOARJO -
Yasminah melambaikan tangannya ke sejumlah petugas dan relawan di Posko Kampung Tangguh Semeru yang ada di ujung Jalan S Parman, Desa Waru, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jumat (29/5/2020) sore.
Perempuan 46 tahun itu berjalan kaki melewati gang yang ditutup untuk umum. Dia menuju ke rumahnya di RW 12, kampung yang sejak beberapa waktu lalu ditutup total gegara banyak warga terpapar Covid-19.
"Alhamdulillah sudah boleh pulang," ujar perempuan berjilbab yang 16 hari terakhir menjalani perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 karena positif Corona.
Setelah dinyatakan sehat usai menjalani perawatan di tempat isolasi rumah sakit, dia diperbolehkan pulang. Tapi Yasmina akan melanjutkan isolasi mandiri di rumah sambil memastikan dirinya benar-benar sembuh dari paparan Corona.
Ketika di Posko, perempuan berjilbab ini sempat menceritakan pengalamannya melawan corona.
"Saat itu tubuh saya demam. Setelah dicek dan dinyatakan positif, saya langsung dibawa ke rumah sakit," kisahnya.
Perawatan medis pun dijalani. Saban hari, Yasmina harus mengonsumsi sejumlah obat, vitamin, makanan bergizi, dan menjalani pola hidup sehat selama di karantina.
"Saya berjuang dan terus semangat. Kuncinya, tetap semangat untuk bisa sembuh dan jangan stres," kata dia membeber jurus melawan Covid-19.
Selama menjalani perawatan, dia mengaku memperbanyak ibadah. Mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Alhamdulillah, imun saya meningkat. Dan saya berhasil sembuh," urainya.
Hal serupa disampaikan Wagianto, juga warga RW 12 yang berhasil sembuh setelah terpapar Covid-19. Namun selama ini dia tidak menjalani perawatan di rumah sakit, hanya melakukan isolasi mandiri di rumah.
Apa rahasianya ?
"Saya berusaha terus berpikir positif. Semangat dan yakin bisa sembuh," jawab pria 48 tahun itu.
Selama menjalani karantina mandiri, kebutuhan makanan keluarga dicukupi pihak desa. Melalui Posko Kampung Tangguh, saban hari dia disuplai makanan dan sejumlah kebutuhan lain.