Virus Corona di Surabaya
Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim, Senin 25 Mei 2020: Tambah 223 Kasus, Total 3886 Covid-19
Jumlah kasus Virus Corona di Indonesia masih terus menunjukkan peningkatan. Simak Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim hari ini, Senin (25/5/2020
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Dilansir dari laman Covid-19.go.id, jumlah tambahan kasus Covid-19 di Jatim hari ini berjumlah 223 kasus.
Jumlah tambahan kasus hari ini kembali membuat Jatim menjadi provinsi penyumbang kasus terbanyak di Indonesia.
Sebelumnya, Jatim selama 3 hari berturut-turut menjadi provinsi dengan tambahan kasus terbanyak di Indonesia.
Sebanyak 223 kasus tambahan di Jatim ini membuat total kasus Virus Corona di Jatim mencapai angka 3886 kasus.
Jatim masih konsisten menjadi provinsi dengan kasus terbanyak kedua di Indonesia, dan memperlebar jarak dengan Jawa Barat.
Provinsi dengan total kasus Covid-19 atau Virus Corona terbanyak masih berada di DKI Jakarta yang memiliki 6.709 kasus.
Update PSBB Surabaya Jilid II
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya tahap kedua memasuki hari terakhir, Senin (25/5/2020).
Selama 14 hari pelaksanaan PSBB di Surabaya Raya, Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Surabaya, dr Windhu Purnomo menilai pelaksanaan PSBB tahap kedua justru lebih buruk dibandingkan tahap pertama.
Salah satu penyebabnya, adalah masyarakat yang sudah tidak mengindahkan Protokol Covid-19 dan Physical Distancing menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
"Kalau saya melihat jilid dua malah lebih buruk dari jilid satu, apalagi menjelang lebaran kan, mal sudah banyak yang buka, rame, orang jualan pakaian rame, macam-macam. Kalau kita lihat kan pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan," kata Windhu, Senin (25/5/2020).
Hal tersebut, lanjut Windhu terjadi karena saat perpanjangan PSBB menuju tahap kedua tidak dibarengi dengan perubahan Pergub, Perwali atau Perbub yang lebih tegas lagi untuk penindakan bagi pelanggar poin-poin dalam PSBB.
"Tidak ada perubahan apa-apa kan, padahal saat pelaksanaan kan perlu ketegasan dari aparat. Aparat itu perlu payung hukum, lah payung hukumnya tidak berubah, tidak ada sanksi yang lebih ketat, tidak ada yang lebih membuat orang jera (dibandingkan tahap pertama)," lanjut Windhu.
Dari situ, Windhu juga menjelaskan dari kurva epidemiologi kumulatif di tiga daerah di Surabaya Raya, maupun masing-masing daerah yaitu Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, kasus Covid-19 masih meningkat terutama untuk Kota Surabaya.
"Secara kumulatif kurvanya itu menanjak. Terutama Surabaya. Kalau Gresik lumayan (landai) tapi pada hari terakhir itu masih ada peningkatan," pungkasnya.
(Sofyan Arif Candra/Abdullah Faqih/Surya.co.id)