Gadis Belia Dilacurkan

Kronologi Pengungkapan Enam Gadis Belia yang Dilacurkan dengan Kedok Panti Pijat

Dalam penggerebekan itu, petugas mengamankan dua tersangka selaku pengelola dan mami. Satu orang wanita dan satu laki-laki

Editor: Anas Miftakhudin
freepik/Montase
Ilustrasi prostitusi online 

Juga, Akmal Muyassar Rahman alias Akmal (19), warga Sindangsari III, Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani Bandung, Diah Nuraeni (24), warga Jalan Baranang Siang, Kelurahan Kebonpisang, Kecamatan Sumur Bandung, Dadan (20), warga Bandung dan Edi Wiyono (30), warga Trenggalek.

Sementara tujuh PSK online yang dibawa para tersangka dari Bandung, setelah dimintai keterangan penyidik dipulangkan ke Bandung. Usianya raya-rata 25 tahun. Kulitnya kuning langsat, berparas ayu dan tinggingnya semampai. Mereka diinapkan di beberapa kamar hotel di wilayah Surabaya Timur.

Dari keterangan tersangka, menggeluti muncikari sudah lebih dari enam bulan lalu. Setiap bulannya, tersangka bisa meraup keuntungan antara Rp 5 juta hingga 10 juta.

Dalam pemeriksaan juga terungkap, tujuh muncikari setiap bulannya keliling kota-kota besar di Indonesia. Sasaran expo PSK online dan muncikari online di antaranya, Surabaya, Jakarta, Bandung, Bali dan Makassar untuk menawarkan jasa zina.

"Anak buah para tersangka ini dibawa dari Bandung. Ada pula dari mulut ke mulut. Terkadang di tempat singgah itu, mereka mencari wanita yang bersedia untuk ditawari menjadi anak buahnya," jelas Iptu Agung Kurnia Putra.

Untuk memasarkan anak buahnya lewat jejaring sosial, tersangka menerapkan sistem down payment (DP) via rekening untuk mengunci slot layanan anak buahnya.

"Para pelanggan harus mentransfer sejumlah uang dulu sesuai tarif dan kesepakatan antara pelanggan dan muncikari," tandasnya.

Terbongkarnya prostitusi online itu setelah muncikari memasarkan anak buahnya lewat aplikasi Mi Chat dan twitter. Mereka mempromosikan anak buahnya yang dibawa dari Bandung siap menemani berikut beberapa foto 'ayam piaraannya'.

Dari operasi secara diam-diam, petugas menggerebek salah satu kamar hotel yang disediakan untuk melayani lelaki hidung belang. Dari penangkapan salah satu PSK online asal Bandung, akhirnya terungkap jika yang mengendalikan ada tujuh orang mucikari.

Mereka ternyata menginap di satu hotel yang digerebek. Seketika itu PSK yang tertangkap disuruh menunjukkan kamar yang dipakai menginap para mucikari itu.

"Sistemnya tersangka menawarkan jasa layanan seks melalui Mi chat. Ketika ada pelanggan yang chat ke akun, mereka menawarkan korban melalui foto berikut rate tarif layanan hubungan badan," kata Agung, Kamis (14/5/2020).

Tarif sekali kencan, tersangka membanderol harga antara Rp 500.000 hingga Rp 800.000. Mucikari mengambil untung 20 hingga 30 persen dari hasil yang didapatkan anak buahnya.

"Sehari bisa 4 sampai 5 pelanggan. Satu tersangka memiliki satu anak buah," tandasnya. 

Dalam kasus ini, para mucikari terancam pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 dan atau pasal 269 KUHP dan atau pasal 506 KUHP tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya
Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya (surya.co.id/firman rachmanuddin)

Sebelumnya, Subnit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya membongkar prostitusi online yang dikendalikan muncikari via jejaring sosial dengan melibatkan ratusan PSK yang tersebar di seluruh kota di Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved