Virus Corona di Tulungagung
PNS Tulungagung Reaktif Covid-19 Bikin Repot Petugas, Asik Belanja, Ngeyel Tak Mau Dikarantina
Seorang aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) Tulungagung, Jawa Timur yang reaktif covid-19 membuat repot petugas kesehatan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Seorang aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) Tulungagung, Jawa Timur yang reaktif covid-19 membuat repot petugas kesehatan.
PNS Tulungagung reaktif covid-19 ini terjaring saat belanja di Golden Swalayan Tulungagung, Rabu (20/5/2020).
PNS ini masih mengenakan seragam hitam putih dan berbelanja di saat jam berja.
Ia diminta ikut rapid test bersama 69 orang lainnya, sesama pengunjung dan karyawan.
Hasil rapid test menunjukkan, sampel darah PNS ini reaktif.
Wakil Juru Bicara Gugus Tugas, Galih Nusantoro membenarkan keberadaan PNS yang ada di pusat perbelanjaan.
"Kebetulan saat itu ketahuan petugas, dan diminta rapid test. Dan hasilnya reaktif," ujar Galih.
Hasil rapid test ini langsung ditindaklanjuti.
PNS itu akan dikirim ke Rusunawa IAIN Tulungagung, untuk melakukan karantina.
Menolak

Informasi terbaru ternyata PNS berinisial E itu menolak dikirim ke tempat karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung.
Bahkan petugas medis yang melakukan pelacakan kontak terdekat terhadap keluarganya juga ditolak.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung, Bambang Triono mengakui penolakan tersebut.
“Terpaksa kami menekannya lewat kepala dinas dan sekretaris dinas tempatnya bekerja,” terang Bambang, Jumat (22/5/2020).
Bambang pun menegaskan, sebagai ASN harus memberi contoh kepada masyarakat.
Bambang berpesan kepada kepala dinas dan sekretaris dinas, E punya tiga pilihan, yaitu datang sendiri, dijemput petugas medis atau tetap membangkang sehingga harus dievakuasi polisi.
Setelah mendapat peringatan keras itu, E akhirnya masuk ke tempat karantina pada Kamis pagi.
“Tidak ada pilihan memang, ini demi kebaikan bersama. Ini sudah aturan dan sebagai ASN dia harus memberi contoh,” tegas Bambang.
Sebagai tindak lanjut temuan E yang kedapatan reaktif, Gugus Tugas melakukan rapid test total di dinas tempat E bekerja.
Rapid test dilakukan kepada kepala dinas hingga pemilik kantin yang melayani di dinas ini.
Masih menurut Bambang, rapid test secara total ini atas perintah bupati selaku kepala Gugus Tugas.
“Hasil ini seluruhnya sudah menjalani rapid test, dimulai pukul 09.30 WIB tadi,” sambung Bambang.
Gugus Tugas belum menyampaikan hasil dari rapid test menyeluruh ini.
Namun informasi yang didapat dari internal dinas ini, ada dua pegawai yang reaktif.
Dua pegawai itu semuanya berjenis kelamin perempuan.
50 Persen Abai Pakai Masker

DI bagian lain, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung kemali melakukan random rapid test di dua titik yang ditentukan, Kamis (21/5/2020).
Dua lokasi itu adalah Pasar Ngemplak dan area Jembatan Ngujang 2, yang banyak dipakai ngabuburit anak muda.
Di Ngujang dua, banyak anak muda yang melintas tanpa memakai masker dihentikan petugas gabungan TNI, Polisi dan Satpol PP.
Mereka kemudian didata dan diminta untuk ikut rapid tes di Pos Pengamanan Operasi Ketupat Semeru 2020, yang ada di lokasi itu.
Hasilnya, dari 30 orang yang dites semuanya menunjukkan hasil nonreaktif.
Demikian juga di Pasar Ngemplak, dari 28 orang yang ikut rapid test semuanya nonreaktif.
“Random rapid test ini dilakukan pada populasi yang sudah direncanakan. Ini penting untuk evaluasi Gugus Tugas ke depan,” terang wakil Juru Bicara Gugus Tugas, Galih Nusantoro.
Secara khusus Galih menyoroti banyaknya warga yang mengabaikan penggunaan masker.
Bahkan Galih mencatat, prosentase ketidakpatuhan warga untuk memakai masker mencapai 50 persen.
Di Jembatan Ngujang 2, warga yang tidak memakai masker sempat dikumpulkan dan diberi nasehat oleh polisi.
“Yang tidak pakai masker itu yang kami hentikan dan minta untuk rapid test,” sambung Galih.
Sikap warga yang acuh juga akan menjadi bahan evaluasi Gugus Tugas.
Nantinya Gugus Tugas akan mendorong peraturan yang mewajibkan penggunaan masker selama pandemi virus corona.
“Sosialisasi sudah dilakukan, anjuran juga sudah dilakukan. Ke depan memang harus diwajibkan,” tegas Galih.
Dalam dua hari, Gugus Tugas telah melakukan rapid test terhadap 448 orang warga.
Dari jumlah itu, empat orang reaktif. Dari empat orang itu, satu orang berasal dari Kabupaten Trenggalek.
Artinya dari seluruh sampel itu hanya ada 3 warga Tulunggaung yang reaktif.
Jika diprosentase angkanya hanya 0.67 persen.
“Angka itu cukup menggembirakan. Kita tinggal menjaga agar tidak ada transmisi lokal,” ujar Galih.
Selain itu Galih mengungkapkan, seluruh klaster Covid-19 di Tulungagung sudah ditangani secara baik.
Karena itu masyarakat diminta disiplin untuk mematuhi protokol Covid-19.
• Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim, Jumat 22 Mei 2020: Dalam Sehari Naik 311 Kasus
• Efek Viral Video Habib Umar Assegaf Cekcok dengan Satpol PP Surabaya, Pihak ke-3 Dompleng Buat Panas
• Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Bersilaturahmi Idul Fitri Secara On Line: Jangan Cipika Cipiki